Header Ads

PEMAHAMAN SALAFIY ATAU HTI YANG KELIRU?

Sumber Channel Telegram: MaktabahFairuzAddailamiy

PEMAHAMAN SALAFIY ATAU HTI YANG KELIRU?


Pemahaman temen² salaf yg keliru menerjemahkan sebuah konteks hadist.

Bersabar itu ketika kepemimpinan yg syah menurut perspektif islam, misalkan kekhilafahan itu sdh ada, kita dipimpin oleh seorang khalifah yg melakukan kekeliruan. Meski dmikian kesabaran bukan berarti diam, buat apa ada hadist yg menyampaikan _afhdalu jihad bikalimatillahi haq indza sulthani zaiir_
Seafdhol² jihad itu menyampaikan kebenaran pada pemimpin yg keliru.
----------------------------------

JAWABAN :

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.

Allah tidak menyuruh diam, tapi menyuruh ikut syariat. Nahi mungkar itu wajib, tapi harus ikut cara yang disyariatkan.
Sebagaimana syahadat itu wajib, tapi harus ikut cara yang disyariatkan.
Sholat itu wajib, tapi harus ikut cara yang disyariatkan.
Puasa itu wajib, tapi harus ikut cara yang disyariatkan. Haji itu wajib, tapi harus ikut cara yang disyariatkan. Zakat itu wajib, tapi harus ikut cara yang disyariatkan. Jihad itu wajib, tapi harus ikut cara yang disyariatkan.
Merubah kesalahan itu wajib, tapi harus ikut cara yang disyariatkan.

Allah dan Rasul-Nya صلى الله عليه وسلم mewajibkan suatu amalan, dan mewajibkan kita menjalankan itu sesuai syariat, bukan dengan bid'ah dan pemikiran sendiri.

Mencuci baju saja jika caranya keliru akan merusak baju.
Menyetrika pakaian saja jika caranya keliru akan merusak pakaian.
Menanak nasi saja jika caranya keliru akan merusak beras.
Membangun rumah saja jika caranya keliru akan merusak rumah.
Mengkhitan anak saja jika caranya keliru akan merusak dzakar anak itu.
Mendidik anak dan istri saja jika caranya keliru akan merusak mereka berdua.

Semata-mata semangat saja itu tidak cukup untuk membangun dan membuat perbaikan. Perlu ilmu yang memadai, kebijaksanaan dan kesabaran serta peletakan segalanya tepat pada tempatnya, sesuai bimbingan Allah dan Rasul-Nya serta pengarahan pewaris para Rasul yang mendalam ilmunya, yang mana Allah memerintahkan kita untuk merujuk kepada mereka agar langkah menjadi tepat dan arah menjadi jitu.
Emosional dan kurangnya ilmu akan lebih banyak merusak.

Dari sisi lain: dari mana pemahaman bahwasanya ketaatan dan kesabaran itu hanya wajib jika terbentuk kekhalifahan saja?
Ayatnya umum:

وأولي الأمر منكم.

"Dan pemegang kekuasaan dari kalian".

Setelah masa kekhilafahan, umat ini dipimpin oleh para raja. Tapi Nabi Muhammad tetap memerintahkan untuk mendengar dan taat di dalam perkara yang ma'ruf.
Bahkan beliau menyebutkan:
Sekalipun yang memimpin kalian adalah hamba sahaya dari habasyah.

Pada asalnya: kepemimpinan adalah dari Quraisy.

Padahal asalnya: kepemimpinan adalah dipegang orang merdeka.
Tapi saat kenyataan yang terjadi adalah: kepemimpinan dipegang oleh gabungan sifat: hamba sahaya dan non quraisy -bahkan non Arab-, tetap Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم memerintahkan kita untuk tetap mendengar dan taat.

Jadi: 
siapakah yang pemahamannya keliru ternyata? Temen-temen salafi ataukah hizbut tahrir yang emosional dalam berdakwah sehingga menghancurkan dakwah Islamiyah di Uzbekistan?

والله أعلم بالصواب.
والحمد لله رب العالمين.
------------------

(Dijawab Oleh Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )
Diberdayakan oleh Blogger.