MENJAWAB SYUBUHAT MENGENAI DAKWAH MELALUI TELEVISI
Sumber Channel Telegram: Dars_Syaikh_Abu_Fairuz
MENJAWAB SYUBUHAT MENGENAI DAKWAH MELALUI TELEVISI
Faedah tanya jawab :
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
akhi tolong tanyakan kpd syaikh abu fairuz,
bahwa sebagian kawan paham bahwa akhwat tidak boleh menonton ceramah seorang dai lewat vidio, karena itu bisa menyebabkan sebagian akhwat terfitnah ketika melihat wajah dai tsb
tapi sbgian dai yg cramah di vidio mengatakan "jangan salahkan ustadznya yg muncul di vidio, tp salahkan akhwatnya, kenapa dia yg terkagum dan suka melihat wajah ustadznya" dan mereka jg berkata " walau mungkin sebagian akhwat akan terfitnah dgn wajah ustadznya dan ini terbilang mafsadah yg khusus, tapi ceramah lewat vidio mashlahatnya lebih besar, oleh karena itu kemashlahatan umum atau rojihah itu lebih di dahulukan dari pada mafsadah yg lebih kecil atau yg khusus"
mohon tanggapan dan jawaban dari syaikh
jazaakallaahu khoiron
Jawaban :
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.
Jawaban itu cukup dengan dalil yang mengharamkan gambar. Seluruh yang Allah haramkan adalah mafsadah murni atau mafsadah rajihah, sekalipun orang seluruh dunia bilang bahwasanya maslahatnya lebih besar.
Apakah orang tadi yang lebih tahu? Ataukah Allah dan Rasul-Nya shallallohu alaihi wasallam yang lebih tahu tentang maslahah dan mafsadah? Tidak mungkin Allah dan Rasul-Nya shallallohu alaihi wasallam mengharamkan suatu perkara kecuali karena mafsadahnya itu mutlak atau rajihah, sama saja orang sedunia tahu itu atau belum tahu.
Allah ta'ala tidak lupa tentang maslahah dan mafsadah di dalam penghalalan sesuatu atau pengharaman.
وما كان ربك نسيا.
"Dan Rabbmu sama sekali tidak lupa".
Bagaimana dikatakan jangan salahkan para dai tadi? Bahkan mereka wajib disalahkan karena sengaja melanggar dalil-dalil yang mutawatir tentang haramnya gambar, dan bahkan menjadikan perkara yang amat sangat haram sebagai sarana ibadah dan dengan itu mereka membuka pintu fitnah.
Dari sisi lain: Allah dan Rasul-Nya mewajibkan hijab antara lelaki dan perempuan yang bukan mahram. Tapi dengan sebab para dai tadi muncul di televisi ataupun video dan sebagainya yang tersebar di negara2 yang mana jumlah wanitanya jauh lebih besar daripada jumlah lelakinya, jadilah hijab di antara mereka itu tersingkap sehingga wanita2 yang jahilah melihat pada dzat2 yang bukan mahram mereka tanpa dihalangi oleh hijab.
Masalah2 itu semua dari awal sampai akhir adalah kesalahan2 yang amat besar.
Dan mereka bersikap mendahului Allah ta'ala dan Rasul-Nya shallallohu alaihi wasallam di dalam membicarakan masalah syariat, maslahat dan mafsadah.
يا أيها الذين آمنوا لا تقدموا بين يدي الله ورسوله واتقوا الله إن الله سميع عليم.
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya. Dan bertakwalah kalian kepada Allah karena sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"
يا أيها الذين آمنوا لا ترفوا أصواتكم فوق صوت النبي ولا تجهروا له بالقول كجهر بعضكم لبعض أن تحبط أعمالكم وأنتم لا تشعرون.
"Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian meninggikan suara kalian melebihi suara Nabi, dan janganlah kalian mengeraskan ucapan kepada beliau karena dikhawatirkan amalan-amalan kalian akan gugur dalam keadaan kalian tidak menyadari".
Barangsiapa lebih mengutamakan akal, perasaan, hawa nafsu, politik ataupun pendapatnya sendiri daripada ajaran Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam, maka dia lebih layak untuk digugurkan amalannya daripada orang yang meninggikan suara melebihi suara Nabi shallallohu alaihi wasallam. Itulah keterangan-keterangan Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam "I'lamul Muwaqqi'in".
Maka bagaimana setelah itu para dai yang sok pandai terhadap Allah dan Rasul-Nya shallallohu alaihi wasallam tidak mau disalahkan?
سبحان الله العظيم.
والحمد لله رب العالمين.
Di jawab oleh :
Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Indonesiy Aljawiy حَفِظَهُ اللّٰه