FAIDAH : PUASA HARI ASYURA
FAIDAH :
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Rasulullah ﷺ yang bersabda: “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat di tengah malam. Dan puasa yang paling utama setelah puasa bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah: Muharram.” (HR. Muslim (2813)).
Al Imam Ibnu Rajab رحمه الله berkata: "Dan hadits ini terang-terangan menjelaskan bahwasanya ketaatan yang berupa puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Bisa jadi yang dimaksudkan adalah: bulan yang paling utama untuk diisi ketaatan dengan puasa sebulan penuh setelah Ramadhan. Adapun sebagian ketaatan di sebagian bulan, bisa jadi lebih utama daripada puasa di sebagian bulan Muharram, seperti puasa hari Arafah atau sepuluh hari di awal Dzul hijjah, atau enam hari di bulan Syawwal, dan yang seperti itu." ("Lathaiful Ma'arif"/hal. 45/cet. Darul hadits).
Dari Abu Qatadah رضي الله عنه yang berkata: Rasullullah ﷺ bersabda: "Puasa hari Arafah itu aku berharap Allah menghapus dosa tahun sebelumnya dan tahun yang sesudahnya. Dan Puasa hari Asyura itu aku berharap Allah menghapus dosa tahun sebelumnya." (HR. Muslim (1162)).
Dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما yang berkata: "Ketika Rasulullah ﷺ berpuasa hari Asyura dan memerintahkan agar orang-orang puasa hari itu, mereka berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya itu adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashara." Maka Rasulullah ﷺ bersabda: "Jika tahun depan datang, insya Allah kita akan puasa hari kesembilan." Ternyata tidaklah datang tahun depan hingga Rasulullah ﷺ wafat." (HR. Muslim (1134)).
--------------------Ahad, 9 Muharram 1444 / 7-8-2022
Ditulis Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy)
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAdDailamiy