Kitab “Bimbingan Dalam Perjalanan Dan Penerbangan”
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين
Dengan pertolongan Allah semata telah tercetak kitab “Bimbingan Dalam Perjalanan Dan Penerbangan”, terjemah Kitab “Nashihatun ‘Abiratun ‘Ala Matnith Thairah”, sebagai nasihat singkat yang ditulis oleh Fadhilatusy Syaikh Abu Amr Abdul Karim Bin Ahmad Al Hajuriy Al Umariy حفظه الله di atas kapal terbang.
Inti dari risalah beliau ini adalah bimbingan dan nasihat untuk para penumpang pesawat udara, agar perjalanan mereka lebih terbimbing dan diberkahi. Namun di dalamnya juga banyak butiran-butiran mutiara yang bagus untuk menjadi pedoman bagi keumuman para musafir yang berjalan kaki ataupun mengendarai kendaraan apapun.
Bahkan di dalamnya banyak intan berlian yang sangat bernilai tinggi bagi keumuman kaum Muslimin yang tengah mengadakan perjalanan melintasi dunia yang menjadi jembatan antara alam ruh dengan alam Akhirat.
Secara global isinya adalah sebagai berikut:
Pertama: Ayat dan hadits yang mengisyaratkan akan adanya kendaraan-kendaraan modern, dan tafsir ulama tentang itu.
Kedua: tanda kekuasaan Allah ta’ala pada burung di angkasa.
Ketiga: keringanan bagi para musafir dalam masalah bersuci, shalat dan puasa.
Keempat: keutamaan syukur dan bahayanya mengingkari nikmat Allah.
Kelima: kewajiban mentauhidkan Allah dan bertakwa kepada-Nya di seluruh situasi.
Keenam: pentingnya menulis wasiat.
Ketujuh: pentingnya memeriksa keadaan pesawat terbang sebelum berangkat.
Kedelapan: pentingnya tawakkal pada Allah.
Kesembilan: doa saat keluar rumah.
Kesepuluh: doa saat berangkat safar, dan doa saat pulang.
Kesebelas: selalu berbaik sangka pada Allah.
Kedua belas: syarat-syarat bersafar ke Negara kafir.
Ketiga belas: hukum tinggal di Negara Kafir, dan wajibnya hijrah ke Negara Islam.
Keempat belas: wajibnya memilih pemimpin rombongan, dan hikmah dalam masalah itu.
Kelima belas: wajibnya mengagungkan shalat.
Keenam belas: kemaksiatan adalah sebab kekalahan dan kehinaan kaum Muslimin.
Ketujuh belas: pentingnya melestarikan bahasa Arab.
Kedelapan belas: bahayanya menyerupai orang kafir.
Kesembilan belas: pentingnya berpakaian dengan pakaian umat Islam.
Kedua puluh: terlaknatnya sepuluh jenis orang karena minuman keras.
Kedua puluh satu: terlaknatnya penyanyi dan pemain music.
Kedua puluh dua: wajibnya memelihara pandangan mata.
Kedua puluh tiga: haramnya ikhtilath antara lelaki dan perempuan.
Kedua puluh empat: haramnya wanita bersafar tanpa mahram.
Kedua puluh lima: mewaspadai fitnah wanita.
Kedua puluh enam: mewaspadai fitnah dunia dan hinanya dunia.
Kedua puluh tujuh: pentingnya qana’ah.
Kedua puluh delapan: mencari rezeki yang halal-halal saja.
Kedua puluh sembilan: bersikap lembut pada anggota rombongan.
Ketiga puluh: saling menolong di antara anggota rombongan.
Ketiga puluh satu: bersabar di atas kebaikan.
Ketiga puluh dua: mendengarkan dzikir dan nasihat.
Ketiga puluh tiga: pentingnya rihlah (mengembara) dalam menuntut ilmu dan pengalaman, serta meraih keutamaan.
Ketiga puluh empat: jagalah agamamu.
Ketiga puluh lima: kesengsaraan jiwa orang kafir.
Ketiga puluh enam: pentingnya menebarkan dakwah Islam.
Ketiga puluh tujuh: setia di atas Sunnah, dan menjauh dari bid’ah.
Ketiga puluh delapan: bahayanya bercita-cita menjadi pilot kapal terbang.
والحمد لله رب العالمين.
Spec :
Hardcover 104 halaman
Jilid Jahit
Pesan Sekarang