Jenis-jenis taklid
بسم الله الرحمن الرحيم
قال
Imam Ibnu Utsaimin رحمه الله تعالى. Masih di muka surat 88
*أنواع التقليد*
Taqlid itu ada dua jenis.
Taqlid yang bersifat umum dan taqlid yang bersifat khusus.
Yang pertama, yaitu orang tersebut yaitu setia pada suatu mazhab, mengharuskan diri memegang suatu mazhab tertentu.
Dengan cara apa?
Mengambil, yang ringannya diambil, yang beratnya juga diambil.
رخص
Yaitu apa? Keringanan-keringanan yang diberikan.
عزائم
Yaitu apa? Hukum-hukum yang terasa berat. Yang hukum-hukum yang bersifat apa? Pasti. Di seluruh urusan agamanya.
Dan ini adalah Bid'ah, yang betul adalah Bid'ah.
Sebagaimana kata Imam Ibnul Qayyim didalam kitab beliau Ilamul Muwaqiin, demikian pula apa dikatakan bidah oleh Imam Syaukani di dalam kitab beliau Al Badru Toliq, juga apa itu Al-Imam Al-Wadi'i mengatakan ini Bid'ah.
Tidak ada satu dalil pun dalam Qur'an yang menyuruh demikian. Dari ا sampai ي, saya ikut Imam Syafi'i saja apa pun.
Tidak ada dalil yang menyuruh demikian. Tapi apa? Allah menyuruh,
الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ
Mereka adalah orang-orang yang menyimak ucapan lalu mengikuti yang terbaiknya.
Tayyib, kalau yang terbaik kali ini, sudah kita ikuti.
Kalau dalam kes yang lain ternyata pendapat yang lain, yang terbaik kita ikuti yang terbaik tadi.
Tayyib, kemudian apa. Para ulama berselisih pendapat tentang amalan seperti ini.
Di antara mereka ada yang menukilkan itu wajib. Dan itu adalah apa? Pendapat yang keliru.
Tidak ada dalil yang mengatakan itu wajib atau mustahab karena tidak mungkin generasi mutaakhir itu ijtihad.
Tayyib. Dan ini terbantah. Karena dalam kes, banyak sekali, orang-orang yang mengatakan tidak ada ijtihad setelah wafatnya imam yang empat, mereka ijtihad. Bahkan sampai sekarang.
seperti kes beberapa bulan yang lalu. Yaitu apa? Eh, kami sekarang ijtihad bahwasanya apa? Untuk azannya di, ditambah sepuluh minit lagi. Katanya tidak ada ijtihad setelah imam empat mati. Kenapa sekarang bilang ijtihad? Dan seterusnya. Setelah ketahuan jadual abadinya keliru. Tayyib.
Kemudian apa? Diantara ulama ada yang menukilkan itu haram dan itu yang betul.
Karena di dalam taqlid umum ini, ada sikap kesetiaan yang mutlak untuk mengikuti selain nabi صلى الله عليه وسلم.
Tayyib, karena konsekuensi dari taqlid umum ini, apa pun ucapan imam saya, saya ikuti, walaupun menyelisih Hadis walaupun apa, berarti hakikatnya dia dusta ketika mengatakan,
وأشهد أن محمد رسول الله
Ternyata nabi dia lain.
Buktinya apa? Ucapan nabi tidak diikuti ketika menyelisihi pendapat dari imam dia.
Tayyib. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Sesungguhnya di dalam pendapat yang mengatakan wajibnya menaati selain nabi صلى الله عليه وسلم di seluruh perintah dan larangannya, itu menyelisihi ijmak.
Dan pembolehannya itu perlu diperiksa lagi. Tayib. Iya, nabi kita satu. Kenapa tahu-tahu kita menetapkan ada nabi yang lain. Salah betul, pokoknya kita ikuti dan pasti betul dan seterusnya.
Ini adalah apa? Dusta dan keliru.
Sheikhul Islam juga mengatakan barang siapa mewajibkan diri mengikuti madzhab tertentu, lalu dia melakukan yang menyelisihi itu tanpa dia mengekor kepada alim yang lain yang berfatwa padanya, dan tanpa memiliki suatu dalil yang menuntut dia untuk menyelisihi itu, tanpa uzur syar'i yang mengharuskan halalnya apa yang dia perbuat, maka dia adalah orang yang mengikuti hawa nafsu.
Dia melakukan apa yang diharamkan tanpa adanya uzur syar'i.
