Asy Syaikh Muqbil Rahimahulloh ghuluw dan Khowarij ?
Asy Syaikh Muqbil Rahimahulloh ghuluw dan Khowarij ?
Pertanyaan:
Bismillah.. akhi tolong tnyakn ini k syaikh abu fairuz.. ada sebuah tulisan seperti ini.
Seluruh Syaikh Ahli Sunnah menyatakan bahwa Imam Abu Hanifah adalah salah satu Imam besar Ahli Sunnah wal Jama’ah, karenanya mazhab beliau termasuk yang diakui sejak dahulu. Berbeda dengan apa yang dikatan oleh Syaikh Muqbil –rahimahullah- dalam bukunya “Nasyr ash Shahifah fi Dzikris Shahiih min Aqwaal Aimmah Jarh wat Ta’dil fii Abi Hanifah” , bahwa Abu Hanifah adalah seorang Murji’ah !!.
Satu lagi akhi..
Tentang syaikh muqbil rohimahulloh Beliau pernah mencela pemerintah Arab Saudi dengan sangat keras, hingga sebagaian orang memahami bahwa beliau mengkafirkan pemerintah Arab Saudi - namun kemudian diklarifikasi oleh beliau sendiri, bahwa beliau tidak pernah mengkafirkan pemerintah Arab Saudi, sekaligus menyatakanruju’
dari kekeliruan tersebut dalam ceramah beliau yang berjudul “Musyahadaat fi Mamlakah al-
Arabiyah al-Saudiyyah“-, dan saat jatuh dalam kesalahan ini banyak ulama Ahli Sunnah yang mengingkari beliau. Dan perlu diketahui, kesalahan beliau dalam mencerca pemerintah Arab Saudi berlangsung begitu lama, sebab taubat (ruju’) beliau itu baru terealisasi pada akhir-akhir hayat beliau. Kekeliruan fatal beliau kemudian diberikan udzur oleh mereka yang sejalan dengan Syaikh, bahwa Syaikh merasa dizalimi oleh pemerintah Saudi Arabia. Beliau dilarang masuk ke dalam wilayah Arab Saudi selama kurang lebih 20 tahun
sehingga beliau tidak dapat mengerjakan ibadah umrah dan haji. Akan tetapi, tatkala kesalahan yang sama – menurut mereka kelompok salafy- dilakukan oleh Syaikh Safar al-Hawali - hafidzahullah-, yang menurut mereka mencela dan melawan pemerintah, padahal telah diklarifikasi bahkan dibantah oleh beliau sendiri dalam majelis al-Allamah asy-Syaikh al-Fadhil Ibnu al-Utsaimin-
rahimahullah –lihat dan dengar aslinya dalam http://www.islamgold.com/view.php?gid=2&rid=10-
beliau lantas dicerca sebagai khawarij pemberontak dan sebagainya, dan tidak ada udzur
(kesempatan memberi alasan) bagi “kesalahan” tersebut.
Satu lgi akhi Sebagai contoh, sikap tergesa-gesa asy-Syaikh al-Fadhil Muqbil – rahimahullah- dalam menghukumi Syaikh Muhammad Rasyid Ridha – rahimahullah-, dimana beliau menyatakan dalam Muqaddimah As- Shahiih al-Musnad Min Dalaa-ilin Nubuwwah, hal. 10, bahwa Syaikh Muhammad Rasyid Ridha berada di atas kesesatan. Dan hal ini tidak disetujui dan dibantah oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani –rahimahullah-, dalamSilsilah al-Huda wan Nuur, kaset no. 32: “Aku rasa ini adalah penafsiran yang terlalu luas dan tidak pada tempatnya. Yakni, dalam memutlakkan sifat dhalal (kesesatan) pada orang ini (Syaikh Muhammad Rasyid Ridha). Menurut keyakinan saya, beliau memiliki banyak jasa terhadap Ahli Sunnah di zaman ini. Karena beliau menyebarkan dan menyeru kepada as- Sunnah dalam majalah beliau yang terkenal, al-Manaar. Bahkan pengaruhnya sampai ke banyak negeri kaum muslimin non-Arab. Oleh karena itu, pendapat saya bahwa perkataan ini adalah perkataan ghuluw(ekstrim) yang semestinya tidak terlontarkan dari orang seperti saudara kita, Muqbil.
-------------------
Jawaban dengan memohon pertolongan pada Allah ta'ala:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.
Kenapa si penulis yang terpengaruh oleh sururiyyah itu tidak merujuk ke kitab "As Sunnah" karya Al Imam Abdillah bin Al Imam Ahmad bin Hanbal, kitab "Tarikh Baghdad" karya Al Khathib Al Baghdadiy dll? Di dalamnya banyak kritikan pedas para imam Salaf terhadap Abu Hanifah atas penyimpangan aqidahnya.
Tentang Muhammad Rasyid Ridha, maka bukti penyimpangannya terhadap masalah² prinsipil cukup banyak. Dan ulama yang tahu menjadi hujjah terhadap ulama yang tidak tahu, bukan dibalik. Maka pujian global Al Imam Al Albaniy tidak bisa dipakai untuk meruntuhkan kritikan terperinci yang diseburkan oleh Al Imam Al Wadi'iy dalam kitab tadi dan dalam kitab "Raddu Ahlil Ilmi 'Ala Man Ankaras Sihr" dll.
Kemudian:
Terlalu banyak perbedaan antara Al Imam Al Wadi'iy dengan Safar Al Hawaliy.
Di antaranya adalah:
Al Imam Al Wadi'iy rahimahullah tidak mengkafirkan pemerintah Saudi. Sedang Safar Al Hawaliy bergabung dengan kelompok Muhammad bin Surur bin Nayif Zainal Abidin yang mana dia terang2an mengatakan bahwasanya para ulama dan umara Saudi menghambakan diri kepada pemerintah Amerika.
Al Imam Al Wadi'iy rahimahullah sangat menghormati kitab² aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah, sedangkan Safar Al Hawaliy bergabung dg Muhammad Surur yang mengatakan bahwasanya kitab-kitab aqidah tadi dalilnya hanyalah berupa dalil-dalil yang kering.
Al Imam Al Wadi'iy rahimahullah tidak merencanakan pemberontakan sama sekali, sementara Safar Al Hawaliy termasuk kelompok yang merancang pemberontakan. Bacalah "Al Quthbiyyah Hiyal Fitnah" karya Asy Syaikh Abu Ibrohim Bin Sulthan Al Adnaniy rahimahullah.
والله أعلم بالصواب.
-----------------------
(Dijawab Oleh Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله)
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy