Header Ads

Kengerian-kengerian yang Mencengangkan

Kengerian-kengerian yang Mencengangkan

Untuk pemesanan klik gambar

Kengerian-kengerian yang Mencengangkan

Al Hafizh Al Allamah Abul Faraj Abdurrahman Ibnul Jauziy Al Hanbaliy رحمه الله berkata:

Pasal Tentang Kemarau Dan Kematian Yang Bersifat Umum

Berbagai negara mengalami kemarau pada tahun 12 Hijriyah. Saat itu angin bertiup menerbangkan debu bagaikan warna kelabu, sehingga tahun itu dinamakan sebagai “Tahun Kelabu”, dan mulailah binatang-binatang liar bernaung ke rumah-rumah manusia. Maka Umar -رضي الله عنه- bersumpah untuk tidak merasakan lemak ataupun meminum susu ataupun memakan daging sehingga masyarakat hidup normal kembali. Dan beliau beristisqa (memohon pada Allah agar menurunkan hujan –pen) dengan perantaraan doa Al Abbas -رضي الله عنهما-.

Dan pada tahun itu juga terjadi wabah Tha’un (sejenis kolera –pen) di daerah Amwas (wilayah di Syam –pen), dan meninggallah di dalam wabah tadi Abu Ubaidah, Mu’adz dan Anas -رضي الله عنهم-.

Pada tahun 64 H; terjadilah wabah Tha’un di Bashrah (daerah Irak –pen), dan meninggallah ibu dari gubernur mereka; tapi mereka tidak mendapatkan orang yang memikul jenazahnya.

Pada tahun 96 H; terjadilah Tha’un di Jarif (pesisir Tihamah Yaman –pen), dan dalam tiga hari meninggallah 70.000 (tujuh puluh ribu) orang. Dan di dalam bencana itu meninggallah 80 (delapan puluh) anak dari Anas bin Malik -رضي الله عنه- . Dan banyak penghuni rumah yang mati lalu pintu rumah mereka langsung ditutup dengan tanah liat (rumah mereka dijadikan kuburan bagi mereka –pen).

Pada tahun 131 H; meninggallah 70.000 (tujuh puluh ribu) orang pada hari pertama Tha’un, dan pada hari kedua meninggallah tujuh puluh sekian ribu, lalu pada hari ketiga menjadi padamlah aktivitas masyarakat.

Pada tahun 319 H; banyak terjadi kematian, dan di dalam satu kubur dimakamkanlah sejumlah orang.

Pada tahun 334; bayi-bayi disembelih, bangkai-bangkai dimakan, tanah dan bangunan dijual demi mendapatkan dua potong roti. Dan satu karung tepung dibelikan untuk Mu’izzud Daulah (gelar Ahmad bin Buwaih, raja Syi’ah dari Bani Buwaih –pen) seharga 20.000 (dua puluh ribu) dirham (mata uang perak –pen).

Pada tahun 344 H; meluaslah penyakit di berbagai negeri, sehingga banyak keluarga yang meninggal seluruhnya.

Pada tahun 378 H; penduduk Bashrah tertimpa suhu panas sehingga mereka mati bergelimpangan di jalanan.

Pada tahun 448 H meluaslah kekeringan, sehingga bangkai-bangkai dimakan, dan harga satu makkuk (satu mudd, dua telapak tangan –pen) umbi-umbian adalah tujuh dinar (mata uang emas –pen). Harga sebutir buah pir, apel, mentimun mencapai satu dinar. Datanglah berita dari Mesir bahwasanya ada tiga orang pencuri melubangi sebuah rumah, kemudian di pagi harinya orang-orang tadi didapati telah mati, yang satu mati di mulut lubang yang mereka buat, orang yang kedua mati di ujung tangga, dan yang ketiga mati di atas pakaian yang ditumpuk.

Pada tahun berikutnya berlangsunglah wabah sampai-sampai digalilah satu lubang untuk dimasukkan ke dalamnya dua puluh sampai tiga puluh jenazah. Semua orang bertobat, mereka menumpahkan minuman-minuman keras dan setia beribadah di masjid-masjid.

Pada tahun 456 H berlangsunglah wabah dan satu liter kurma India mencapai harga empat dinar.

Pada tahun 462 H kelaparan dan wabah penyakit semakin mencekam di Mesir sampai-sampai orang-orang saling memakan satu sama lain. Kacang Luz dan gula dijual seharga sekian dirham, sebutir telur seharga sepuluh qirath (mata uang Mesir saat itu –pen).
Mentri Mesir keluar menuju ke wilayah itu, dia turun dari bighalnya (tunggangan peranakan dari kuda dan keledai –pen), lalu bighalnya dicuri oleh tiga orang, kemudian mereka memakan bighal itu. Maka mereka bertiga dihukum salib. Selanjutnya masyarakat tidak mendapati mereka selain tinggal tulang-belulang mereka saja di atas kayu salib karena telah badan-badan mereka telah dimakan orang lain.

Pada tahun 464 H terjadilah bencana kematian pada hewan-hewan ternak sampai-sampai seorang penggembala berpagi-pagi menuju ke sekumpulan kambingnya untuk menggiringnya (ke padang rumput –pen), ternyata dia mendapati semuanya telah mati.

Al Hafizh Al Allamah Abul Faraj Abdurrahman Ibnul Jauziy Al Hanbaliy رحمه الله berkata:

Pasal Tentang Gempa Dan Tanda keajaiban

Pada masa pemerintahan Umar terjadilah gempa bumi pada tahun 20 H.

Pada tahun 94 H terjadilah gempa yang susul-menyusul sepanjang 40 hari, sehingga bangunan-bangunan yang tinggi menjadi jatuh, dan daerah Anthakiyah (di Turki –pen) runtuh.

Pada tahun 224 H daerah Farghanah mengalami gempa bumi sampai-sampai yang mati mencapai 15.000 (lima belas ribu) orang.

Pada tahun berikutnya terjadilah gempa di daerah Ahwaz (wilayah Iran -pen), gunung-gunung retak, para penduduk negri berlarian ke laut dan menaiki kapal-kapal. Kejadian itu berlangsung selama 16 hari.

Pada tahun berikutnya lagi penduduk Taima (Perbatasan Syam -pen) mengalami hujan air dan es bagaikan butiran telur, sehingga dengan itu meninggallah 370 (tiga ratus tujuh puluh) orang, dan dalam suasana itu terdengarlah suara yang berdoa: “Kasihanilah para hamba-Mu, maafkanlah para hamba-Mu”. Orang-orang melihat adanya jejak kaki yang panjangnya satu hasta tanpa jari-jemari, dan lebarnya satu jengkal. Jarak dari satu langkah ke langkah berikutnya ada lima atau enam hasta. Mereka mengejar suara tadi, namun mereka hanya mendengar suara tanpa melihat sosok orangnya.

Pada tahun 233 H tergoncanglah Damaskus (wilayah Suriah –pen) hingga rumah-rumah runtuh dan menimpa para penghuninya. Banyak orang mati karenanya. Di wilayah Ghuthah (daerah Damaskus juga –pen) ada desa yang terbalik beserta seluruh penduduknya, sehingga tiada seorangpun dari mereka yang selamat kecuali satu orang. Anthakiyah juga digoncang gempa sehingga meninggallah 20.000 (dua puluh ribu orang) dari penduduknya.

Pada tahun berikutnya lagi bertiuplah angin kencang yang belum pernah dialami sebelumnya semisal itu, susul-menyusul selama lima puluh sekian hari, meliputi Baghdad, Bashrah, Kufah, Wasith, Abbadan (semuanya di Irak –pen) dan Ahwaz, kemudian pergi ke Hamdan (wilayah Irak yang non Arab –pen), lalu membakar perkebunan, selanjutnya pergi ke Maushil (Irak juga –pen) sampai-sampai angin tadi menghalangi orang-orang dari mencari nafkah, sehingga terbengkalailah pasar-pasar. Wilayah Hurah (daerah yang nantinya termasuk ke dalam Uni Soviet –pen) mengalami gempa bumi sehingga rumah-rumah runtuh.

Pada tahun 238 H gubernur Thahir Bin Abdillah menyampaikan kepada Khalifah Al Mutawakkil sebongkah batu yang jatuh di daerah Thabristan (daerah sangat subur di wilayah Uni Soviet –pen), beratnya 340 dirham (ukuran berat zaman itu –pen), warnanya putih, ada retakannya. Mereka menceritakan bahwasanya suara dentuman jatuhnya itu terdengar hingga jarak empat farsakh (12 mil –pen) ke sekelilingnya. Dan batu itu masuk ke dalam tanah sedalam lima hasta.

Pada tahun 240 H keluarlah angin dari negri Turk (daerah di Uni Soviet yang berbatasan dengan China dan Tibet –pen), lalu bertiup ke Marwa (daerah di Uni Soviet juga –pen) sehingga membunuh banyak orang dengan selesma, lalu bertiup ke Naisabur (daerah di Uni Soviet juga –pen), selanjutnya ke Raiy (daerah di Uni Soviet juga –pen), lalu ke Hamadzan (di Persia –pen) dan Hulwan (di Irak –pen), lalu ke Irak sehingga penduduk Baghdad dan penduduk Surra Man Ra tertimpa panas, batuk dan demam.
Dan datanglah surat-surat dari Maroko bahwasanya tiga belas desa di Qairawan terbenam sehingga tiada yang selamat dari mereka selain empat puluh dua orang dengan wajah yang hitam, lalu mereka datang ke kota Qairawan, kemudian mereka diusir oleh penduduknya dan dikatakan kepada mereka: “Kalian adalah orang-orang yang dimurkai”. Walikota Qairawan membangunkan untuk mereka rumah di luar kota dan menempatkan mereka di situ.

Pada tahun 241 H bintang-bintang di langit bercampur-aduk dan mulai beterbangan ke timur dan ke barat bagaikan belalang, sebelum terbenamnya matahari hingga terbit fajar. Belum pernah semacam itu terjadi kecuali ketika Rasulullah ﷺ muncul.

Pada tahun yang berikutnya ada satu desa yang dipanggil dengan Suwaida, di tepi Mesir, dilempari dengan lima  batu. Ada salah satu batu yang menimpa kemah orang Badui dan membakar kemah tadi. Salah satu dari batu tadi ditimbang dan mencapai sepuluh rithel (liter).
Raiy, Jurjan Thabristan, Naisabur, Ashbahan, Qumm dan Qasyan mengalami gempa bumi secara bersamaan. Damighan juga digomcang gempa sehingga meninggallah 25.000 (dua puluh lima ribu) dari penduduknya, gunung-gunung patah dan antar gunung saling mendekat. Di langit dan di bumi terdengar suara-suara yang melengking tinggi sehingga binasalah penduduknya. Di Yaman ada gunung yang di atasnya ada kebun-kebun, gunung tadi bergerak hingga mendatangi kebun-kebun milik orang lain.
Dan wilayah Halab (Jordan) ada seekor burung berwarna putih, lebih kecil daripada burung Rakhmah tapi lebih besar daripada burung gagak yang hinggap di sebatang pohon Dulbah (sejenis pohon yang besar, daunnya lebih lebar daripada daun pohon anggur, tidak bercahaya dan tidak berbuah -pen) pada tanggal tujuh Ramadhan, lalu burung tadi berteriak: “Wahai sekalian manusia, bertakwalah kalian kepada Allah! Allah! Allah!” sampai-sampai dia berteriak dengan empat puluh suara, lalu dia terbang. Dan datang lagi pada pagi harinya, lalu dia berteriak dengan empat puluh suara, lalu dia terbang. Petugas pos mencatat peristiwa itu dan menuntut persaksian dari 500 (lima ratus) orang yang mendengar suara tadi.
Di sebagian daerah Ahwaz turunlah seekor burung putih dan hinggap di atas jenazah seseorang, lalu dia berteriak dengan bahasa Persia dan bahasa Khauriyah: “Sesungguhnya Allah telah mengampuni jenazah ini dan orang yang menghadiri jenazahnya”.

Pada tahun 245 H wilayah Anthakiyah digoncang gempa sehingga runtuhlah seribu limaratus rumah, dan sembilan puluh sekian menara pengawas runtuh dari dinding bentengnya. Penduduknya mendengar suara-suara yang menakutkan dari lubang-lubang tempat tinggal mereka.
Penduduk Tinnis (satu pulau di laut Mesir –pen) mendengar suatu teriakan yang menakutkan dan berlangsung terus-menerus sehingga matilah banyak orang dengan sebab itu, dan ada satu generasi dan keluarganya yang musnah.

Pada tahun 250 H ada satu desa yang dihujani bebatuan berwarna putih dan hitam.

Pada tahun 288 H wilayah Danbal digoncangkan pada malam harinya lalu pada pagi harinya tidak ada yang tersisa orang hidup di kota itu kecuali sedikit saja. Dikeluarkanlah dari bawah reruntuhannya 150.000 (seratus lima puluh ribu) jenazah.

