Al Fatawa Al Hamawiyah (macam apa Yahudi yang baik itu)
Al Fatawa Al Hamawiyah
Dibahaskan oleh Asy Syeikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Indonesiy Al Jawiy.
Soalan:
Sebahagian yang kata tidak boleh* menghukumkan, pukul rata semua Yahudi jahat. Yahudi yang kita benci adalah Yahudi yang jahat, yahudi yang baik kita tak benci. Tak boleh pukul rata.
Jawapan:
Kalau dikatakan tidak boleh pukul rata dan memang sebagian bilang macam itu untuk membenci Yahudi tapi kita katakan kita benci Yahudi yang jahat. Demikian pula Nasrani yang jahat. Ada pun Nasrani yang baik atau Yahudi yang baik, yang baik ye, kita cintai misalkan dia bilang gitu.
Thoyyib, perlu kita tanya macam apa Yahudi yang baik itu?
Karena kalau dia sudah sudah masuk Islam, dia tidak lagi dipanggil Yahudi karena dia adalah umat Muhammad sallallahu alaihi wasallam.
Kalau dia tidak masuk Islam, ya itu salah dia sendiri, berarti dia buruk.
Tapi kalau dia masuk Islam tidak boleh dipanggil Yahudi. maka macam apa Yahudi yang baik?
Orang sebagian bilang begitu. Orang Ikhwanul Muslimin pun bilang macam itu. Thoyyib, makanya ketika ya namanya mmm apa namanya itu yang saling cemburu di antara doroir eh para madu kah, yaitu istri-istri nabi itu, sebahagian dari mereka eh terkadang apa, menyindir Sofiah binti Huyai yaitu Yahudiyah, maka Sofiah nangis. Maka Rasulullah tanya kenapa engkau nangis? Maka di katakan, "Mereka panggil saya Yahudiyah", maka Rasulullah sallallahu alaihi wasallam kemudian memuji, bahwasanya, "Mereka tidak lebih baik daripada engkau, engkau adalah dari keturunan nabi, yaitu keturunan Harun dan pamanmu juga nabi, yaitu Musa dan seterusnya, dan engkau sekarang jadi istri nabi. Mereka tidak lebih baik daripada engkau." Lalu beliau menasihati yang lain, bahwasanya Sofia sudah bagus dengan sebab dia masuk Islam, bererti apa, tidak boleh di panggil Yahudiyah lagi.
Soalan:
Ada yang bilang orang kafir yng tidak korupsi.
Jawapan:
Ya itu bahasa yang aneh memang. Saya bangga jadi orang kafir yang tidak korupsi.
Korupsi ini sekedar apa, menzalimi hak sebagian orang.
Kafir ini menzalimi siapa? Hak Allah taala. Tidak layak dibanggakan. Bahkan sebagian orang-orang Ikhwanul Muslimin sudah mengatakan begitu. "Kami dapati di negara-negara Barat itu namanya bukan Islam, tetapi mereka betul-betul menegakkan Islam. Sementara di negeri Islam, mereka namanya Islam, tapi mereka bukan Muslim. Ini tidak betul, kata-kata macam itu.
Thoyyib, selama tauhid masih ada, maka dia yang lebih layak untuk dimuliakan. Karena dia memenuhi hak terbesar yaitu haknya Allah taala walaupun sisi yang lain keliru, tinggal apa, dihukum. Di hukum sebat atau dihukum apa, potong tangan kalau mencuri, atau apa. Karena yang terbaik adalah yang paling utama adalah hatinya, bukan sekedar masalah fisikalnya atau atau apanya.
Mungkin tidak korupsi, tapi dia menzalimi hak Allah taala. Mungkin tidak korupsi, tapi dia mencaci maki Jibril. Apa yang utama di situ.
Walaupun kalau keliru, keliru. Muslim yang keliru, kita katakan keliru. Layak dicela bahkan terkadang layak untuk dilaknat, yaitu apabila dia buang hajat di jalanan atau buang hajat di tempat orang berteduh, layak untuk dilaknat, tapi bukan laknat yang total sehingga seperti terlaknatnya orang kafir.
Thoyyib,
والله اعلم
Sumber Channel Telegram: Al Fatawa Al Hamawiyah