Tawakkal Dan Isti’anah Pada Allah
Sumber Channel Telegram: MaktabahFairuzAddailamiy
CONTOH MATERI KHUTBAH
---------------------------------------------------
Untuk pemesanan Kitab klik gambar |
Khutbah Kedua Puluh: Tawakkal Dan Isti’anah Pada Allah
الحمد لله الذي وعد المتوكلين عليه بالكفاية التامة والمعونة ، وهون عليهم الأثقال وحمل عنهم المشقة والمؤنة . وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله وأصحابه . أما بعد :
Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Allah ta’ala Yang telah menciptakan kalian, memberikan kalian rezeki dan mendidik kalian. Dialah Yang memberi kalian makanan, mencukupi hajat-hajat kalian dan menaungi kalian. Dialah Yang menyelamatkan kalian dari kerendahan dan memberikan petunjuk pada kalian.
Dan bertawakkallah kalian kepada-Nya dengan sebenar-benar ketawakkalan di dalam memperbaiki agama dan dunia kalian. Dan ketahuilah bahwasanya tawakkal kepada Allah itu termasuk dari konsekuensi keimanan, dan dengan itu pastilah si hamba akan mendapatkan semua kebaikan, kebajikan dan karunia. Kalian sendiri tahu bahwasanya kalian itu sangat tergantung dan memerlukan kepada Rabb kalian di dalam seluruh keadaan dan urusan, sementara Rabb itulah yang melakukan apapun yang Dia kehendaki, dan jika Dia menetapkan sesuatu cukupkan Dia mengatakan kepadanya: “Jadilah” maka terjadilah ia.
Dan Dialah Yang mengetahui dari maslahat-maslahat kalian apa yang kalian tidak mengetahuinya. Dan Dia menginginkan dari maslahat-maslahat tadi apa yang tidak kalian inginkan, serta mampu terhadap sesuatu yang mana kalian tidak mampu melakukannya.
Maka kerjakanlah sebab-sebab sambil kalian bertawakkal kepada-Nya; bukan kepada yang selain-Nya. Tunaikanlah perintah-Nya, jauhilah larangan-Nya sambil memohon kepada-Nya untuk menolong kalian mencapai kecintaan-Nya dan keridhaan-Nya.
Kerjakanlah sebab-sebab duniawi seperti perdagangan, produksi, pertanian ataupun sebab-sebab yang lainnya. Kalian menjalankan sebab-sebab sambil bertawakkal dan bersandar kepada Penyebab adanya sarana-sarana, karena jika kalian punya sifat-sifat semacam itu; kalian akan terus-menerus di dalam ibadah dan Tuan kalian akan menolong kalian, memudahkan jalan-jalan dan pintu-pintu untuk kalian.
Ada tiga perkataan yang mana ketiga-tiganya itu adalah ruh dari tawakkal dan isti’anah, barangsiapa mengucapkannya dengan lidahnya sambil menghadirkan maknanya di dalam hatinya; maka sungguh dia telah merealisasikan ketawakkalan dan menjadi tegaklah bangunannya:
﴿إِيَّاكَ نَعْبُد وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ﴾
“Hanya kepada-Mu sajalah kami beribadah, dan hanya kepada-Mu sajalah kami mohon pertolongan.”
﴿حَسْبِيَ الله لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ﴾ ]التوبة: 129[.
“Cukuplah Allah bagiku; tidak ada sesembahan yang benar selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ´Arsy yang agung".
Dan kalimat: (لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِالله العلي العظيم) “Tidak ada upaya maupun daya melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung", yang mana dia itu adalah salah satu dari perbendaharaan-perbendaharaan Jannah.
Ketiga kalimat tadi akan menyampaikan hamba kepada semua kebaikan total. Maka kapanpun si hamba tahu bahwa tiada satu upaya dan kekuatanpun pada diri seseorang selain dengan pertolongan Allah, lalu dia memang bersandar kepada Rabbnya di dalam mendatangkan segala kemaslahatan agama dan dunianya, dan dalam usaha untuk menolak bahaya dan perkara yang dibenci, sambil dia percaya kepada Tuannya, dan dia tahu bahwasanya Allah itulah Yang Mampu memberikan manfaat dan mampu menimpa bahaya, dan bahwasanya Dialah Yang melindungi dari keburukan-keburukan,
Dialah Yang mendatangkan perkara yang dicintai dan menggembirakan, dan bahwasanya semua makhluk ada di puncak ketergantungan dan ujung kefakiran pada Rabb mereka, kemudian dia memutuskan harapannya dan ketergantungannya kepada para makhluk, dan dia meletakkan hajat-hajatnya dan semua urusannya kepada Allah Rabb alam semesta; maka hendaknya dia bergembira dengan kecukupan yang sempurna dan pemudahan seluruh urusan.
Alangkah tentramnya hati orang tadi dengan kehidupan yang bagus di dalam seluruh takdir yang berlangsung pada dirinya.
Barangsiapa ketergantungannya dengan Allah itu terputus, dan dia bergantung pada yang selain-Nya; Allah akan menelantarkannya, menyerahkannya kepada yang lain dan menjadikan pengurus dirinya adalah pihak yang dia telah puas dan setia dengannya.
Maka bertakwalah kalian pada Allah, wahai para hamba Allah, dan perbaguslah usaha dan pencarian. Dan bertawakkallah kalian kepada Pencipta sebab, bukan kepada sebab.
﴿وَمَنْ يَتَّقِ الله يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ * وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى الله فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ الله بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ الله لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ﴾ [الطلاق: 2، 3].
“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah Yang akan mencukupi dirinya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”.
Semoga Allah memberikan keberkahan untukku dan untuk kalian di dalam Al Qur’an yang agung.
------------------------------------
( Dikutip dari Kitab : "Al Fawakihusy Syahiyyah Fil Khuthabil Minbariyyah” lil Imam Abdurrahman Bin Nashir As Sa’diy رحمه الله | terjemah bebas : Catatan Salafi buat kumpulan Khutbah Al Imam As Sa'diy | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy)