Dari Dua Syaikh Ahlussunnah Mentari Aden Dan Purnama Shobah –حفظهما الله-
Ambillah Faidah
Dari Dua Syaikh Ahlussunnah
Mentari Aden Dan Purnama Shobah
الحمد لله، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمداً عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وسلم تسليماً كثيراً. أما بعد:
Maka sesungguhnya saya di beberapa waktu yang dulu telah bertekad untuk mengunjungi masjid “At Taqwa” di kota Jogjakarta, yang diurus oleh dua saudara yang utama, Al Ustadz As Salafiy Abu Zakariya Al Harits Al Jabaliy, dan Al Ustadz As Salafiy Abu Amr Bilal Al Jawiy حفظهما الله. Kemudian terjadilah kesepakatan di antara kami bahwasanya kunjungan akan dilaksanakan -insya Allah ta’ala- pada tanggal 17-21 Oktober 2019 M (jadwal tiket pesawat terbang dari Malaysia), yang bertepatan dengan tanggal 17-21 Shofar 1441 Hijriyah, disesuaikan dengan kelonggaran waktu dari ikhwah Malaysia yang menyertai.
Dan kesepakatan tersebut berlangsung pada waktu yang tidak pendek sebelum kami –yang mengunjungi dan yang dikunjungi- mengetahui sama sekali bahwasanya dua Syaikh yang utama: Ahmad Bin Utsman Al Adeniy dan Salim Bin Ahmad Ash Shobahiy حفظهما الله akan mengunjungi sebagian tempat di Indonesia pada tanggal 16-21 Shofar 1441 Hijriyah.
Ustadz Abu Zakariya dan Ustadz Abu Amr حفظهما الله meminta saya untuk mengadakan daurah ilmiyah bagi para ikhwah di tempat beliau berdua –berdasarkan baiknya persangkaan beliau berdua kepada si penulis keterangan ini-. Maka saya memikirkan materinya selama beberapa hari –karena banyaknya kesibukan pada waktu itu-, kemudian saya bertekad untuk membacakan ringkasan dari kitab Al Imam Ibnul Mulaqqin –beliau adalah Al Imam Al Hafizh Umar Ibnun Nahawiy Al Anshariy رحمه الله- dalam Ilmu Hadits –sejak dari awal bab: definisi hadits shahih, sampai akhir kitab: masalah adab-adab pengajar dan adab-adab pelajar-, insya Allah ta’ala.
Manakala pengumuman para ikhwah أكرمهم الله tentang daurah sederhana saya di Jogja sudah mulai tersebar; menjadi jelaslah bagi kami tentang tanggal kedatangan kedua Syaikh yang utama itu adalah 16 – 21 Shofar 1441 H.
Dan kami telah mencoba untuk merubah tanggal kedatangan kami agar jadwal sebagian ikhwah حفظهم الله tidak berhimpitan, akan tetapi kami tidak mampu melakukannya karena perubahan tiket pesawat yang akan kami tumpangi akan menyebabkan pembatalan dengan kerugian yang sangat besar, sehingga terjadi kesusahan yang sangat besar terhadap rombongan kami. Maka tidak mampu dihindari; kami akan melanjutkan acara sesuai dengan apa yang Allah ta’ala takdirkan –dan Dialah Yang Maha Penuh Hikmah lagi Maha Mengetahui-. Dan acara kami ini hanyalah daurah kecil yang sederhana untuk menyampaikan faidah kepada ikhwah yang dikunjungi dan ikhwah yang dimudahkan untuk menghadirinya. Semoga Allah ta’ala mensyukuriy kedua Ustadz yang utama dan para ikhwah di sana atas kesabaran mereka terhadap kunjungan kami, sekalipun di dalam kunjungan kami ini kami melakukan kekurangan-kekurangan dan tidak cukup di dalam beradab.
Dan dengan ini:
Saya menganjurkan semua ikhwah –yang secara syar’iy dan kauniy mendapatkan kemudahan- untuk meraih faidah dari kedua Syaikh Salafiyyin yang utama, dan beliau berdua itu telah dikenal di sisi kita:
Yang Pertama: Asy Syaikh Al Fadhil Ahmad Bin Utsman Al Yamaniy Al Adeniy حفظه الله
Beliau حفظه الله dilahirkan pada tahun 1965 M (sebagaimana faidah dari Asy Syaikh Abul Mundzir), di kota Aden. Kuniyah beliau adalah Abu Abdillah dan Abu Abdirrahman.
Dan beliau ini adalah seorang Syaikh Salafiy yang terkenal sejak zaman Al Imam Al Wadi’iy رحمه الله, beliau memiliki sejumlah karya tulis yang bagus, memiliki pengajaran-pengajaran yang berfaidah dan khutbah serta ceramah yang bermanfaat dan penting.
Beliau memiliki kekokohan di atas Sunnah dan Salafiyyah. Dan beliau banyak menolong Fadhilatusy Syaikh Al Allamah Al Walid Yahya Bin Ali Al Hajuriy حفظه الله di dalam menghadapi hizb Mar’iyyah dan yang selain mereka.
Yang Kedua: Asy Syaikh Al Fadhil Salim Bin Ahmad Bin Muhammad Al Yamaniy Ash Shobahiy Ar Roda’iy حفظه الله
Beliau حفظه الله lahir di Shon’a pada tahun 1985 M (sebagaimana yang beliau ceritakan pada saya). Desa beliau namanya adalah Shobah –bukan Shobbah-, di daerah Roda’, propinsi Baidho.
Allah telah memberikan karunia pada beliau untuk menekuni Sunnah pada usia 21 tahun. Kuniyah beliau adalah Abul Mundzir.
