Header Ads

KESEDIHAN KAUM MUSLIMIN YANG MENDALAM ATAS WAFAT NYA FADHILATUSY SYAIKH SHALIH BIN MUHAMMAD AL LUHAIDAN رحمه الله

 KESEDIHAN KAUM MUSLIMIN YANG MENDALAM ATAS WAFAT NYA FADHILATUSY SYAIKH SHALIH BIN MUHAMMAD AL LUHAIDAN رحمه الله



بسم الله الرحمن الرحيم.
الحمد لله على كل حال، وأشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين.

Kemudian setelah itu:

Maka sungguh telah sampai kepada saya berita-berita yang terpercaya dan sekaligus menyedihkan; tentang wafatnya mantan pemimpin Majelis Kehakiman Tertinggi dan juga anggota Panitia Kibarul Ulama di Kerajaan Arab Saudi/ Fadhilatusy Syaikh Al Allamah As Salafiy/ Shalih bin Muhammad Al Luhaidan -Semoga Allah merahmati beliau-, pada hari Rabu tanggal 2 Jumadats Tsaniyah 1443 H.

Maka ini termasuk dari musibah yang sangat besar yang menimpa umat ini. Kadar musibah ini diketahui oleh orang yang mengenal kadar para ulama Sunnah, dan di dalam hatinya ada kecemburuan yang benar untuk agama yang lurus ini.

    فإنا لله وإنا إليه راجعون، اللهم أجرنا في مصيبتنا واخلف لنا خيراً منها.

“Maka sesungguhnya kita hanyalah milik Allah, dan sesungguhnya kita hanya akan kembali kepada-Nya. Ya Allah berilah kami pahala atas musibah yang menimpa kami dan berilah kami ganti yang lebih baik daripada itu.”

Beliau ini adalah seorang Salafiy yang yang menampilkan kebenaran -demikianlah yang kami nilai, dan cukuplah Allah yang menilai beliau. Dan kami tidak memberikan tazkiyah pada siapapun atas nama Allah-.

Dan Asy Syaikh Shalih Al Luhaidan -semoga Allah merahmati beliau- memiliki sikap-sikap yang indah, dan perkataan-perkataan yang agung.

Di antaranya adalah:
beliau رحمه الله ketika mengadakan ceramah di Riyadh dengan judul “Keselamatan Manhaj Adalah Penunjuk kepada Keberuntungan”, beliau ditanya: “Apakah termasuk dari manhaj Ahlus Sunnah Wal Jamaah di dalam memperingatkan umat dan ahlul bidah dan pelaku kesesatan itu menyebutkan kebaikan-kebaikan si mubtadi'ah, menyanjung mereka serta memuliakan mereka dengan alasan sebagai bentuk keseimbangan dan keadilan?”

Maka beliau رحمه الله menjawab: “Apakah dulu orang Quraisy di masa jahiliah dan para pemimpin kesyirikan mereka itu tidak memiliki kebaikan? Apakah datang di dalam Al Qur’an penyebutan salah satu dari kebaikan-kebaikan mereka? Apakah datang di dalam As Sunnah penyebutan salah satu dari kemuliaan-kemuliaan mereka? Mereka dulu memuliakan tamu. Orang-orang Arab di masa jahiliah; mereka memuliakan tamu. Mereka juga menjaga hak-hak tetangga. Sekalipun demikian, keutamaan-keutamaan keutamaan-keutamaan orang yang durhaka kepada Allah عز وجل itu tidak disebutkan.”
(Penukilan selesai dari kitab “Huzzul Ghalasyim Fi Qath’i Lujajil Bura’iy Al Ghasyim”/karya Fadhilatu Syaikhina Thariq Bin Muhammad Al Ba’daniy حفظه الله/hal. 45-46).

Termasuk dari ucapan beliau رحمه الله yang bersinar juga adalah: “... maka Ikhwanul Muslimin, kami berharap kepada Allah agar mereka itu tidak memiliki kekuasaan di Mesir, juga di negeri-negeri Muslimin yang lainnya.”
(Penukilan selesai dari yang disebarkan oleh sebagian ikhwah di “Multaqal Ahibbah”).

Termasuk juga ucapan beliau رحمه الله yang bersinar juga adalah: beliau mengatakan: “Demi Allah, sesungguhnya saya sudah bekerja di Majelis Kehakiman dan Haiah Kibaril Ulama selama lebih dari tiga puluh tahun. Demi Allah, kami tidak pernah satu haripun diperintahkan untuk berfatwa yang sesuai dengan hawa nafsu siapapun. Kami hanyalah berfatwa dengan sesuatu yang kami pandang sebagai kebenaran.”
(Penukilan selesai dari yang disebarkan oleh sebagian ikhwah di “Multaqal Ahibbah”, dari kitab “Ru’yatun Syar’iyyah”/ karya Asy Syaikh Ibrahim Al Muhhaimid/ halaman 49).

Beliau رحمه الله juga berkata tentang kitab “Fi Zhilalil Qur’an” karya Sayyid Quthb: “Bahkan kitab tadi itu penuh dengan perkara yang menyelisihi akidah. Orang tadi -semoga Allah merahmatinya, dia bukan termasuk ulama. Dia itu termasuk dari tokoh pembelajaran masalah perkotaan, ahli masalah adab.”
(Selesailah penukilan dari kitab “Baroatu Ulamail Ummah Min Tazkiyati Ulamail Bid’ah”/ sebagaimana yang disebarkan sebagian ikhwah di “Multaqal Ahibbah”).
Dan juga perkataan beliau رحمه الله yang bersinar adalah: “Operasi-operasi pengeboman itu termasuk dari perbuatan-perbuatan Khawarij yang mana mereka tidak bersikap wara’ (berhati-hati dan menghindar) dari membunuh orang yang menyelisihi mereka.”
(Penukilan selesai dari yang disebarkan oleh sebagian ikhwah di “Majmu’atuddin An Nashihah”).

Dan termasuk dari ucapan beliau رحمه اله yang bersinar adalah: “Maka apabila para hamba Allah ingin memberikan manfaat kepada mereka sendiri, hendaknya mereka mengikhlaskan ibadah untuk Allah dan tidak berbuat syirik kepada Allah sedikitpun. Dan hendaknya mereka mewaspadai jangan sampai ibadah-ibadah mereka menjadi sebab masuknya mereka ke dalam Neraka.”
(Selesailah penukilan dari kitab “Syarhul Qawa’idil Arba’”/ sebagaimana yang disebarkan sebagian ikhwah di “Multaqal Ahibbah”).

Maka kita memohon kepada Allah عز وجل dengan kedermawanan-Nya dan kurnia-Nya agar memberikan pahala yang terbaik kepada Asy Syaikh Shalih Al Luhaidan, juga mengampuni untuk beliau, merahmati beliau, dan meninggikan derajat beliau di Surga Firdaus yang tertinggi, dengan rahmat-Nya yang luas.
---------------------------

Ditulis oleh pelajar yang fakir kepada Allah Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Indonesiy Al Jawiy -semoga Allah memberinya taufik dan mengampuninya-

Di negara Malaysia, hari Rabu 2 Jumadats Tsaniyah 1443 Hijriah.

Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy
Diberdayakan oleh Blogger.