Cobaan dan Ujian Rasulullah صلى الله عليه وسلم
Audio from أبو فيروز الإندونيسي
Cobaan dan Ujian Rasulullah صلى الله عليه وسلم
Sheikh Abu Amr al Hajuri حفظه الله تعالى, ms 146,
Di Musnad Abi Ya'la 1818, dalam kitab muntakhabnya Ahmad bin Humaib, Jabir ibn Abdillah berkata......
Pada suatu hari orang-orang Quraisy berkumpul melihat Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam lalu mereka berkata, "Carilah orang yang paling tahu di antara kalian tentang masalah sihir dan perdukunan, perbomohan, juga masalah syair lalu hendaknya dia mendatangi si lelaki ini yang telah memecah belah perkumpulan kita." Rasulullah dituduh memecah belah masyarakat.
Dulu semua menyembah sesembahan yang akidahnya sama. Menyembah apa itu? Sesembahan yang banyak. Sekarang ada yang masih menyembah itu ada yang memilih satu aja. Nah ini jadi pecah masyarakat. Menurut gambaran mereka.
Dan mencerai-beraikan urusan kita. Dulu semuanya sepakat untuk batil. Sekarang ada yang mau baik. Ini hakikatnya itu. Nah ini jadi timbul perpecahan kata mereka. Ha ini buruk kata mereka.
"Dan memburuk-burukkan agama kita." Rasul tidak mengejek. Tetapi apa? Menceritakan hakikatnya. Memang hakikatnya agama yang buruk dikatakan buruk, yang baik dikatakan baik.
Lalu hendaknya dia mengajak bicara orang ini. Lalu hendaknya dia melihat apa jawaban orang itu kepada teman kita ini. Apa jawaban si Muhammad itu kepada utusan kita ini nanti.
Lalu orang-orang Quraisy mengatakan, "Kami tidak mengetahui seorang pun selain Utbah bin Rabi'ah." Dan utusannya bukan hanya satu, ada yang lain juga al Walid ibnu Mughirah al Makhzumi, dan yang lain-lain. Utusan berulang kali, perdebatan terjadi berkali-kali.
Lalu mereka mengatakan, "Anda lah wahai Abul Walid", yaitu apa , Utbah bin Rabi'ah. Lalu Utbah pun mendatangi Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Lalu dia bertanya. Ini pertanyaan yang menjebak tentunya. "Wahai Muhammad, engkau yang lebih baik atau ayahmu Abdullah?". Lalu Rasulullah sallallahu pun diam.
Ya kalau beliau mengatakan saya lebih baik dari ayah saya, ah dianggap buruk itu. Ini menghina orang tua. Kalau dikatakan orang tua saya lebih baik, mmm akan jadi alasan. Lalu kenapa engkau meninggalkan yang baik dan menuju kepada yang tidak baik yaitu ajaran kamu sendiri. Ini jebakan. Maka terkadang jawaban itu bukan kalau tidak plus yamin kalau tidak negatif, yang positif. Lihat pola pertanyaannya macam apa. m
Maka Rasulullah diam, karena seperti ini tidak layak dijawab.
Lalu si Utbah tanya lagi, "Engkau lebih baik atau kakekmu Abdul Muthalib?". Wah ini lebih membahayakan lagi karena sidatuknya ini adalah pemimpin Quraisy secara total. Kalau dia mengatakan saya lebih baik, niscaya apa? Orang akan menuduh, oh ini menghina kakek moyangnya sendiri. Kalau mengatakan saya lebih baik eh kalau mengatakan kakek saya lebih baik, datok saya lebih baik berarti apa, ini jadi alasan lalu kenapa engkau meninggalkan yang lebih baik dari dirimu sendiri, untuk ikut ajaran engkau yang tidak baik itu.
Maka Rasulullah melihat, ini tidak perlu dijawab, kalau pertanyaannya macam ini. Lalu Rasulullah sallallahu alaihi wasallam pun diam.
Dan ini sering pola pertanyaan dari apa, para ahli taklid. Kita lebih baik atau Syafi'i, jawabannya macam apa. Maka perlu diperinci. Kalau kita mengatakan Syafi'i lebih baik mereka akan mengejek. Kalau gitu mengapa kamu buat ajaran sendiri, tidak ikut syafi'i.
Kalau kita katakan kita lebih baik dari Syafi'i, ya jadi alasan, oh ini menghina Imam Syafi'i. Padahal bukan begitu. Jelas Imam Syafi'i lebih baik, tapi tidak ada yang maksum setelah wafatnya Nabi Muhammad sallallahu alaihi.
Kalau betul ya diikuti Kalau tidak betul didoakan baik-baik tapi tidak diikuti kesalahannya itu. Tetap kita yakin imam kita lebih baik daripada kita sendiri.
Tapi masalahnya bukan baik atau tidak baik, tapi betul atau tidak, ajarannya kali ini. Itulah yang menjadi pembahasan.
Kemudian, maka jika engkau katakan bahawasanya para tokoh tadi, ayahmu dan datukmu itu lebih baik dari dirimu, mereka telah menyembah sesembahan-sesembahan yang engkau buruk-burukkan.
Inilah sisi hujah yang dia sebutkan. Hujah yang tidak layak tentunya.
Tapi kalau engkau menyangka atau menyatakan engkau memang lebih baik dari ayahmu dan dari datukmu, maka hendaknya engkau bicara sehingga kami mendengar ucapanmu. Yaitu ucapkan terang-terangan engkau memang lebih baik dari nenek moyang. Niscaya apa, nanti akan dimarahi Rasulullah.
"Sesungguhnya kami demi Allah, belum pernah kami melihat sakhlah, sakhlah disebutkan dalam catatan kaki yaitu apa? Anak yang disayang oleh orang tuanya. Jadi demi Allah belum pernah kami melihat anak yang disayang orang tuanya tetapi lebih mendatangkan kesialan kepada kaummu melebihi engkau.
Engkau sangat disayang oleh apa? Datukmu Abdul Muthalib orang tidak berani duduk di kerusinya Abdul Muthalib, ternyata si cucunya ini berani duduk di situ. Memang disayang dan memang apa, datuknya pun membiarkan saja Ternyata. قد, sama sekali yaitu belum pernah kami melihat sama sekali, ada anak kesayangan yang justru mendatangkan kesialan kepada kaumnya melebihi engkau.
Dianggap mendatangkan sial, nabi Muhammad. Kenapa dikatakan membawa sial? Engkau memecah belah perkumpulan kami. Ini apa? Ada tasydid yang terulang, ta' yang pertama di tasydid, ta' yang kedua juga di tasydid. Karena dari ta', kemudian jumpa dengan ta' mudhoro'ah. Engkau mencerai-beraikan urusan kami, engkau memburuk-burukkan agama kami. Engkau membongkar aib kami di tengah-tengah orang Arab. Padahal selama ratusan tahun. Entah berapa ratus tahun, atau bahkan ribuan tahun, orang Arab, setelah mereka memesong dari ajaran nabi Ismail maka mereka menyangka ajaran yang betul adalah ajaran Quraisy yang penuh dengan paganisme itu. Menyembah sesembahan yang banyak. Ha ternyata, justru cucu dari pemimpinnya sendiri malah mengatakan semua ini salah. Jadi selama ribuan tahun kalian salah. Membuat kami malu macam ini, di hadapan orang Arab. Sampai-sampai sehingga demi Allah benar-benar telah terbang yaitu apa? Telah tersebar di tengah-tengah orang Arab, bahwasanya di tengah-tengah orang Quraisy ada penyihir, penyihir yang sangat hebat yang mampu memecah belah kepemimpinan mereka dan ajaran mereka. Dan bahwasanya di tengah-tengah Quraisy itu ada seorang dukun. Karena apa? Nabi Muhammad menceritakan perkara ghaib dengan wahyu dari Allah, bukan dengan bantuan syaitan tentunya.
Maka demi Allah, demi Allah kami tidak menantikan kecuali seperti teriakan wanita yang tengah hamil, tengah mengandung, yaitu apa, sebentar lagi akan lahirlah apa itu istilahnya. Lahirlah bayi. Oh ya. Intinya adalah dia sakit, lalu apa? Lahirlah bayi itu.
Yaitu apa? Sebagian dari kami akan bangkit menyerang sebagian yang lain dengan pedang. Yaitu engkau memecah belah bahkan sampai timbul peperangan di antara kita.
Padahal bukan Rasulullah yang memulai peperangan, mereka yang tidak mau debat baik-baik. Malah apa, mereka yang menyiksa sebagian sahabat bahkan membunuh sahabat yang laki-laki dan sahabat yang perempuan di periode Mekah itu. Jadi mereka yang menumpahkan darah, bukan Rasulullah.
Sampai kami saling menghabiskan, membinasakan. Masing-masing kabilah akan habis karena perang sendiri-sendiri gara-gara engkau wahai Muhammad, kata orang ini, Uqbah ibnu Robi'ah.
"Wahai lelaki, kalau memang yang ada padamu itu hanyalah hajat, maksudnya adalah kemiskinan, engkau sampai membawa dakwah yang aneh-aneh, sebenarnya engkau ingin cari duit saja seperti rata-rata partai ini, partai itu, atau pertubuhan ini pertubuhan itu. Intinya adalah cari duit, bahkan di Indonesia, yang mengaku jadi nabi itu rata-rata ingin apa? Mengumpulkan duit. Pasti itu. Ujung-ujungnya minta kumpulkan harta.
Kami akan kumpulkan duit, kumpulkan harta untukmu sehingga engkau menjadi lelaki yang, lelaki yang paling kaya di tengah-tengah Quraisy.
Ini menunjukkan dakwah Rasulullah kuat sekali walaupun tidak memakai kekerasan dan tidak menumpahkan darah.
Sampai-sampai untuk menghentikan beliau, mereka ingin merasuah beliau, menunjukkan beliau, dakwahnya kuat sekali, mereka tidak mampu membendung orang-orang yang ingin masuk Islam, karena sesuai fitrah dan sesuai akal sehat.
Ahh ini kita sudah membahas dalam pelajaran apa itu, Bulughul Maram. Ye, kalau engkau itu cuma ba'ah, engkau terlalu kebanyakan libido saja ingin kawin saja, pilihlah wanita Quraisy yang engkau inginkan.
Bukan kami yang memilihkan engkau pilih sudah, menunjukkan dakwah nabi kuat mereka sampai menawarkan, " Sudahlah, anda minta apa, kami kasi."
Kemudian apa? Wah ini kesempatan orang yang, memang ingin itu. "Kami akan menikahkan engkau dengan sepuluh wanita sekaligus." Ha ini orang yang memang, dakwahnya buruk, ah ini kesempatan emas bagi dia. Bukan karena Allah lagi.
Thoyyib., tadi pilihannya ada berapa ini? Dua. Nanti ketika Al Walid Ibnul Mughirah, tidak tahu apakah nanti dibahas di sini, kasi tiga pilihan. Ini ya. Kalau yang dalam kisah Utbah bin Rabi'ah, Utbah bin Rabi'ah cuma kasi dua pilihan, masalah harta dan wanita. Kalau nanti yang Al Walid Ibnu Mughirah kasi tiga pilihan yaitu apa tahta, kepemimpinan. Semuanya ta'.
Kemudian Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bertanya kepada Utbah Ibnu Rabi'ah, " Apakah anda telah selesai?". maka dia menjawab, "Ye". Ha ini dakwah yang bagus dari Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bukan apa? Saling memotong ucapan. Biarkan dia bicara sampai selesai. Setelah itu gantian, saya bicara sampai selesai. Saya tidak memotong ucapan anda, Anda juga jangan memutuskan ucapan saya. Masing-masing biarkan bicara sampai selesai dulu. Ah ini baik. Cara dakwah yang baik. Cara perdebatan yang bagus.
Lalu Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, membacakan ayat,
بسم الله الرحمن الرحيم
تَنزِيلٌ مِّنَ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ (2)
Dan memang sunnahnya seperti itu. Membaca bismillah dulu baru membaca surat yang diinginkan.
Dan ini menunjukkan memang bismillah itu bukan dari surat, tapi dia adalah ayat yang turun tersendiri untuk memisahkan antara surat.
Sebagaimana telah sahih dari Ibnu Abbas di dalam Mustadrok Al-Hakim. Makanya Al-Fatihah dimulainya adalah dengan,
الحمدلله رب العالمين
Bismillah itu sebagai permulaan.
Sebagaimana di dalam hadith Anas, diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim kalau tidak salah. Tentang apa? Surat Al-Kautsar. Rasulullah membaca,
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1)
Bismillah tidak termasuk dari surat Al-Kautsar tapi dia memang sebagai pemisah antara surat.
Sampai mencapai, berapa ini, Fussilat ayat ke 13. Jadi Rasulullah membacakan 13 ayat
Kalau mereka berpaling dari dakwahmu wahai Rasulullah, (orang-orang Quraisy itu) maka katakan kepada mereka saya peringatkan kalian dengan petir seperti petir yang menyambar kaum Adam dan kaum Tsamud.
Memperingatkan dengan kemurkaan Allah.
Utbah mengatakan, "Cukup, cukup." Ya, dia tak kuat mendengar apa, ayat-ayat yang sangat eh sangat kuat macam ini. Tak perlu sangat banyak bacakan ayat-ayat itu.
"Apakah engkau memiliki selain ini ?". Rasulullah mengatakan, "Tidak", maksudnya adalah cukup hujah ini, Qur'an itu cukup, tak perlu debat yang pening-pening dengan ilmu kalam.
Lalu Utbah bin Rabi'ah kembali ke masyarakat Quraisy. Mereka bertanya, "Apa yang ada di belakang mu?. Yaitu ada kejadian apa tadi.
"Tidaklah saya meninggalkan suatu perkara. yang saya memandang kalian akan mengajak bicara dia dengan perkara itu kecuali saya telah mengucapkan itu pada dia.
Jadi segala hujah yang saya memandang kalian akan mengucapkan saya telah ucapkan itu pada si Muhammad. Lalu mereka bertanya, "Apakah dia menjawab mu?". Demi dzat yang memancangkan Ka'abah itu sebagai bangunan. Saya tidak paham sedikit pun dari yang dia ucapkan, selain dia mengatakan, " Saya peringatkan kalian dengan petir seperti petir yang menimpa kaum Ad dan kaum Tsamud, padahal dia orang yang paling pandai, dipilih oleh mereka. Ternyata dia tidak faham ayat-ayat yang kaum muslimin faham kecuali apa, yang terakhir, masalah ancaman dengan petir." kata dia.
"Celaka kamu, seseorang mengajak engkau bicara dgn bahasa Arab tapi engkau tak tau apa yang dia ucapkan". Iya ini memalukan, engkau orang Arab bahkan orang yang pandai dalam bahasa Arab, dalam sastra Arab. Dia mengatakan, "Tidak, demi Allah, saya tidak paham sedikit pun, dari apa yang dia ucapkan selain penyebutan petir. "
Memang hati dia telah tertutup makanya dia termasuk yang
nanti apa, menyakiti Rasulullah dengan amat sangat. Dan
kemudian dia akan mati di waktu perang Badar. Dia termasuk orang yang tidak dapat hidayah karena hatinya memang sudah tidak suka itu.
Kenapa? Iya. Utbah ibnu Robi'ah. Kenapa? Iya dia memusuhi betul-betul.
Mereka jelas masalah sumpah dengan rububiyah, tetap mereka mengakui Allah-lah pencipta segalanya. Ya ini adalah memang hujjah kita untuk mereka.
Rubibiyah milik Allah. Kenapa kalian tidak menyembah Allah saja.
Dalam sanadnya ada dua orang, Ajlah dan Hayyar bin Harmad, tapi apa, dua orang ini lemah tapi boleh untuk penguat dan pendukung.
Baik kita habiskan pembahasan kesimpulan hukum hadith ini. Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq sebagaimana dalam Sirah Ibnu Hisham dan dari jalur beliau adalah riwayat Imam Al Baihaqi Saya diberi cerita berarti apa ini sanadnya putus, sanadnya mubaham. Siapa yang mahu beri cerita, tidak dikasi tau. Utbah bin Rabi'ah dan dia adalah pemimpin, salah satu dari pemimpin Quraisy lalu menyebutkan kisah ini. Hadis tersebut dengan dua jalur ini, jalur siapa tadi Abud bin Humaid dan jalur dari Ibnu Ishaq menjadi hasan. Memang betul dia hasan li ghairih.
Sumber Channel Telegram: soaljawab_sheikhabufairuz