CONTOH MATERI KHUTBAH (Khutbah Kelima Puluh: Tentang Kejujuran)
CONTOH MATERI KHUTBAH
---------------------------------------------------
Untuk pemesanan Kitab klik gambar |
Khutbah Kelima Puluh: Tentang Kejujuran
الحمد لله الذي أمر بالصدق في الأقوال والأفعال ، وأثنى على الصادقين بالفضل والكمال . وأشهد أن لا إله إلا الله الكبير المتعال ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله أفضل من نطق وقال ، اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله وأصحابه خير صحب وآل . أما بعد :
Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Allah dan jadilah bersama-orang yang jujur. Allah telah memerintahkan untuk bersikap jujur di sejumlah ayat. Dan Allah menyanjung orang-orang yang memelihara perjanjian dan amanah-amanah. Juga Allah mengabarkan pahala yang besar untuk mereka, seraya berfirman:
﴿ هَذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ الله عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴾ .
“Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang jujur kejujuran mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar”.
Nabi ﷺ yang bersabda:
«إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا».
“Sesungguhnya kejujuran itu membimbing pada kebajikan, dan sesungguhnya kebajikan itu membimbing kepada Jannah. Dan sesungguhnya seseorang itu senantiasa berusaha jujur sampai menjadi shiddiq”.
Maka Nabi ﷺ mengabarkan bahwasanya kejujuran itu membimbing pada birr (kebajikan). Birr adalah: suatu nama yang mencakup seluruh kebaikan, ketaatan dan ihsan pada para makhluk.
Kejujuran adalah alamat Islam, timbangan Iman dan tanda kesempurnaan. Pemilik kejujuran akan mendapatkan posisi yang tertinggi di sisi Maha Raja Yang Maha Tinggi. Dengan kejujuran; dia akan mencapai posisi-posisi orang-orang yang berbakti. Dan dengan itu akan dihasilkan keselamatan dari penyakit-penyakit, siksa kubur dan siksaan Neraka.
Dengan kejujuran itulah seorang hamba menjadi terpandang di sisi Allah dan di sisi para makhluk. Rasulullah ﷺ bersabda:
«الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لمْ يَتَفَرَّقَا - أَوْ قَالَ: حَتَّى يَتَفَرَّقَا -، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُوْرِكَ لَهماَ فِي بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِماَ».
“Dua orang yang berjual-beli itu memiliki hak untuk memilih selama belum saling berpisah”. –atau beliau bersabda: “Sampai sama-sama berpisah.”- “Jika kedua-duanya itu jujur dan terus terang, akan diberkahilah untuk mereka berdua di dalam jual-belinya. Tapi jika kedua-duanya bersikap rahasia dan berdusta, akan rusaklah keberkahan jual beli mereka” .
Maka keberkahan itu bergandengan dengan kejujuran dan keterusterangan, sementara kebinasaan itu bergandengan dengan kedustaan dan perahasiaan. Kenyataan dan apa yang kita saksikan adalah bukti yang terbesar tentang hal itu: engkau tidak mendapatkan orang yang jujur kecuali dia akan menjadi pusat kecintaan, sanjungan dan pengagungan di antara orang-orang. Dan tidaklah engkau mendapati pendusta kecuali dia itu dibenci karena akhlak yang dosa tadi.
Orang yang jujur itu; musuh dan teman akan merasa tentram kepada ucapannya. Pendusta itu tidak dipercaya oleh orang yang jauh maupun orang yang dekat. Orang yang jujur dan terpercaya itu akan dipercaya oleh orang lain dalam harta, hak dan rahasia-rahasia mereka. Kapan saja dirinya mengalami ketergelinciran atau kekeliruan; kejujurannya akan melindunginya dari cercaan.
Pendusta itu tidak dipercaya walaupun seukuran dzarrah dari suatu amanah. Andaikata terkadang dia bersikap jujur; tidaklah dihasilkan darinya rasa percaya dan kemantapan.
Tidaklah kejujuran ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya. Dan tidaklah kedustaan ada pada sesuatu kecuali akan memperburuknya. Kejujuran adalah jalan keimanan, sedangkan kedustaan adalah pos kemunafikan.
Ya Allah berikanlah karunia kepada kami kejujuran di dalam ucapan dan perbuatan kami serta seluruh keadaan kami, karena sesungguhnya Engkau Maha Dermawan lagi Maha Mulia, Maha Berbelas Kasihan dan Maha Penyayang.
------------------------------------
( Dikutip dari Kitab : "Al Fawakihusy Syahiyyah Fil Khuthabil Minbariyyah” lil Imam Abdurrahman Bin Nashir As Sa’diy رحمه الله | terjemah bebas : Catatan Salafi buat kumpulan Khutbah Al Imam As Sa'diy | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy)
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy