PENJELASAN DAN SANGGAHAN TERHADAP NUKILAN PENGEKOR HAWA NAFSU YANG MEMBOLEHKAN GAMBAR MAKHLUK BERDASARKAN FATWA SYAIKH UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
PENJELASAN DAN SANGGAHAN TERHADAP NUKILAN PENGEKOR HAWA NAFSU YANG MEMBOLEHKAN GAMBAR MAKHLUK BERDASARKAN FATWA SYAIKH UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
Pertanyaan :
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
Bagaimana benarkah Asy Syaikh Al Utsaimin berpendapat bolehnya potret dengan alasan2 yang disebutkan dalam postingan tadi?
Dan bagaimana pandangan Antum tentang ucapan sebagian ikhwah dalam postingan tadi yang menyindir2 orang yang tidak sependapat dengan Asy Syaikh Al Utsaimin dalam maslah gambar tadi, bahwasanya justru orang yang tidak sependapat dengan Asy Syaikh tadi itulah yang dipenuhi hawa nafsu dan tidak punya ilmu?
-------------------
Jawaban dengan memohon pertolongan pada Allah ta'ala :
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.
Benar atau tidaknya penukilan itu, maka yang dituntut adalah penukilnya.
Tapi memang Asy Syaikh Al Utsaimin رحمه الله memiliki beberapa pendapat tentang potret dan sejenisnya.
Dan jawaban ana untuk si penukilan kalam tadi untuk membela potret makhluk bernyawa adalah sebagai berikut :
Itu bukan satu²nya ucapan Asy Syaikh Al Utsaimin. Beliau juga punya ucapan yang lain.
Barangsiapa memilih satu ucapan dan membuang atau menyembunyikan ucapan yang lain padahal yang dia pilih itu menyelisihi sabda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم، maka dia adalah orang jahil atau pengekor hawa nafsu.
Selanjutnya:
Asy Syaikh Al Utsaimin bukanlah satu²nya yang berbicara dalam masalah ini.
Banyak ulama lain yang menyelisihi beliau.
Bahkan banyak ulama yang menyelisihi beliau dan lebih mutaqaddim dari beliau.
Barangsiapa memilih pendapat sebagian dari ulama dan membuang atau menyembunyikan pendapat ulama yang lain, padahal yang dia pilih itu menyelisihi sabda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم maka dia itu adalah jahil atau pengekor hawa nafsu.
Selanjutnya :
Barangsiapa menghina pendapat ulama mutaakhirin dengan alasan ada ulama aqdam yang menyelisihinya, tapi dia berpura² buta bahwasanya ulama mutaakhir itu justru sesuai dengan sabda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, dan dia pura² buta bahwasanya ulama yang dikatakan aqdam itu justru diselisihi oleh ulama yang lain lagi yang bahkan lebih aqdam dari ulama pegangan dia, padahal ulama yang lebih aqdam yang terakhir ini ucapannya sesuai dengan sabda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم، berarti si penghina tadi adalah jahil atau pengekor hawa nafsu.
والله تعالى أعلم بالصواب.
والحمد لله رب العالمين.
------------------------------
( Dijawab Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy Hafidzahullah )
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy