PEMAKAMAN JENAZAH DI TENGAH LAUTAN
PEMAKAMAN JENAZAH DI TENGAH LAUTAN
Menjawab Teka teki 2 tentang Thoharoh
Pertanyaan :
Bagaimana menjawab teka-teki bahwasanya asal dari bersuci adalah dengan air, lalu jika tidak ada maka dengan tanah, namun ada suatu kasus yang berlangsung sebaliknya : "Asal pelaksaan suatu ibadah adalah dengan tanah, namun jika tidak ada tanah maka dengan memakai air". Kasus apakah itu?
------------------
Jawaban dengan memohon pertolongan pada Allah ta'ala :
Itu kasus pemakaman jenazah di tengah lautan.
Hal itu mungkin saja terjadi di masa lampau, pada saat transportasi di tengah lautan masih sangat terbatas dan lambat. Maka jika ada orang meninggal dunia di tengah lautan, sebaiknya disimpan dulu sehari atau dua hari sampai nahkota kapal mendapatkan suatu pulau untuk memakamkannya di pulau itu. Jika berdasarkan pengalaman memang tidak akan mendapatkan pulau selama sekian hari dan dikhawatirkan jenazah akan membusuk, maka boleh dikafani, diberi pemberat lalu dimakamkan di dalam air laut.
Diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad dalam "Az Zuhd", Abu Ya'la dalam "Al Musnad", Al Hakim dalam "Al Mustadrak" dll bahwasanya Abu Thalhah رضي الله عنه bahwasanya beliau berperang di masa pemerintahan setelah Umar رضي الله عنه, dan beliau naik kapal. Lalu di tengah lautan, beliau meninggal dunia, mereka tidak mendapatkan pulau untuk memakamkan beliau. Mereka terus berlayar selama tujuh hari atau sembilan hari, barulah mereka menemukan sebuah pulau, lalu mereka memakamkan beliau di pulau itu, dalam keadaan jenazah beliau tidak berubah. (dishahihkan oleh Syaikhuna Abdurraqib Al Ibbiy حفظه الله).
Adapun di zaman sekarang nahkoda di tengah lautan mampu menyimpan jenazah tadi di dalam freezer khusus hingga mendapatkan daratan, atau dia menelpon helikopter untuk evakuasi, maka keadaan dharurah mampu dihindari insya Allah, karena asal pemakaman jenazah adalah di dalam tanah, sebagaimana dalam firman Allah ta'ala :
والله أنبتكم من الأرض نباتا ثم يعيدكم فيها ويخرجكم إخراجا.
"Dan Allah menumbuhkan kalian dari bumi dengan sebenar-benar penumbuhan, lalu Dia mengembalikan kalian ke dalamnya, dan mengeluarkan kalian dengan sebenar-benarnya (pula)."
والله أعلم بالصواب.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
(Dijawab Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Indonesiy)
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy