Kajian Kitab Riyadhus Shalihin (Bab 95: Disunnahkan memberi khabar gembira dan mengucapkan selamat untuk sebuah kebaikkan)
Audio 1:
Audio 2:
KITAB ADAB
Bab 95 : Disunnahkan memberi khabar gembira dan mengucapkan selamat untuk sebuah kebaikkan
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Hadits 4
وَعَنْ ابْنِ شُمَاسَةَ قَالَ حَضَرْنَا عَمْرَو بْنَ الْعَاصِ وَهُوَ فِي سِيَاقَةِ الْمَوْتِ فَبَكَى طَوِيلًا وَحَوَّلَ وَجْهَهُ إِلَى الْجِدَارِ فَجَعَلَ ابْنُهُ يَقُولُ يَا أَبَتَاهُ أَمَا بَشَّرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَذَا أَمَا بَشَّرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَذَا قَالَ فَأَقْبَلَ بِوَجْهِهِ فَقَالَ إِنَّ أَفْضَلَ مَا نُعِدُّ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ عَلَى أَطْبَاقٍ ثَلَاثٍ لَقَدْ رَأَيْتُنِي وَمَا أَحَدٌ أَشَدَّ بُغْضًا لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنِّي وَلَا أَحَبَّ إِلَيَّ أَنْ أَكُونَ قَدْ اسْتَمْكَنْتُ مِنْهُ فَقَتَلْتُهُ فَلَوْ مُتُّ عَلَى تِلْكَ الْحَالِ لَكُنْتُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَلَمَّا جَعَلَ اللَّهُ الْإِسْلَامَ فِي قَلْبِي أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ ابْسُطْ يَمِينَكَ فَلْأُبَايِعْكَ فَبَسَطَ يَمِينَهُ قَالَ فَقَبَضْتُ يَدِي قَالَ مَا لَكَ يَا عَمْرُو قَالَ قُلْتُ أَرَدْتُ أَنْ أَشْتَرِطَ قَالَ تَشْتَرِطُ بِمَاذَا قُلْتُ أَنْ يُغْفَرَ لِي قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ الْإِسْلَامَ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ وَأَنَّ الْهِجْرَةَ تَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلِهَا وَأَنَّ الْحَجَّ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ وَمَا كَانَ أَحَدٌ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا أَجَلَّ فِي عَيْنِي مِنْهُ وَمَا كُنْتُ أُطِيقُ أَنْ أَمْلَأَ عَيْنَيَّ مِنْهُ إِجْلَالًا لَهُ وَلَوْ سُئِلْتُ أَنْ أَصِفَهُ مَا أَطَقْتُ لِأَنِّي لَمْ أَكُنْ أَمْلَأُ عَيْنَيَّ مِنْهُ وَلَوْ مُتُّ عَلَى تِلْكَ الْحَالِ لَرَجَوْتُ أَنْ أَكُونَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ثُمَّ وَلِينَا أَشْيَاءَ مَا أَدْرِي مَا حَالِي فِيهَا فَإِذَا أَنَا مُتُّ فَلَا تَصْحَبْنِي نَائِحَةٌ وَلَا نَارٌ فَإِذَا دَفَنْتُمُونِي فَشُنُّوا عَلَيَّ التُّرَابَ شَنًّا ثُمَّ أَقِيمُوا حَوْلَ قَبْرِي قَدْرَ مَا تُنْحَرُ جَزُورٌ وَيُقْسَمُ لَحْمُهَا حَتَّى أَسْتَأْنِسَ بِكُمْ وَأَنْظُرَ مَاذَا أُرَاجِعُ بِهِ رُسُلَ رَبِّ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Ibnu Syumasah, ia berkata, "Kami pernah menghadiri Amru bin Al-Ash, pada saat-saat menjelang wafatnya. Sambil menangis tersedu-sedu ia memalingkan wajahnya ke arah dinding. Maka putranya pun berkata, "Wahai ayahku, tidakkah Rasulullah ﷺ telah memberikan kabar gembira kepadamu dengan hal demikian? Tidakkah Rasulullah ﷺ telah memberikan kabar gembira kepadamu dengan hal demikian?" Perawi berkata, Lalu Amr menghadap dengan wajahnya seraya berkata, 'Sesungguhnya sesuatu yang paling utama yang telah kita persiapkan adalah persaksian bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Sesungguhnya aku tengah berada pada tiga keadaan; Kulihat diriku, tak ada seorang pun yang lebih membenci Rasulullah ﷺ daripadaku. Dan tak ada sesuatu yang lebih aku sukai daripada aku dekat dengan beliau, sehingga aku dapat membunuhnya. Kalau seandainya aku meninggal dalam keadaan tersebut, niscaya aku termasuk penghuni neraka. Ketika Allah menganugerahkan islam di dalam hatiku, maka kudatangi Rasulullah ﷺ dan kukatakan, 'Bentangkan tangan kananmu, maka aku akan membaiatmu.' Maka beliau membentangkan tangan kanannya." Amru bin Al Ash melanjutkan, 'Lalu kutarik tanganku.' Beliau pun bertanya: 'Ada apa denganmu wahai Amr?' Aku menjawab, 'Aku ingin memberikan persyaratan.' Beliau bersabda, "Kamu meminta syarat apa?' Aku menjawab, 'Dengan syarat aku diampuni.' Beliau bersabda, "Apakah kamu tidak tahu bahwa Islam telah menghapuskan dosa yang telah lampau, begitupun hijrah juga menghapuskan dosa yang telah lampau, dan haji menghapuskan dosa yang telah lampau.' Dan kemudian tidak ada seorang pun yang lebih kucintai daripada Rasulullah ﷺ, dan tidak ada yang lebih agung di mataku daripada beliau. Tak akan pernah aku memberanikan diri untuk melihat sekilas wajahnya karena pengagungan kepadanya.
Jika aku diminta untuk menggambarkannya, aku tidak bisa melakukannya, karena aku belum melihatnya sepenuhnya. Dan kalau aku mati pada kondisi itu, aku sangat berharap menjadi salah seorang penghuni surga. Setelah itu kami memegang beberapa jabatan dan kami tidak mengetahui bagaimana keadaanku ketika memangku jabatan itu. Apabila aku meninggal dunia jangan diiringi dengan ratapan dan api. Apabila kalian hendak menguburkanku, maka taburkanlah tanah kedalamnya, lalu berdirilah sejenak sekitar lamanya seorang tukang jagal menyembelih unta dan membagi-bagikan dagingnya hingga aku tenang dengan adanya kalian seraya dapat menanti apa yang akan ditanyakan utusan Rabb-ku (malaikat di alam kubur). [HR Muslim]
Shahih Muslim no. 121
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Semoga mendapat faedah-faedah dan manfaatnya