DALIL GARPU TALA
DALIL GARPU TALA
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Dik, ada yg mau aku tanyakan, klo menurut kamu, ini 👇gimana?
---------
+ Pak Nas, apa dalil garpu tala? Saya belum berani melakukannya, kalau tidak tahu dalilnya.
- Sebenarnya, saya bukan ustadz, bukan ahli agama. Latar belakang saya adalah peneliti di bidang kimia. Saya lulusan UI dan pernah bekerja sebagai asisten profesor di UTM Malaysia. Maka saya biasa menggunakan metode penelitian dalam menilai sesuatu. Ada hipotesa, pengujian, pengolahan data menggunakan statistik, lalu penyajian.
Selain kimia, saya suka dengan ilmu statistik, dengan ilmu itu saya bisa menyimpulkan pola dan kecenderungan sebuah persoalan. Misalnya, percobaan saya lakukan berkali-kali lalu 80% berhasil, maka saya akan sangat percaya diri menyajikannya dalam jurnal ilmiah.
Lalu bagaimana jika 100% berhasil? Wah... saya akan sangat bahagia dengan percobaan itu. Saya akan mengatakan bahwa kesimpulan itu benar 100%. “Pasti pas” kalau bahasa pertamina-nya. “Haqqul yakin” bahasa agamanya.
Ketika menggunakan Garpu Tala memang ayat yg ditemukan kebetulan saja. Kebetulan nge-pas dengan situasi dan kondisi saya. Lalu saya coba, lho koq kebetulannya berkali-kali dan 100% akurat. “Ini mah bukan kebetulan” fikir saya.
Lalu saya coba ke istri, anak, teman, sahabat, lho lho ajaib, akurasinya benar2 100%. Kebetulan yang berulang ribuan kali. Insting ilmiah saya mengatakan bahwa metode ini bisa tepat digunakan.
Dari ribuan pengalaman itu, saya menemukan pola-nya, lalu saya simpulkan menjadi sebuah metode bernama GARPU TALA.
*
Ada yang tidak tepat dalam memahami Garpu Tala yang saya maksud. Ada yang mengemukakan dalil bahwa “membuka Al-Qur’an secara acak tidak diperbolehkan”. Mmm... Garpu Tala intinya bukan itu.
Garpu Tala merujuk pada percobaan ilmiah. Saat sebuah garpu tala digerakkan, maka garpu tala disebelahnya akan ikut bergerak padahal tidak ada “kabel”nya. Ini disebabkan adanya gelombang yang merambat.
Nah, saat hati galau, gelisah, itu ada energi tidak baik di dalam tubuh. Istilah kami di kimia, ada ion atau radikal bebas, yang mencari keseimbangan. Energi tidak baik itu harus menemukan “rahasia” dari persoalan yang menyebabkan galau hati.
Istilah sederhana saya, hati galau itu energi bubur. Nah dia memerlukan energi berlian, merujuk pada penelitian dr Masaru Emoto tentang energi berlian pada air.
Nah... energi berlian yang tersedia sepanjang masa adalah Al-Qur’an. Wa kadzalika awhayna ilayka ruuhan min amrina. “Demikianlah kami wahyukan kepadamu RUH (tak berbentuk) dari sisi Kami”
Fisiknya memang lembaran kertas, tapi dunia quantumnya, ada energi yg Allah tanam di ayat demi ayat dalam Al-Qur’an.
Al-Qur’an sebagai syifa (obat) juga sudah kita sepakati bersama. Maka dengan treatmen tertentu, Al-Qur’an akan menjadi obat bagi hati yang galau. Energi bubur akan tenang bertemu dengan energi berlian.
Lalu, saya kembangkanlah metode Garpu Tala itu. Mentransfer energi berlian ke jiwa yang sedang galau dan perlu jawaban.
*
Awal mula Garpu Tala sebenarnya pada saat saya membantu seorang ibu yang mau bunuh diri, saya coba menggunakan Al-Qur’an karena tidak ada metode lain yang tersedia saat itu. Dia di Solo, saya di Depok.
Saya sudah menceritakan kisah ini di 2 buku saya: Rahasia Magnet Rezeki dan Diary Garpu Tala (tenang saja, saya tidak promosi, semua royalti buku sudah saya wakafkan 100%).
Ajaibnya, sang ibu sembuh. Dan mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Ah... ini kebetulan. Saya cukup kagum sekali.
Tapi setelah itu, metode ini saya gunakan untuk diri saya yang sedang galau-galaunya menghadapi “hutang” atau amanah bermilyar-milyar.
Dan... seperti yang saya tulis di atas... akurasinya 100% dan sangat membantu saya menyelesaikan amanah saya.
Maka... kebetulan itulah yang saya rasa sebagai amanah baru untuk saya dalam mengajarkan ilmu dan metode ini.
Disebut metode, karena memang ada metodenya ya... ada langkah-langkahnya. Ada pemahaman yang dibangun sebelum menemukan sebuah ayat.
---------------------------
**Dijawab oleh Asy Syaikh Abu Fairuz Al Jawiy حفظه الله:**
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.
Perlu diperiksa lebih teliti lagi tentang apa yang dia maksudkan, dan bagaimana metode yang dia tempuh.
Namun secara garis besarnya, saya katakan sebagai berikut, dengan memohon taufik pada Allah ta'ala:
Al Qur'an Al Karim memang obat segala penyakit.
وننزل من القرآن ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين ولا يزيد الظالمين إلا خسارا.
"Dan Kami turunkan Al Qur'an yang mana dia itu adalah obat dan rahmat bagi kaum Mukminin. Dan Al Qur'an itu tidak menambahi orang-orang yang zhalim kecuali kerugian".
Penyakit ada dua macam: jasmani dan rohani.
Penyakit jasmani bisa diobati dengan membacakan Al Qur'an kepada bagian yang sakit.
Penyakit rohani ada tiga macam:
Pertama: hilangnya akal, berupa gila, kesurupan dan sebagainya. Obatnya sama dengan di atas.
Yang kedua adalah: kegalauan dan tidak tentramnya akal karena belum menemukan jawaban dari perkara2 yang tidak dia ketahui ataupun perkara yang meragukan dirinya. Ini yang dinamakan dengan penyakit syubuhat (kesamaran), syukuk (keraguan) war raib (kebimbangan). Maka obatnya adalah dengan mencari jawaban terhadap masalah tadi di dalam ayat² Al Qur'an yang memang membahas permasalahan tersebut. Memang harus mencari manakah ayat² yang sesuai dengan masalah tadi, dan tidak boleh tebak²an asal tunjuk ayat, padahal bisa jadi masalah yang membuat galau dan ragu tadi adalah masalah hukum² warisan. Maka jika asal tebak dan tunjuk ayat, bisa jadi dia akan mendapatkan ayat yang membahas jual beli atau masalah politik. Jelas tidak sesuai. Dan barangsiapa memakai metode asal tunjuk, lalu asal menafsirkan ayat apapun yang ditemukannya untuk dicocok-cocokkan dengan masalah yang dia hadapi, jatuhlah dia kepada perkara yang sangat haram, yaitu: bicara atas nama Allah tanpa ilmu.
Penyakit rohani yang ketiga adalah: kalahnya akal terhadap hawa nafsu. Ini yang dinamakan sebagai penyakit syahawat. Obatnya hampir sama dengan yang baru saja disebutkan, dia harus mencari ayat² yang memang sesuai dengan pembahasan tipe penyakit yang dialami, jangan asal tebak2an ayat atau asal tunjuk, karena bisa jadi dia menghadapi masalah dorongan hawa nafsu untuk berjudi, tapi ayat yang asal dia tunjuk ternyata membahas masalah homoseksual. Ini jelas tidak sesuai sama sekali.
Maka dia harus banyak² berhubungan dengan ulama, dan tidak boleh mengobati penyakit dengan penafsiran al Qur'an sesuai pemikiran sendiri. Demikian pula dalam masalah penyakit fisik, dia harus berhubungan pakarnya agar tidak salah jenis obatnya, juga tidak salah kadar obatnya, tidak salah waktu minumnya, tidak salah penggabungan antara obat ini dan itu, dan tidak salah dalam masalah pantangan²nya.
Jangan asal pergi ke apotik lalu asal tunjuk botol obat, kemudian segera meminumnya atau menafsirkan aturan pakainya sendirian, padahal bisa jadi penyakit dia adalah bronkitis, dan obat yang asal dia tunjuk adalah obat patah tulang.
Allah ta'ala berfirman:
فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون.
"Maka bertanyalah kalian kepada Ahli Qur'an jika kalian tidak mengetahuinya".
Masing² bidang ilmu itu harus diserahkan pada pakarnya, bukan pakai firasat sendiri sambil mengkhayalkan adanya aura² pada ayat Al Qur'an yang pasti akan menarik tangan orang yang asal tunjuk kepada ayat yang pasti sesuai.
Al Qur'an itu harus dipelajari baik², barulah diketahui tempat² peletakan yang sesuai.
والله أعلم بالصواب.
والحمد لله رب العالمين.
( Dijawab Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudisy Al Jawiy Al Indonesiy حفظه الله )
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy