Header Ads

BEKERJA DI PERUSAHAAN YANG MENYURUH BERDUSTA DAN ORANG TUA MEMAKSA UNTUK TERUS BEKERJA DISITU

BEKERJA DI PERUSAHAAN YANG MENYURUH BERDUSTA DAN ORANG TUA MEMAKSA UNTUK TERUS BEKERJA DISITU



Pertanyaan : bismillahirrahmanirrahim, السلام عليكم ya syaikhuna, afwan ya syaikh, ada titipan pertanyaan dari teman ana "apabila kita kerja disuatu perusahaan dan perusahaan ini menyuruh kita berbohong dan kebohongan kita akan ditanggung jawab oleh perusahaan. Apakah gaji yang kita terima dari perusahaan itu haram atau halal? dan kalau orang tua maksa kita harus tetap kerja disitu, bagaimana ya syaikh?barakallahufiik..
Dan jika kita tidak mengikuti paksaan orangtua untuk tetap bekerja disitu, apakah kita termasuk melawan orangtua?
------------------------------

Jawaban dengan memohon pertolongan pada Allah ta'ala :

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.

Ada dua kemungkinan:

Pertama:
Jika perusahaan tadi memang dasar operasinya dan dasar bisnisnya adalah di atas kedustaan, maka itu adalah haram, dan gajinya juga haram. Dia wajib keluar dari situ.

Kemungkinan kedua:
jika asal operasi dan bisnisnya adalah halal dan memenuhi syarat² sah akad perniagaan, hanya saja terkadang (bukan sering) ada unsur kedustaan, maka dia pada asalnya tetap halal untuk kerja di situ, tapi berdosa jika ikut berdusta atau mendukung kedustaan. Gajinya pada asalnya halal, tapi jika diperoleh dari amalan yang bercampur sedikit kedustaan, maka gajinya akan bercampur dengan sedikit keharaman. Semakin banyak dusta, akan semakin banyak kadar keharaman di dalam gajinya. Maka dia wajib banyak² bersedekah. Usahakan cari tempat kerja atau wiraswasta yang lebih bersih (jika tidak mendapatkan yang ma'shum, dan memang tak ada yang ma'shum selain makhluk yang Allah jaga dari kesalahan )

Tapi jika polanya adalah yang pertama tadi, maka gajinya memang haram, dan dia wajib keluar dari perusahaan tadi.
Allah ta'ala lebih berhak ditaati daripada orang tua, bos, dan seluruh makhluk di bumi.

والله أعلم بالصواب.
والحمد لله رب العالمين.
--------------------------

( dijawab oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )

Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy
Diberdayakan oleh Blogger.