Iya dia dusta, mengaku harus ikut Imam Syafi'i. Syafi'i yang paling pandai dari imam yang empat.
Tapi kenapa dalam masalah musik tidakak ikut Syafi'i, tidak ikut imam empat, bahkan apa? Ikut zahiri, ajaib.
Dalam masalah riba, kenapa tidak ikut pendapat Syafi'i, tapi malah ikut Abu Hanifah, ini juga ajaib. Dan seterusnya.
Yaitu apa? Banyak orang-orang yang palsu saja ketika mengklaim ini dan itu. Mengklaim ikut Syafii.
Kalau kita mendebat mereka, mereka akan bilang kamu siapa dibanding Syafi'i.
Tapi ketika mereka sendiri, tiba-tiba pindah mazhab karena tidak sesuai hawa nafsu, kenapa lupa? Siapa saya dibanding Syafi'i?
Terkadang apa? Membolehkan untuk apa? Kawin di negeri yang lain dengan alasan ini sudah keluar dari, dari ini sudah apa, melebihi jarak safar dengan alasan oh, ini ada fatwa, Abu Hanifah, fatwa gitu.
Kita katakan, katanya Syafi'i yang paling pandai dan harus ikut Syafii, kenapa tahu-tahu pindah ke Abu Hanifah?
Demikian pula di dalam masalah apa itu? Zakat fitrah. *Zakat fitri, para imam, mereka mengatakan yaitu asy-Syafi'i, Ahmad, demikian pula apa, Imam Malik, mereka menetapkan bahwasanya zakat fitri itu adalah dengan makanan asasi.*
Tahu-tahu mereka membolehkan dengan duit.
Tayyib, kenapa lupa, O, siapa saya dibanding dengan Syafi'i,
Syafi'i mengharamkan, mengatakan itu tidak sah. Bagaimana kalian malah menetapkan itu sah? Lupa, untuk apa? Katanya harus ikut Syafii.
Menunjukkan mereka sering dusta dalam pengakuannya dan mewajibkan harus apa, ikut Syafii? Atau yang lain menetapkan dari awal sampai akhir harus ikut Ahmad. Sering kali mereka dusta. Ketika tadi, tidak sesuai dengan hawa nafsu dan kepentingan.
Tayyib, kata Ibnu Taimiyah ini adalah kemungkaran.
Adapun jika jelas bagi dia sesuatu yang mengharuskan lebih beratnya, lebih kuatnya, suatu pendapat dibanding pendapat yang lain.
Bagaimana jadi jelas?
Setelah apa, melihat ini yang sesuai dengan dalil Quran, yang itu tidak sesuai.
Atau ini yang sesuai dengan hadis Nabi. Yang itu tidak sesuai dan seterusnya misalkan, boleh jadi dengan dalil yang terperinci jika dia tahu dalil dan memahami dalil atau sebabnya adalah dia memandang salah satu dari dua tokoh itu lebih tahu tentang masalah itu daripada yang lainnya.
Dan orang yang itu lebih bertakwa kepada Allah di dalam ucapannya, maka dia rujuk dari suatu pendapat, menuju ke pendapat yang lain dengan sebab ini, yaitu apa? Karena ada faktor yang mengharuskan saya tidak lagi ikut Imam Syafi'i dalam kes ini, atau saya tidak lagi ikut Imam Abu Hanifah dalam kes yang itu. Maka ini boleh. Ya bahkan wajib.
Karena kita di suruh ikut wahyu, bukan ikut orang yang tidak maksum.
Tayyib. Imam Ahmad telah menetapkan itu.
Tayyib, bilamana tahu kebenaran, maka apa? Ikuti kebenaran itu walaupun muncul dari orang yang bukan semadzhab dengan kita.
Dan ini adalah kesepakatan imam mazhab yang empat dari ucapan-ucapan mereka seperti yang telah ana di beberapa kitab itu.
Ucapan Abu Hanifah, ucapan Malik, ucapan Syafii, ucapan Ahmad, semuanya seperti itu.
Menyuruh untuk ikut kebenaran, ikut dalil, kalau ketahuan pendapat saya menyelisihi nas atau menyelisihi Hadis atau yang semacam itu.
Tayyib, tidak disuruh untuk apa mengkultuskan diri saya dan sebagainya.
Tayyib
إلى هنا والله اعلم
Powered by Todorant
Sumber Channel Telegram: soaljawab_sheikhabufairuz