Pada tahun 319 H ada jama’ah haji yang berpindah dari rute utama karena khawatir perampokan yang dilakukan oleh orang-orang Badui. Lalu mereka melihat di suatu pedalaman ada sosok-sosok bentuk manusia tapi terbuat dari bebatuan. Dan mereka melihat ada sesosok wanita dari batu yang berdiri di atas tanur. Roti yang ada di dalam tanur juga terbuat dari batu.

Pada tahun 378 bertiuplah angin yang tergambarkan bagaikan ular naga di Famish Shulh (sungai besar di daerah Wasith –pen), angin tersebut membakar Dajlah sampai-sampai disebutkan bahwasanya angin tadi tetap tinggal di permukaan tanah sehingga menewaskan banyak orang. Angin tadi menerbangkan sebuah kapal secara menghujam deras ke bawah padahal di dalamnya ada para penumpang, lalu angin tadi menjatuhkan kapal itu ke tanah dalam keadaan rusak.

Pada tahun 420 H datanglah cuaca yang sangat dingin, sehingga jatuhlah sebongkah es sebesar 150 liter, bentuknya bagaikan sapi yang tidur.

Pada tahun 434 H datang gempa bumi di Thabriz sehingga meruntuhkan dan mencabut dinding bentengnya, dan meninggallah di bawah reruntuhannya 50.000 (lima puluh ribu) orang.

Pada tahun 444 H di Adzerbaijan ada gempa bumi yang dengan sebab itu pecahlah dinding-dinding kebun. Orang yang terpercaya menceritakan bahwasanya dia tengah duduk di beranda rumah, lalu beranda itu terbelah hingga dia melihat langit dari tengahnya, lalu mengatup kembali.

Pada tahun 460 H terjadilah gempa bumi di Palestina, ada 15.000 (lima belas ribu) orang yang meninggal dunia, batu karang di Baitul Maqdis terbelah lalu mengatup kembali. Air laut menghilang ke dalam tanah sampai sejauh perjalanan satu hari, maka orang-orang masuk ke area laut sambil memunguti (ikan-ikan), namun selanjutnya air laut kembali dan menghantam mereka sehingga membinasakan banyak orang dari mereka.

Pada tahun 462 H terjadi tanah runtuh di Ailah (kota di pesisir pantai, perbatasan antara Hijaz dan Syam –pen).

Pada tahun 506 H di Baghdad terdengar suara gemuruh yang dahsyat di berbagai penjurunya dan di kedua sisinya. Syaikh kami Abu Bakr bin Abdil Baqir berkata: “Aku mendengar suara itu, maka aku menyangka ada dinding yang runtuh, tapi tidak diketahui apa itu? Dan di langit saat itu tidak ada mendung untuk dikatakan bahwasanya suara itu adalah petir”.

Pada tahun 507 H terjadilah gempa bumi di arah Syam, sehingga runtuhlah dari dinding Raha tiga belas menara pengawasnya, dan terjadi tanah runtuh di Sumaisath (kota di tepi sungai Eufrat di ujung negara Romawi –pen), dan setengah bentengnya terbalik.

Pada tahun 511 H terjadilah gempa bumi di Baghdad pada Hari Arafah sampai-sampai ada dinding-dinding kebun yang berjalan dan kembali lagi.

Pada tahun 515 H terjadilah hujan salju di Baghdad dan memenuhi jalan-jalan dan lorong-lorong, dan belum pernah didengar kejadian yang semacam itu.

Pada tahun 533 H terjadilah gempa bumi di Janzah (kota terbesar di wilayah Aran, di antara Syarwan dan Adzerbaijan –pen), menimpa dan membinasakan penduduk sebanyak 130.000 (seratus tiga puluh ribu) orang, sampai radius 10 farsakh ke sekelilingnya.
Pada tahun berikutnya terjadi tanah runtuh Janzah dan jadilah wilayah negri itu air yang hitam. Para pedagang dari penduduknya tiba dan mengunjungi pekuburan sambil menangisi keluarganya. Wilayah Hulwan juga digoncang gempa sehingga gunungnya terbelah dan banyak orang yang mati.

Pada tahun 552 H terjadi gempa bumi di Syam, di tiga belas negri dari negri-negri Islam, di antaranya ada yang seluruh penduduknya meninggal dunia, dan di antaranya ada yang sebagian penduduknya yang mati.
(Selesai dari kitab “Al Mudhisy”/Ibnul Jauziy/hal. 70-75).
-----------

(“Data Bencana Membuat Terpana” Petikan Kitab “Al Mudhisy” Karya Al Hafizh Ibnul Jauziy –semoga Allah merahmatinya- | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy
Diberdayakan oleh Blogger.