As Sawadul A’zham
AS SAWADUL A'ZHAM
Pertanyaan :
باسم الله
Wahai Syaikh حفظك الله izin bertanya terkait Hadits yang diriwayatkan di Kitabul Fitan Sunan Ibnu Majah bab As-Sawadil A'dzam,
Berkata Al-Imam Abu 'Abdillah Muhammad bin Yazid bin 'Abdullah bin Majah Al-Quzwaini رحمه الله تعالى:
Telah menceritakan kepada kami Al 'Abbas bin 'Utsman Ad-Dimasyqi telah menceritakan kepada kami Al-Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami Ma'an bin Rifa'ah As-Salami telah menceritakan kepadaku Abu Khalaf Al-A'ma dia berkata; Aku mendengar Anas bin Malik berkata, Aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata: “Sesungguhnya umatku tidak akan bersatu di atas kesesatan, apabila kalian melihat perselisihan maka kalian harus berada di Sawadul A'dzam.
Apa yang dimaksud Sawadul A'dzam sesuai yang difahami Ahlussunnah yaa Syaikh?
Dikarenakan Hizbiyyun dari kalangan Nahdliyyin memakai hadits ini sebagai penisbatan kelompoknya yang kini merasa menjadi kelompok mayoritas muslim terbanyak di Indonesia.
جزاك الله خيرا
Atas waktu dan jawabannya.
-------------------
Jawaban dengan memohon pertolongan pada Allah ta'ala :
Tentang As Sawadul A'zham maka tafadhdhol mengambil faidah di file kitab:
"Hukum Gambar Dan Sikap Yang Benar Terhadap Perselisihan Para Pakar" pada halaman 67.
والله تعالى أعلم بالصواب
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
(Dijawab Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy Hafidzahullah )
Sabtu, 5 Rabi'ul awal 1444 / 1-10-2022
As Sawadul A’zham
Al Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata: “Maka jika engkau mendapatkan satu orang dari pemilik ilmu pencari dalil, menjadikan dalil sebagai hakim, mengikuti kebenaran di manapun dia berada, dan bersama siapapun kebenaran tadi, maka hilanglah kesepian, dan dihasilkanlah keakraban. Sekalipun si alim tadi menyelisihimu, maka dia menyelisihimu dan memberimu udzur, sementara orang yang bodoh dan zholim maka dia akan menyelisihimu tanpa hujjah dan mengkafirkanmu atau membid’ahkanmu tanpa hujjah, padahal dosamu (menurut dia) adalah ketidaksukaanmu terhadap jalan dia yang berbahaya dan metode dia yang tercela. Maka janganlah engkau tertipu dengan banyaknya orang jenis ini karena sesungguhnya ribuan orang macam mereka itu tidak setara dengan satu orang dari ahli ilmu. Dan satu orang dari ahli ilmu itu setara dengan sepenuh bumi dari mereka. Dan ketahuilah bahwasanya ijma’, hujjah dan As Sawadul A’zham itulah orang alim pembawa kebenaran sekalipun dia sendirian, sekalipun dia diselisihi penduduk bumi.
-sampai pada ucapan beliau:-Sebagian imam hadits ketika disebutkan pada beliau tentang As Sawadul A’zham berkata: “Tahukah engkau siapakah As Sawadul A’zham itu? Dia adalah Muhammad bin Aslam Ath Thusiy dan para sahabatnya.” Orang-orang yang berselisih itu telah rusak manakala mereka menjadikan As Sawadul A’zham dan Jama’ah adalah Jumhur (kebanyakan orang) dan mereka menjadikan jumhur sebagai patokan terhadap sunnah, dan mereka menjadikan sunnah sebagai bid’ah, dan yang ma’ruf sebagai munkar karena sedikitnya pemegangnya dan menyendirinya para pemegangnya di zaman-zaman dan kota-kota. Mereka berkata: “Barangsiapa menyendiri, maka Allah akan menyendirikannya di neraka.” Orang-orang yang berselisih itu tidak tahu bahwasanya orang yang syadzdz (menyendiri) itu adalah orang yang menyelisihi kebenaran meskipun seluruh manusia ada di atasnya, kecuali satu orang dari mereka. Maka mereka itulah orang yang menyendiri. Seluruh manusia pada zaman Ahmad bin Hanbal telah menyendiri kecuali sekelompok kecil. Mereka itulah Al Jama’ah. Pada qadhi saat itu, para mufti, khalifah dan para pengikutnya mereka semua itulah orang-orang yang menyendiri. Dan Imam Ahmad sendirian sebagai Al Jama’ah. Manakala akal-akal manusia tidak sanggup memahami ini, merekapun berkata pada Kholifah: “Wahai Amirul Mukminin, apakah Anda, para Qadhi Anda, para wali Anda, para fuqaha dan para mufti semuanya ada di atas kebatilan, sementara Ahmad sendirian ada di atas kebenaran?” Maka ilmunya tidak cukup luas untuk itu, sehingga dia menghukum Al Imam Ahmad dengan cambukan dan hukuman setelah penjara yang lama. Maka tiada sesembahan yang benar selain Allah. Alangkah miripnya malam ini dengan malam kemarin. Dan dia ini adalah jalan yang luas bagi Ahlussunnah Wal Jama’ah sampai mereka berjumpa dengan Rabb mereka. Para pendahulu mereka berlalu di atasnya, dan para generasi belakangan menunggu giliran.
﴿مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا الله عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا﴾.[الأحزاب/23].
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya).”
Maka tiada upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung.”
(Selesai dari “I’lamul Muwaqqi’in”/ 3/285-287/Darul Hadits).
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAdDailamiy