KUNCI MENGETAHUI DAN MENDUDUKAN PERMASALAHAN
KUNCI MENGETAHUI DAN MENDUDUKAN PERMASALAHAN
Pertanyaan :
Ya syeikh....Bagaimana kita menyikapi sikap tawaqquf di dalam hal² khilaf dan semisalnya.
Jazakallah khair ya syeikh. ----------------------
Jawaban dengan memohon pertolongan pada Allah ta'ala :
Dengan bersungguh-sungguh mempelajari Sunnah Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan Sunnah para Salaf رضي الله عنهم di hadapan ulama Salafiyyin kita in sya Allah akan mengetahui apa yang sesuai dengan ajaran tiga generasi pertama, dan apa yang menjadi perkara yang dibuat-buat oleh orang belakangan.
Dengan bersungguh-sungguh mempelajari ushul fiqih kepada ulama Salafiyyin seseorang in sya Allah akan mengetahui manakah perkara ijtihadiyyah dan manakah yang bukan ijtihadiyyah.
Dengan mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip Ahlussunnah Wal Jama'ah di hadapan ulama Salafiyyin kita in sya Allah akan mengetahui apa kewajiban yang mesti diambil terhadap orang yang sengaja membuat perkara baru dalam agama dan membangkang terhadap nasihat yang benar, serta lebih memilih menaati hawa nafsunya daripada kembali kepada Sunnah.
Dan dengan bersungguh-sungguh mempelajari Tauhid Uluhiyyah di hadapan ulama Salafiyyin kita in sya Allah akan mampu ikhlas dalam beramal, tegas terhadap pembangkang, menegakkan cinta dan benci karena Allah, dan tidak takut celaan para pencela, di jalan Allah, serta tidak menjadikan perasaan dan popularitas sebagai penyeru yang ditaati dan dikejar.
Dan dengan itu semua in sya Allah kita akan memahami siapakah orang belum memahami permasalahan dan masih mempelajarinya sehingga tawaqqufnya diberi udzur.
Dan dengan itu kita mengetahui siapakah yang sudah berilmu namun memilih menampakkan tawaqquf dan tidak membantu membela ahli haq sehingga layak dicela, dan pada orang semacam itulah para Salaf menyatakan bahwasanya kaum Waqifah lebih susah dihadapi daripada ahli bid'ah yang terang-terangan.
Secara global:
Al Imam Ibnu Syahin رحمه الله berkata: “Maka barangsiapa tidak mengenal kebenaran; dia akan terjatuh ke dalam kebatilan. Dan barangsiapa mengenal kebatilan dia menjauhinya (dengan taufik dari Allah –pen).” (“Syarhu Madzahibil Ahlissunnah”/Ibnu Syahin/ hal. 40).
غفرانك ربنا وإليك المصير.
وحسبنا الله ونعم الوكيل.
والله أعلم بالصواب.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
(Dijawab Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy Hafidzahullah )
Senin, 12 Dzul Hijjah 1443 / 11-7-2022
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAdDailamiy