Menunggu Kelonggaran Ketika Diterpa Kesulitan
Sumber Channel Telegram: MaktabahFairuzAddailamiy
CONTOH MATERI KHUTBAH
---------------------------------------------------
Untuk pemesanan Kitab klik gambar |
Khutbah Keempat Belas: Menunggu Kelonggaran Ketika Diterpa Kesulitan
الحمد لله الحميد في وصفه وفعله، الحكيم في خلقه وأمره، الرحيم في عطائه ومنعه، المحمود في خفضه ورفعه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له في كماله وعظمته ومجده، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، أفضل مرسل من عنده ، اللهم صلى وسلم على محمد وعلى آله وصحبه وجنده . أما بعد:
Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Allah ta’ala, dan berpikirlah tentang hikmah-hikmah Tuan kalian di dalam pengaturan urusan-urusan, dan bahwasanya Dia itulah Yang layak dipuji, disanjung dan disyukuri atas seluruh pengaturan-Nya.
Ketahuilah bahwasanya:
﴿وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْ عَنْ كَثِيْرٍ﴾ ]الشورى: 30[.
"Apapun musibah yang menimpa kalian maka itu adalah disebabkan oleh ulah tangan kalian, dan Allah memaafkan kesalahan yang banyak dari kalian".
Dan ketahuilah bahwasanya kesulitan dan malapetaka ini pastilah akan dilonggarkan oleh Dzat Yang Maha Kuasa terhadap segala sesuatu. Dan pastilah Dia akan mengganti kesulitan tadi dengan kebalikannya, menukar kesukaran dengan kemudahan. Dengan Dia menjanjikan, dan Dia Maha Benar, Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Maka kembalilah kalian kepada diri-diri kalian sendiri dengan mengakui maksiat-maksiat dan aib-aib kalian, dan bertobatlah kalian kepada-Nya dengan tobat yang jujur dari seluruh dosa-dosa kalian.
Dan penuhilah apa yang Allah perintahkan kepada kalian, yaitu: bersabar ketika ada musibah-musibah, dan harapkanlah pahala dan ganjaran ketika kalian tertimpa bencana-bencana dan perkara-perkara yang tidak disukai.
Dan jadilah kalian di seluruh waktu kalian sebagai orang-orang yang tunduk dan merundukkan diri kepada Rabb kalian. Dan di segala keadaan kalian; kalian menjadi orang yang memohon kepada-Nya dihilangkannya kesulitan-kesulitan yang menimpa kalian dan memohon kedermawanan-Nya. Dan hadapkanlah hati-hati kalian kepada Dzat Yang mana di tangan-Nya itulah perbendaharaan- perbendaharaan rahmat dan rezeki-rezeki.
Juga nantikanlah kelonggaran dan hilangnya kesukaran dari Ar Rauf (Yang Maha Berbelas kasihan) Ar Rahim (Yang Maha Penyayang) Al Khallaq (Yang Maha mencipta), karena sesungguhnya ibadah yang paling utama adalah menunggu kelonggaran dari Yang Maha Penyayang lagi Maha Memberi rezeki). Jangan sampai hati-hati kalian dikuasai oleh keputusasaan, atau kalian mengungkapkan perkataan yang menunjukkan kejengkelan dan kemarahan serta keputusasaan; karena sesungguhnya seorang Mukmin itu selalu memohon pada Rabbnya, meminta karunia-Nya, mengharapkan-Nya, dan senantiasa merasa tergantung kepada-Nya di dalam mendatangkan manfaat-manfaat dan menolak bahaya-bahaya dari segala sisi.
Jika seorang Mukmin itu tertimpa kelapangan; dia ada di depan para ahli syukur. Jika dia terkena kesempitan; maka dia termasuk dari para penyabar. Dia mengetahui bahwasanya dia tidak punya Rabb selain Allah Yang dia inginkan dan dia seru, dan tiada sesembahan untuknya selain Dia Yang dia angankan dan dia harapkan.
Dia tidak punya perpindahan dan keberpalingan dari pintu Tuan dia. Hatinya tidak menoleh, tidak tergantung dan tidak berpaling kepada yang selain-Nya.
Kelapangan dan kenikmatan itu tidak membuat seorang Mukmin menjadi melampaui batas dan menyombongkan diri. Dan dia itu tidak banyak berkeluh kesah dan marah-marah terhadap ketetapan dan takdir ketika tengah tertimpa kesulitan. Dia berjalan bersama takdir-takdir yang menyedihkan yang terus berlangsung; dengan ketenangan dan ketentraman. Allah membimbing hatinya untuk bertindak yang seperti itu dikarenakan dia tahu bahwasanya perkara tadi adalah takdir dari Dzat Yang berfirman pada sesuatu: “Jadilah” maka terjadilah dia itu.
Maka orang tadi adalah hamba yang mendapatkan taufik yang mendapatkan keuntungan dari Rabb dan menegakkan peribadatan pada-Nya di segenap perubahan, dan dia telah meraih dua kebahagiaan: ketentraman pikiran dan bagusnya keadaan dan kesudahan, serta mendapatkan berbagai kebaikan. Allah ta’ala berfirman:
﴿مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ الله وَمَنْ يُؤْمِنْ بِالله يَهْدِ قَلْبَهُ وَالله بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ﴾ [ التغابن : 11] .
“Tidaklah suatu musibah itu menimpa kecuali dengan seidzin Allah. Dan barangsiapa beriman pada Allah; Allah akan memberikan petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Semoga Allah memberikan keberkahan untukku dan untuk kalian di dalam Al Qur’an yang agung.
------------------------------------
( Dikutip dari Kitab : "Al Fawakihusy Syahiyyah Fil Khuthabil Minbariyyah” lil Imam Abdurrahman Bin Nashir As Sa’diy رحمه الله | terjemah bebas : Catatan Salafi buat kumpulan Khutbah Al Imam As Sa'diy | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy)