Header Ads

Kajian Kitab Shohih al Bukhori (Majlis 17)

Sumber Channel Telegram: Syarah Shohih al-Bukhori

Kajian Kitab Shohih Bukhori
Bersama:
Asy-Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Jawiy حفظه الله 

 بسم الله الرحمن الرحيم 
Untuk download file PDF klik gambar 


Kitabul Iman
Bab 1 Iman di bangun di atas 5 perkara.

Yang kedua adalah Kitabul Iman. Tayib, apa sisi kesesuaian antara kitab yang pertama dan kitab yang kedua? kitab pertama, Badaul Wahyi, kitab yang ke2 Kitabul Iman. Untuk yang kitab pertama makruf, telah kita bahas yaitu syariat & seluruh urusan agama itu didasari oleh wahyu. 

Makanya bagus sekali beliau memulai kitab sahih ini sebagai apa, dimulai dengan kitab badail wahyi. Kmdn wahyu itu turun membawa apa? Membawa masalah keimanan. 

Makanya sesuai untuk apa? Yaitu betul-betul munasabahnya tepat utk bab 2 ini membahas masalah iman. Sebagaimana firman Allah taala, Dan ingatlah ketika Aku memberikan wahyu kepada para hawariyun. Wahyu pertama kali adalah wahyu. Kemudian setelahnya, setelah wahyu apa isinya? Berimanlah kalian kepadaKu & kepada para rasulKu. Jadi yang kedua adalah keimanan. Tayib sekrg inti keimanan itu, orangnya berarti agamanya apa? Agamanya Islam. 

Makanya, mereka mengatakan kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwasanya kami adalah kaum muslimin. Ya ini sisi kesesuaian yg bagus sekali. Juga sebagaimana dalam ayat yang lain, sebagaimana dalam firman Allah taala misalkan, 

Dan ingatlah apabila diturunkan suatu surat di dalamnya berisi perintah Allah, berimanlah kalian kepada Allah & kepada rasul-Nya & seterusnya itu. Berimanlah kalian kepada Allah & berjihadlah kalian bersama rasul-Nya. Ini menunjukkan turunnya surat, turunnya wahyu itu membawa apa? Keimanan. Mmg isinya adalah masalah keimanan. 

Adapun pembahasan apa itu keimanan? Ah, kita masuk ke bab yg akan disebutkan di sini. Yg pertama adalah bab firman. sabda nabi sallallahu alaihi wasallam, Bahwasanya Islam itu dibangun di atas lima perkara. Pdhl kalau kita lihat bab ini, nanti sama sekali tidak menyebut Hadis itu, justru Hadis ini akan disebut pada bab yang kedua nanti. Pd no yang ke 8. Bab pertama ini sama sekali tidak ada Hadis yang musnad, tidak ada hadis yang bersanad. 

Tapi beliau hanya memusatkan perhatian pada masalah tafsir& akidah. Baik, kita ikuti apa yang beliau sebut di situ. Utk babnya tidak perlu kita bahas panjang lebar isinya karena nanti akan dibahas pada bab yang kedua, masalah hadis Bunial Islam. Cuma intinya adalah membahas masalah keimanan. Dalam cetakan yang lain, Imam Bukhari menulis apa itu? Bab pertama ini Babul Iman. 

Setelahnya baru mengatakan. Sekarang iman itu apa? Secara bahasa disebutkan oleh Ibnu Manzur di dalam Lisanul Arab, iman artinya adalah pembenaran, tetapi ini perlu dilengkapi. Telah dijelaskan oleh Sheikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam Majmu' Fatawa, iman secara bahasa adalah pembenaran disertai dengan pengakuan. Kalau sekadar pembenaran itu bukan iman. Tasdik, tasdik saja. 

Tapi iman itu adalah tasdik disertai dengan pengakuan. Kmdn beliau membahas panjang lebar tentang masalah itu. Lalu Imam Al-Bukhari di sini mengatakan, iman adalah ucapan & perbuatan. 

Dia bertambah dan berkurang. Ini adalah definisi iman secara syar'i sesuai dengan akidah ahlusunah waljamaah. Sebagaimana dijelaskan oleh Al Imam Sufyan Ats Tsauri rahimahullah, dalam Syarqus Sunnah beliau, mukasurat yang pertama itu beliau mengatakan apa, kata Imam Sufyan As Tsauri. iman itu adalah ucapan dan amalan, bertambah dengan ketaatan, berkurang dengan kemaksiatan. 

Dan ucapan itu tidak bermanfaat kecuali kalau disertai dengan amalan. Dan amalan tidak bermanfaat kecuali kalau disertai dengan niat, alhamdulillah. Telah kita lewati di Hadis yang pertama. 

Dan niat itu tidak bermanfaat kecuali apabila sesuai dengan sunnah. Itulah yang namanya iman. Dan ini juga disebutkan oleh Imam Al Baghowi rahimahullah di dalam Syarhus Sunnah beliau, demikian pula di sebutkan oleh Imam Al Humaidi di dlm Syarhus Sunnah beliau, demikian pula sejumlah ulama yang lain murid dari Imam As Syafii yaitu siapa itu Al-Muzani di dalam Syarqus Sunnah beliau. 

Demikian pula yang dijuluki sebagai sebagai Malik Al Soghir yaitu Imam Ibnu Abi Zaid al-Qairowani dalam mukadimah beliau yaitu iman adalah yang kata-katanya hampir sama dengan ucapan Imam Sufyan As Tsauri. 

Memang ini adalah ijma, dinukilkan ijma oleh Imam al Baghowi dalam Syarhus Sunnah, juga dinukilkan oleh dan juga sebelum Saiful Islam yaitu siapa? Dinukilkan ijma oleh Imam Ibnu Qatar Al-Fasih di dalam kitab beliau. dan dulu alhamdulillah dibacakan oleh syariah ya dua jilid kitab itu dari awal sampai akhir dan juga sejumlah ulama yang lain mereka menukilkan ijmak bahkan Imam Bukhari sendiri sebagaimana di dalam biografi beliau. di dalam kitab mmm biografi di dalam Imam Al-Bukhari mengatakan saya telah menjumpai seribu sekian ratus para ulama di Mekah di Hijjah. di Irak, di Mesir, dan juga di Syam, demikian pula di mereka semua mengatakan bahwasanya iman adalah ini menunjukkan. ijmak. 

Demikian pula disebutkan oleh Ibnu Hajar di dalam Fathul Bari beliau bahwasanya para ulama salaf telah ijmak bahwasanya iman memang itu tadi dan beliau menyebutkan dari Imam Hibbatullah. penukilan fatwa para aimah banyak sekali. 

Demikian pula Ibnu Hajar menukilkan dari Ibnu Abi Hatim Ar-Razi yang menulis kitab apa itu? Ashulu Sunnah wa Atiqoduddin. menukilkan dari ayahnya dan gurunya yaitu Abu Zur'ah ar ra mmm Abu Khatib Ar-Razi dan Abu Zur'ah Ar-Razi. Yang mana mereka berdua mengatakan seluruh Ansor, para imam berbagai negara telah mengatakan. itu ucapan dan amalan, bertambah dengan ketaatan, berkurang dengan kemaksiatan. 

Jadi ini adalah ijmak. Nah, dari sini terbantahlah pendapat-pendapat yang lain, yang insyaallah akan dibahas pada eh waktunya.. kata Imam Al-Bukhari Allah taala berfirman agar mereka bertambah keimanannya bersama. dengan keimanan mereka yang sebelumnya. 

Ayat ini turun terkait dengan peristiwa perdamaian Hudaibiyah tahun enam Hijriah itu, yang mana isi perdamaiannya itu. Seakan-akan merugikan kaum muslimin dan merendahkan kaum muslimin. Tetapi apa? Ini memang cabaran. Sampai kemudian tatkala Rasulullah sallallahu alaihi wasallam pulang di tengah perjalanan turunlah surat. 

Ini sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang jelas, yang besar, yaitu apa? Ini Perjanjian Hudaibiyah. Lalu dibacakan pada Umar, lalu Umar mengatakan, ya Rasulullah. wahai Rasulullah apakah ini memang kemenangan? Rasulullah mengatakan naam, iya ini memang kemenangan. Ini terkait dengan keadaan kaum mukminin, jadi awal-awa. ayat ini berisi tentang pahala yang besar untuk nabi dan kemudian pahala yang besar untuk kaum mukminin yang untuk nabi tadi itu. jadi sekian banyak keutamaan Allah berikan pada nabinya tat. nabinya betul-betul yakin akan kemenangan yang Allah sebutkan itu. 

Coba kita lihat apa saja keutamaan yang Allah khususkan untuk nabi-Nya karena Allah betul-betul membagi nya di sini. Semula yaitu. hanya untuk nabi, orang mukmin nanti, maka ini keutamaan khusus menunjukkan nabi memang beda dengan mukminin yang lain. 

Nabi sekarang dengan keadaan beliau yang waktu itu sampai sebagian sahabat merasa goncang. bagian ragu tapi nabi tenteram, yakin ini adalah ada hikmah di balik itu, maka dengan sebab kesempurnaan iman beliau, maka Allah memberikan banyak keutamaan, yang pertama apa? dan gelisah dan kebingungan lalu bertindak sendiri-sendiri tanpa perintah dari nabi. 

Para sahabat diberi ketenangan walaupun sempat ragu tapi kemudian tenang.. ke dalam hati-hati kaum mukminin. Ini menunjukkan memang para sahabat yang hadir waktu itu memang mereka adalah mukminin. 

Tidak lagi perlu diragukan, mereka adalah orang yang beriman, yang mukmin.. agar mereka bertambah keimanannya bersamaan dengan keimanan mereka yang dulu. Jadi ini cabaran tatkala diguncang apakah mereka kemudian. Dur atau tetap setia, ternyata mereka walaupun semula puncak ini wajar, belum tahu. Setelah paham ini memang dari Allah dan tidak maka mereka tentram dan yakin, maka ini bertambah keimanan. Telah kita lewati baru saja. keimanan itu mencakup juga apa? Amalan hati. Ah, di antara amalan hati adalah apa? Yaitu setia, dan yakin dan percaya kepada Allah dan rasul-Nya. 

Tatkala dalam situasi yang sangat susah itu pun. tetap tenang dan tentram maka bertambahlah keimanan mereka karena amalan hatinya juga bertambah. Maka iman pun bertambah. Padahal ini situasi yang sangat susah. Sebagaimana di dalam hadisnya sa. beliau berceramah kepada para sahabat yang ikut dalam peristiwa perang Sifin itu yaitu apa? 

Belum pernah kami para sahabat Rasulullah sallallahu alaihi wasallam meletakkan kaki kami kecuali dalam keadaan kami tau. di mana kami meletakkan kaki kami kecuali di masa peristiwa Hudaibiyah, betul-betul kami taktahu ke mana kami meletakkan kaki, keadaan betul-betul sangat susah, kaum muslimin nampak kalah kemudian datang Abu Jandal dalam. keadaan dirantai dan disiksa oleh orang kafir, dia berjaya melarikan diri, tau-tau ayahnya yang mengadakan perjanjian dengan nabi mengatakan ini adalah orang pertama yang saya tuntut kepadamu untuk engkau kembalikan kepada. yaitu kembalikan ke Mekah karena ini waktu untuk karena ini sesuai kesepakatan sementara Abu Janda mengatakan wahai Rasulullah wahai kaum mukminin kalian tidak lihatkah saya disiksa habis-habisan macam ini dan saya berjaya melarikan diri apakah. akan memulangkan saya ke Mekah kemudian Rasulullah mengatakan saya tidak boleh mengkhianati perjanjian berarti apa memang wajib dikembalikan tapi yakin bahwasanya Allah akan memberikan pertolongan dan. Kemenangan. Memang ini situasinya memang sangat susah, betul-betul sangat guncang. Baik, sampai-sampai Salahuddin Hurairah mengatakan seandainya saya mampu membantah Rasulullah waktu itu, pasti kami sudah membantah. Saya sudah membantah beliau. 

Tapi kemudian mereka menahan diri dan yakin Rasulullah tidak akan disia-siakan oleh Allah. Ini memang yang besar pada waktu perjanjian Hudaibiyah. Ah tatkala mereka melakukan jihadun nafas berarti amalan. hati itu ada, tatkala hati beramal berarti iman memang bertambah, karena iman bertambah dengan amalan. 

Nah, di sinilah sisi pendalilan yang disebutkan oleh Imam Al-Bukhari rahimahullahu taala, setelah menyebutkan bahwa. iman itu mungkin bertambah, mungkin berkurang, lalu beliau menyebutkan ayat ini, tatkala para sahabat, amalan hatinya bertambah, maka keimanan mereka juga bertambah. Tayib.. Adapun kelanjutan pembahasan karena ayat ini tidak berdiri sendiri setelah rangkaian ayat-ayat itu disebutkan baru nanti Imam Al-Bukhari akan memberikan suatu kesimpulan kita akhirkan pada pertemuan. berikutnya insyaallah
Powered by Todorant


Diberdayakan oleh Blogger.