KOREKSI PADA FONT TEBAL
KOREKSI PADA FONT TEBAL
ada harta-harta mereka. seandainya ada orang punya emas sebesar gunung Uhud, lalu dia menginfaqkannya di jalan Alloh hingga menghabiskannya, tapi dia tidak beriman pada taqdir baiknya dan buruknya, dia akan masuk Neraka.” (HR. Ahmad (5/hal. 185) dan Ath Thobroniy dalam “Musnadusy Syamiyyin” (1962), dan dihasankan oleh Al Imam Al Wadi’iy rohimahulloh dalam “Al Jami’ush Shohih” no. (416)).
Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: “Dan penjelasannya sebagai berikut: bahwasanya bersyukur pada Alloh Yang Mahasuci adalah kewajiban mereka, dikarenakan Dia adalah yang mengatur dan memberi mereka seluruh keperluan mereka, dan juga karena mereka adalah hamba-Nya dan budak-Nya. Dan yang demikian itu mengharuskan mereka untuk mengenal-Nya, mengagungkan-Nya, mentauhidkan-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya, dengan pendekatan seorang hamba yang mencintai, yang berbolak-balik dalam kenikmatan-Nya, dan dia tidak mungkin untuk tidak perlu pada-Nya sekejap matapun. Hamba ini senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya dengan kerja kerasnya, mencurahkan segenap kemampuannya untuk itu, dan tidak menyekutukan dengan-Nya sesuatu apapun, lebih mengutamakan ridho Tuannya di atas keinginannya dan hawa nafsunya. Bahkan dia tak punya hawa nafsu ataupun keinginan kecuali dalam perkara yang diinginkan dan dicintai oleh Tuannya. Dan ini menuntut adanya ilmu, amal, keinginan, dan keperluan yang tidak ditentang oleh yang lain, dan tidak tersisa untuknya bersama dengan itu keberpalingan kepada yang selain-Nya dari satu sisipun.
Dan telah diketahui bahwasanya tabiat manusia itu tidak mencukupi untuk itu (untuk memurnikan pengabdian pada Alloh) dan hak-hak Robb ta’ala secara mutlak, dan bahwasanya Alloh itu berhak untuk disembah lebih besar daripada hak-Nya, karena kebaikan-Nya. Dialah Alloh yang berhak mendapatkan puncak ibadah, ketundukan, dan kehinaan karena Dzat-Nya, karena kebaikan-Nya dan karena kenikmatan-Nya. –sampai pada ucapan beliau:- dan termasuk dari kedermawanan-Nya dan rohmat-Nya adalah: Dia rela mendapatkan dari para hamba-Nya ibadah yang lebih ringan daripada yang seharusnya untuk Dia diibadahi, dan hak-Nya secara dzat-Nya dan kebaikan-Nya. Maka kenyataan ibadah mereka tak bisa dibandingkan kepada apa yang menjadi hak Alloh dari satu sisipun. Maka tidak mencukupi mereka selain maaf Alloh untuk mereka. Dan Dia Yang Mahasuci lebih tahu tentang diri mereka daripada mereka sendiri. Maka seandainya Alloh menyiksa mereka, dia pasti menyiksa mereka dengan apa yang diketahui-Nya dari mereka, sekalipun mereka tidak mengetahuinya. Seandainya Alloh menyiksa mereka sebelum Dia mengutus para Rosul-Nya kepada mereka berdasarkan amalan mereka, tidaklah Dia itu menzholimi mereka, sebagaimana Dia tidak menzholimi mereka dengan kemurkaannya kepada mereka sebelum Dia mengutus Rosul-Nya kepada mereka, disebabkan oleh kekufuran, kesyirikan dan keburukan mereka, karena Dia Yang Mahasuci melihat kepada penduduk bumi, maka dia memurkai mereka, yang arobnya ataupun yang ajamnya, kecuali sisa-sisa Ahli Kitab. Akan tetapi Alloh mewajibkan terhadap dirinya sendiri karena telah menetapkan terhadap dirinya untuk memberikan rohmah, bahwasanya diri-Nya tidak menyiksa seorangpun kecuali setelah tegaknya hujjah terhadapnya dengan risalah-Nya.
Rahasia masalah ini adalah: manakala kewajiban mensyukuri Dzat yang memberi nikmat itu adalah sesuai dengan kadar Sang Pemberi dan kadar kenikmatan-Nya, dan tiada seorangpun yang sanggup melakukan itu, maka Alloh punya hak terhadap setiap orang, dan Dia berhak untuk menuntutnya. Jika Dia tidak mengampuni dan merohmatinya, Dia berhak menyiksanya. Maka keperluan mereka kepada ampunan, rohmat dan maaf-Nya itu seperti keperluan mereka kepada penjagaan-Nya, pemeliharaan-Nya dan rizqi-Nya. Seandainya Dia tidak menjaga mereka pastilah mereka binasa. Jika Dia tidak memberi mereka rizqi pastilah mereka binasa. Jika Dia tidak mengampuni dan merohmati mereka pastilah mereka binasa dan rugi. Oleh karena itu ayah mereka Adam dan ibu mereka Hawwa berkata:
﴿رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِر