Header Ads

GOLONGAN ASHABUL YAMIN & GOLONGAN ASYHABUSY SYIMAL

GOLONGAN ASHABUL YAMIN & GOLONGAN ASYHABUSY SYIMAL



Assalamu'alaikum Syaikhuna

Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin sungguh dia beruntung, barang siapa yang hari ini sama dengan kemarin, sungguh dia merugi, barang siapa hari ini lebih buruk dari kemarin sungguh dia celaka


من استوى يوماه فهو مغبون ، ومن كان يومه شرا  من أمسه فهو ملعون

Barang siapa yang harinya sama saja maka dia telah lalai, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia terlaknat. (Lihat Mafatihul Ghaib, 25/165,   Al Lu’lu’ Ar Marshuu’ No. 530, Al Mashnu’ fi Ma’rifatil hadits Al Maudhu’, 1/174)


Para imam hadits telah mengkategorikan ucapan ini sebagai hadits palsu (maudhu’) dan mereka pun memasukkannya dalam kitab kumpulan  hadits-hadits palsu, seperti Tadzkiratul Maudhu’at, Al Mashnu’ fi Ma’rifatil Hadits Al Maudhu’, Al Asrar Al Marfu’ah fil Akhbar Al Maudhu’ah,  Al Maudhu’at Al Kubra, dan lainnya.


Dan, ini hanyalah  ucapan nabi dalam sebuah mimpi seseorang sebagaimana riwayat Imam Al Khathib Al Baghdadi berikut ini:

وَأَخْبَرَنَا ابْنُ رِزْقٍ ، قَالَ : أَنْبَأَ عُثْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ الْبَرَاءِ ، ثنا دَاوُدُ بْنُ رُشَيْدٍ ، ثنا الْوَلِيدُ بْنُ صَالِحٍ ، عَنْ رَجُلٍ ، رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّوْمِ فَقَالَ لِي : " مَنِ اسْتَوَى يَوْمَاهُ فَهُوَ مَغْبُونٌ ، وَمَنْ كَانَ غَدُهُ شَرَّ يَوْمَيْهِ ، فَهُوَ مَلْعُونٌ وَمَنْ لَمْ يَعْرِفِ النُّقْصَانَ مِنْ نَفْسِهِ فَهُوَ إِلَى نُقْصَانٍ ، وَمَنْ كَانَ إِلَى نُقْصَانٍ فَالْمَوْتُ خَيْرٌ لَهُ "

Mengabarkan kami Ibnu Rizq, katanya: memberitakan kepada kami Utsman bin Ahmad, berkata kepada kami Muhammad bin Ahmad bin Al Bara, berkata kepada kami Daud bin Rusyaid, mengabarkan kami Al Walid bin Shalih,dari seorang laki-laki: Aku melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam mimpi, Beliau berkata kepada ku: Barang siapa yang harinya sama saja maka dia telah lalai, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia terlaknat, barang siapa yang tidak mendapatkan tambahan maka dia dalam kerugian, barangsiapa yang dalam kerugian maka kematian lebih baik baginya.(Iqtidha’ul ‘Ilmi Al ‘Amal, No. 196)


Siapakah laki-laki tersebut? Berikut ini uraian   Imam Zainuddin Al ‘Iraqi Rahimahullah:

حديث " من استوى يوما فهو مغبون ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون " لا أعلم هذا إلا في منام لعبد العزيز بن أبي رواد قال : رأيت النبي صلى الله عليه وسلم في النوم فقلت : يا رسول الله أوصني ، فقال ذلك بزيادة في آخره . رواه البيهقي في الزهد .


Hadits: “Barang siapa yang harinya sama saja maka dia telah lalai, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia terlaknat.”  Saya tidak mengetahui hadits ini melainkan ini hanyalah mimpi Abdul Aziz bin Abi Ruwad. Beliau berkata: “Dalam tidur, Aku bermimpi melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu aku berkata: “Wahai Rasulullah wasiatkanlah aku,” lalu Rasulullah mengatakan hal itu dengan kalimat ziyadah(tambahannya) pada bagian akhirnya. Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam kitab Az Zuhd. (Takhrijul Ahadits Al Ihya, 9/162)


Lihat juga keterangan ini dalam kitab lainnya. (Imam Al ‘Ajluni, Kasyful Khafa, 2/233, Imam Al Fatani, Tadzkiratul Maudhu’at, Hal. 22)


Ada pun kalimat tambahan yang dimaksud adalah:

ومن لم يكن على الزيادة فهو في النقصان

Barang siapa yang tidak mendapatkan tambahan maka dia dalam kerugian. (Kasyful Khafa, 2/233)


Ada pula kalimat serupa yang semisal ini, dari Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu:

من استوى يوماه فهو مغبون ومن كان آخر يومه شرا فهو ملعون ومن لم يكن على الزيادة فكان على النقصان ومن كان على النقصان فالموت خير له

Barang siapa yang harinya sama saja maka dia telah lalai, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia terlaknat, barang siapa yang tidak mendapatkan tambahan maka dia dalam kerugian, barangsiapa yang dalam kerugian maka kematian lebih baik baginya. (At Tadzkirah fil Ahadits Musytahirah, Hal. 138, Al Firdaus bi Ma’tsur Al Khithab No. 5910)


Hadits ini didhaifkan oleh para imam. Imam Az Zarkasyi berkata tentang riwayat ini:
اسنده صاحب مسند الفردوس من حديث محمد ابن سوقة عن الحرث عن علي مرفوعا وهو اسناد ضعيف

Isnadnya pengarang Musnad Firdaus, dari hadits Muhammad bin Sauqah, dari Al Harts dari Ali secaramarfu’, dan  dan ini adalah isnad yang dhaif.  (At Tadzkirah fil Ahadits Musytahirah, Hal. 138)


Imam As Sakhawi juga menyebut bahwa sanad riwayat dari Ali ini adalah dhaif. (Al Maqashid Al Hasanah, 1/631), begitu pula dikatakan Imam ‘Ajluni. (Kasyful Khafa, 2/233)


Jadi, bisa disimpulkan:

-          Ucapan tersebut tidak benar disandarkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallamdalam kehidupan nyata, melainkan mimpi dari Abdul Aziz bin Abi Ruwad

-          Riwayat serupa yang berasal dari Ali bin Abi Thalib juga dhaif menurut para imam hadits

Pertanyaan :
Afwan syaikhuna benarkah tulisan di atas, bagaimana penjelasannya, karena seingat ana juga manusia itu tidak akan mampu hari ini jika diharuskan lebih baik...diantaranya dalil iman itu naik turun juga..
----------------------------
JAWABAN :

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.

Memang hadits tadi lemah sekali.

Dan orang yang hanya mampu istiqamah di dalam menjalankan rukun Islam dan kewajiban lainnya, tanpa melakukan yang mustahab, dan hanya meninggalkan yang haram, tanpa meninggalkan yang makruh, dia di dalam Al Qur'an dinamakan sebagai Muqtashid (orang pertengahan) dan termasuk Ashabul Yamin (golongan kanan, golongan yang beruntung).
Termasuk dari Ashabul Yamin juga adalah orang yang kebaikannya lebih berat daripada keburukannya di dalam timbangan Hari Kiamat.

Dan mereka itu masuk ke dalam Surga, sekalipun tidak setinggi kelompok yang dinamakan sebagai Sabiqun, Sabiqun Bil Khairat, dan Muqarrabun.

Orang yang masuk ke dalam Surga maka mereka dikatakan beruntung, bukan merugi.

Namun kerugian memang bertingkat².
Kerugian yang mutlak adalah menimpa orang kafir, yang mana mereka itu kekal di Neraka.

Kerugian yang nisbi adalah menimpa Ashabusy Syimal (golongan kiri, golongan yang sial, celaka dan merugi) yang tidak sampai kafir, namun keburukannya mengalahkan kebaikannya di dalam timbangan Hari Kiamat, sehingga mereka sempat masuk ke dalam Neraka yang mana satu harinya untuk kelompok yang ini adalah bagaikan seribu tahun di dunia. Tentunya ini kerugian yang besar jika dibandingkan dengan saudara² mereka yang mendahului mereka masuk ke Surga dan menikmati segala kesedapan di sana yang mana seharinya adalah seribu tahun daei hari-hari dunia.

Ada juga suatu jenis kerugian yang nisbi, yaitu: penyesalan yang dirasakan oleh orang yang masuk Surga namun terluputkan darinya pahala dzikir di waktu kosong yang mereka miliki di dunia.

Itu diisyaratkan oleh hadits Abu Hurairah رضي الله عنه bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

مَا قَعَدَ قَوْمٌ مَقْعَدًا لَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَيُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا كَانَ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَإِنْ دَخَلُوا الْجَنَّةَ لِلثَّوَابِ.

""Tidaklah suatu kaum duduk (dalam suatu majelis), tidak berzikir kepada Allah dan bershalawat kepada Nabi ﷺ kecuali hal itu akan menjadi penyesalan besar bagi mereka pada hari kiamat, sekalipun mereka masuk surga, karena (melihat besarnya) pahala (dzikir)."
Sanadnya shahih.

Kerugiannya tidak mutlak, namun dilihat dari luputnya pahala besar dari mereka padahal kesempatannya itu ada, maka terasalah penyesalan besar tadi, dan itu adalah suatu jenis kerugian, karena sama² diberi akal dan kekuatan serta kesempatan yang cukup luas, namun kita tidak berhasil meraup pahala besar yang diraup oleh saudara kita yang lain, sementara kita semua diperintahkan untuk berlomba² di dalam kebaikan.

والله تعالى أعلم بالصواب.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

(Dijawab Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy Hafidzahullah )

Jum'at, 28 Muharram 1444 / 26-8-2022

Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAdDailamiy
Diberdayakan oleh Blogger.