Header Ads

Kajian Tafsir Quran (Al-Fatihah) #Lanjutan 10

Sumber Channel Telegram: tafsirquran_abufairuz




Tafsir al-Fatihah:
 
Disebutkan di dalam beberapa surat yg terkait dgn kisah para nabi, ttm adalah di dlm surat Toha yg mana nabi Musa alaihi solatu wassalam ketika diminta supaya dijadikan antara kami dan engkau waktu yg dijanjikan utk engkau dan kami itu tidak menyelisihi waktu tersebut, maka nabi Musa mengatakan: maka tempat perjanjian di antara kita adalah “di hari perhiasan”, iaitu hari perayaan org2 Mesir pada waktu itu, dan ketika org2 dikumpulkan di waktu dhuha. Disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir rohimahullah, diambil faedah dari ayat ini bahawasanya dakwah para nabi semuanya adalah ‘wadhihah’ (terang), tidak ada yg disembunyikan. Ini adalah al-Haq, diterangkan pada umat. Tidak ada istilah takut2 utk menerangkan kebenaran dsb. Tentunya masuk di dlmnya adalah identiti. Bagaimana kita  mengajak org kpd kebenaran tp kita pakai topeng? Itu tidak layak, tidak spt yg dilakukan  oleh al-Aswad al-Ansi yg mengaku sebagai nabi yg kemudian menguasai Sona’a pada zaman akhir hayat Rosululloh sallallahu ‘alaihi wasallam itu. Dia brerdakwah dgn memakai topeng. Byk dari org tidak tahu wajah dia itu yg mana an seterusnya. Gimana mengajak kpd kebenaran sementara dia tidak berani utk menampakkan wajahnya? Ini tentunya keliru besar, tidak sesuai dgn ajaran dakwah para nabi yg segalanya adalah serba terbuka dan terang.
 
Berkata Imam Ibnu Katsir rohimahullah: isti’azah (memohon pertolongan) adalah iltija’ iaitu bernaung kd Allah taala dan menempelkan diri kpd keagungan Allah taala dari keburukan setiap perkara yg memiliki keburukan. Setiap makhluk2 yg memiliki keburukan. Kita bernaung kpd Allah taala agar keburukan makhluk tadi tidak sampai kpd kita. Al-iyazah, memohon perlindungan itu adalah menolak keburukan. Wal-liyadh aluuzu bermaksud berusaha memohon kpd Allah utk mendatangkan kebaikan. Berkata al-Mutanabbi (Disebutkan dlm catatan kaki, dia adalah Abu Toyyib Muhammad ibnu Hussain al-Khufi seorang penyair yg mmg terkenal  di zaman dulu)
 
Dibacakan syair al-Mutanabbi di sini:
Wahai Zat yg saya memohon kepadaNya kebaikan dlm perkara yg saya harapkan
Dan Wahai Zat yg saya berlindung kepadaNya dari org yg saya takuti
Manusia tidak akan mampu utk menyambung tulang yg telah Engkau patahkan
Dan mereka tidak akan mampu  utk mematahkan tulang yg telah Engkau topang
 
Makna isti’azah:
Kata Imam Ibnu Katsir rohimahullah, makna “a’u’zubillahi minasyaiton nir rojim” adalah saya memohon perlindungan kpd  keagungan Allah dari setan yg terkutuk, iaitu jgn sampai dia membahayakan saya di dlm agama saya dan dunia saya. Atau menghalangi saya dari melakukan apa yg Engkau perintahkan saya utk mengerjakannya. Atau mendorong saya utk mengerjakan perkara yg Engkau larang. Inilah definisi utk “a’u’zubillahi minasyaiton nir rojim”. Ini umum, cakupannya luas. Kerana setan mmg tidak ada yg mampu utk menahan dia dari manusia kecuali Allah. Kalau dia sudah mengganggu org, tidak ada yg mampu utk menyelamatkan org itu kecuali Allah taala. Oleh kerana itulah Allah memerintahkan utk kita mencuba berdamai dgn setan dari kalangan manusia dan kita melakukan siasah (mudaroh) dgn memberikn kebaikan2 kpd dirinya. Agar karekter dia itu menolak dirinya dari gangguan2 yg muncul dari dirinya sendiri. Dan Allah memerintahkan utk manusia memohon perlindungan kpd Alah dari setan yg di kalangan jin, kerana setan yg jenis ini tidak akan menerima rasuah. Dia sudah pernah merasakan kenikmatan di kerajaan langit,  maka rasuah dunia tiada ada2 baginya. Dan tidak ada 1 kebaikan dan keindahan yg akan berpengaruh kpd dia. Intinya dia anya mahu membinasakan manusia. Selesai. Kerana karekternya itu adalah shirrir (sgt buruk dan jahat) maka tidak mungkin kita kasi bia kebaikan kemudian dia jadi diam dan baik. Beza dari setan dari manusia, karekter dia yg suka makanan, minuman dsb, kalau dikasi itu dia akan jadi luluh kpd kita. Tidak ada yg mampu utk m enahan dirinya dari mengganggumu kecuali Zat yg menciptakan dia, iaitu Allah taala. Dan makna ini ada di dlm 3 ayat dari al-Qur’an yg  mana aku tidak ketahui ada yg ke-4 ttg ini. Yg pertama adalah firman Allah dlm surat al-A’rof: “ambillah sifat pemaaf, perintahkan kpd perkara2 yg baik dan berpalinglah dari org2 yg bodoh.” Ini di dlm perkara yg terkait dgn praulan kita dgn musuh2 dari kalangan manusia. Kemudian Allah berfirman, yg maksudnya: “dan apabila setan itu menimpakan gangguan atau godaan kpdmu maka mohonlah perlindungan kpd Allah krn sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
 
FirmanNya lagi di dlm surat al-Mukminun: “tolaklah keburukan dgn jalan yg lebih bagus, Kami lebih mengetahui ttg apa yg mrk sifatkan. Dan katakan; wahai Robbku, saya berlindung kepadaMu dari godaan para setan, dan saya berlindung kepadaMu wahai Robbku, dari kedatangan dan kehadiran mrk” dan firman Allah dari surat al-Fussilat: “tidak sama antara kebaikan dan keburukan, tolaklah dgn cara yg lebih baik (tidak sama antara kebaikan dan keburukan) maka tiba2 saja org yg semula antara dirimu dan dirinya ada permusuhan dia berubah seakan2 jadi teman dekat dan sgt setia. Tidak ada yg mendapatkan karekter ini kecuali org2 yg sabar, dan tidak ada yg mendapatkan keutamaan ini kecuali org2 yg mmg memiliki bahgian yg besar dari akhlak yg mulia.” Dan apabila setan itu mendatangkan suatu gangguan/godaan kepadamu, maka mohonlah perlindungan kpd kpd Allah krn sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Kemudian beliau mengatakan: Setan dlm Bahasa Arob adalah pecahan dari lafaz shatona (jauh) maka dia dgn karekternya itu mmg jauh dari manusia. Karekter manusia masih menghargai kebaikan, kalau setan tidak. Dan dgn kefasikannya  dia itu mmg jauh dari segala kebaikan. Ada yg mengatakan ini pecahan dari ‘sha’to’ kerana dia itu tercipta dari api. Di antara mrk ada yg mengatakan: kedua2nya sohih secara makna. Adapun Ibnu Mandzru mendatangkan makna yg lain ‘shatona’ iaitu berlama2 dlm keburukan. Krn setan selepas diusir dia semakin bertambah jahat, tp nabi Adam ketika dikeluarkn dari kerajaan langit langsung bertaubat. Iblis berlama2 dlm kejahatan.
 
Kemudian Imam Ibnu Katsir rohimahullah mengatakan: akan ttp pendapat yg pertama itu lebih sohih dari shatona. Dan ini ditunjukkan oleh ucapan org2 Arab. Ketika menyebutkan apa yg diberikan kpd nabi Sulaiman, setan manapun yg mendurhakai beliau maka dia memberikan hukuman kpdnya, kemudian akan melemparkan dia ke dlm penjara dan belenggu2.
 
Kelanjutannya besok, insya Allah. Wallahu’alam.
Diberdayakan oleh Blogger.