Dan beliau ini adalah seorang Syaikh Salafiy yang banyak memberikan faidah, beliau memiliki karya tulis yang banyak dan bagus, memiliki pengajaran-pengajaran yang berfaidah dan khutbah serta ceramah yang bermanfaat dan penting.
Beliau memiliki kekokohan di atas Sunnah dan Salafiyyah. Dan beliau banyak menolong Fadhilatusy Syaikh Al Allamah Al Walid Yahya Bin Ali Al Hajuriy حفظه الله di dalam menghadapi hizb Mar’iyyah dan yang selain mereka.
Dan bukanlah yang penting itu muda atau tuanya usia, karena yang terpandang adalah kemantapan ilmu, bukan sekedar tuanya umur.
Ibnul Madiniy رحمه الله berkata: "Sesungguhnya ilmu itu bukan berdasarkan umur." ("Al Adabusy Syar'iyyah"/Imam Ibnu Muflih رحمه الله/2/ hal. 192/cet. Ar Risalah).
Dan tiada keraguan bahwasanya kedua Syaikh yang utama tadi حفظهما الله berhak untuk memiliki biografi yang jauh lebih luas dari pada lembaran ini, hanya saja kesempatannya tidak cukup luas bagi saya karena banyaknya kesibukan menulis banyak buku dengan dua bahasa, berdasarkan bimbingan para ulama. Dan Asy Syaikh Abul Mundzir حفظه الله merasa malu untuk biografi beliau yang panjang ditampilkan di masa-masa ini. Dan ini tadi hanyalah sumbangan sederhana dari saya yang berisi pengenalan dan sanjungan saya akan keutamaan dan kedudukan beliau berdua di hadapan umat Indonesia saat ini.
Dan saya menganjurkan para ikhwah untuk mengambil faidah dari kedua Syaikh yang utama tadi حفظهما الله tadi. Dan dalil-dalil tentang keutamaan ilmu dan ulama itu banyak dan terkenal. Allah ta’ala berfirman:
﴿وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا﴾ [طه/114].
“Dan katakanlah: wahai Rabbku, tambahilah saya ilmu”.
Al Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata tentang keutamaan ilmu: “Segi yang kedelapan belas: bahwasanya Allah سبحانه memerintahkan Nabi-Nya untuk memohon pada Allah tambahan ilmu –lalu beliau menyebutkan ayat tadi, kemudian beliau berkata:- dan cukuplah dengan ini sebagai kemuliaan ilmu bahwasanya Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk memohon pada Allah tambahan ilmu”. (“Miftah Daris Sa’adah”/1/hal. 50).
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه yang berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
« ... ومن سلك طريقاً يلتمس فيه علماً سهل الله له به طريقاً إلى الجنة».
“... Dan barangsiapa menempuh suatu perjalanan untuk mencari ilmu; Allah akan memudahkan untuknya dengan itu jalan menuju ke Surga”. (HR. Muslim (2699)).
Dan Ahlussunnah Wal Jama’ah itu satu sama lain saling menganjurkan untuk mengambil faidah dari dari saudaranya.
Dari Syuraih Bin Hani yang berkata: Aku mendatangi Aisyah dan bertanya kepadanya tentang mengusap kedua khuf. Maka beliau menjawab:
عليك بابن أبي طالب فسله فإنه كان يسافر مع رسول الله ﷺ.
“Hendaknya engkau bertanya kepada Ibnu Abi Thalib, karena dia itu dulu sering bersafar bersama Rasulullah ﷺ“. (HR. Muslim (276)).
Al Imam An Nawawiy رحمه الله berkata: “Dan di dalam hadits ini ada sebagian adab seperti yang dikatakan oleh para ulama: bahwasanya disunnahkan untuk seorang muhaddits, pengajar, dan mufti jika dimintai suatu ilmu yang dimiliki oleh orang yang lebih agung daripada dirinya hendaknya dia membimbing si peminta untuk menuju ke orang tadi”. (“Syarhun Nawawiy ‘Ala Muslim”/3/hal. 176).
Al Imam Ahmad Bin Hanbal رحمه الله berkata: Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami: aku mendengar Ubaidullah Bin Umar berkata: Manakala aku tumbuh, lalu aku ingin menuntut ilmu, mulailah aku mendatangi para masyayikh dari keturunan Umar رضي الله عنه satu persatu, dan aku bertanya: “Apakah yang Anda dengar dari Salim (Anak Ibnu Umar –pen)?” Maka setiap kali aku mendatangi satu orang dari mereka, dia menjawab: “Hendaknya engkau bertanya kepada Ibnu Syihab, karena Ibnu Syihab selalu menyertai Salim”. (“Al Jarh Wat Ta’dil”/Ibnu Abi Hatim/8/hal. 73).
Al Imam Ibnush Sholah رحمه الله berkata: “Dan hendaknya si muhaddits -jika dimintai ilmu darinya yang mana ilmu tadi dimiliki oleh orang lain di negerinya atau di negeri yang lain dengan sanad yang lebih tinggi daripada sanad dirinya, atau lebih kuat dari sisi yang lain- dia memberitahu si pelajar tentang orang yang lain tadi, dan membimbingnya untuk belajar kepada orang tadi, karena agama ini adalah nasihat”. (“Ma’rifat Anwa’i Ulumil Hadits”/Ibnush Sholah/hal. 239).
سبحانك اللهم وبحمدك لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك، والحمد لله رب العالمين.
Kedah Malaysia, 11 Shofar 1441 H
Si Pelajar yang tergantung pada Allah ta’ala,
Abu Fairuz Abdurrahman Bin Soekojo Al Indonesiy
Al Jawiy –semoga Allah memberinya taufik----------------
Berbahasa Arab:
Terjemahan: Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy