Makna “Talbinah” Yang Tersebut Di Dalam Hadits
Makna “Talbinah” Yang Tersebut Di Dalam Hadits
Pertanyaan: Apakah yang dimaksudkan dengan makanan yang bernama “Talbinah” dalam hadits Bukhariy? Dari apakah dia dibuat?
----------------------
Jawaban -dengan memohon pertolongan kepada Allah-:
Sesungguhnya “Talbinah” tadi disebutkan dalam hadits Urwah:
عن عائشة زوج النبي ﷺ أنها كانت إذا مات الميت من أهلها فاجتمع لذلك النساء، ثم تفرقن إلا أهلها وخاصتها، أمرت ببرمة من تلبينة فطبخت، ثم صنع ثريد، فصبت التلبينة عليها ثم قالت: كلن منها، فإني سمعت رسول الله ﷺ يقول: «التلبينة مجمة لفؤاد المريض تذهب ببعض الحزن».
Dari Aisyah istri Nabi ﷺ , bahwasanya jika ada kerabat Aisyah yang meninggal dunia, lalu para wanita berkumpul, selanjutnya mereka berpisah kecuali kerabatnya dan sahabat dekatnya, dia memerintahkan untuk memasak Talbinah di dalam ketel, selanjutnya dibuatlah Tsarid, lalu dia menuangkan Talbinah ke atas Tsarid tadi. Selanjutnya dia berkata: “Makanlah oleh kalian makanan ini, karena sungguh aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Talbinah itu menentramkan jantung orang yang sakit dan menghilangkan sebagian kesedihan”. (HR. Al Bukhariy (5417) dan Muslim (2216)).
Sebelum membicarakan tentang Talbinah, kita berbicara tentang makna Tsarid yang disebutkan dalam hadits tadi:
Al Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata: “Tsarid itu sekalipun dia itu tersusun, maka dia itu tersusun dari roti dan daging. Maka roti adalah makanan pokok yang paling utama, sedangkan daging adalah tuan dari penyempurna makanan. Jika mereka berdua bersatu, maka tidak ada yang lebih lezat daripada itu”. (“Zadul Ma’ad”/4/hal. 269).
Sekarang kita masuk kepada makna Talbinah:
Al Hafizh Ibnu Hajar رحمه الله berkata tentang Talbinah: “Dia adalah makanan yang dibuat dari tepung atau kulit ari (dari gandum), dan terkadang ditambahkan padanya madu. Dia dinamakan sebagai Talbinah karena menyerupai susu dari sisi warna putihnya dan kelembutannya. Yang bermanfaat adalah yang lembut dan masak, bukan kasar dan mentah”. (“Fathul Bari”/9/hal. 550)
Beliau juga berkata: Makna menentramkan jantung adalah: menenangkannya, menghilangkan kegundahannya dan mengaktifkannya”. (“Fathul Bari”/10/hal. 146).
Al Imam An Nawawiy رحمه الله berkata: “Di dalam hadits tadi ada dalil tentang disunnahkannya membuatkan talbinah untuk orang yang tertimpa kesedihan”. (“Syarh Shahih Muslim”/14/hal. 203).
Al Imam Al Hafizh Ibnul Qayyim رحمه الله berkata tentang Talbinah: “Makanan bergizi inilah yang bermanfaat untuk orang yang sakit, dan makanan ini lembut dan matang, tidak kasar dan mentah. Jika engkau ingin mengetahui keutamaan talbinah, maka kenalilah keutamaan air sya’ir (sejenis gandum yang panjang dan kurus -pen). Bahkan ini adalah air sya’ir bagi mereka, karena Talbinah itu adalah minuman yang dibuat dari tepung sya’ir dengan kulit arinya.
Perbedaan antara Talbinah dan air sya’ir adalah: air sya’ir itu direbus dalam keadaan masih berbentuk biji-bijian, sementara Talbinah itu direbus dalam keadaan sudah digiling. Dan Talbinah itu lebih bermanfaat daripada air sya’ir karena keistimewaan sya’ir muncul dengan penggilingan”. (“Zadul Ma’ad”/4/hal. 109).
Beliau رحمه الله juga berkata: “Sabda Rasulullah ﷺ tentang Talbinah: “Dia itu menentramkan jantung orang yang sakit” diriwayatkan dengan lafazh Majammah (Ketentraman) dan Mujimmah (Menentramkan). Yang pertama lebih terkenal. Dan maknanya adalah: Talbinah itu menentramkan dan menenangkannya. Dan sabda beliau: “Menghilangkan sebagian kesedihan”, ini –dan Allah Yang Paling tahu- dikarenakan kegundahan dan kesedihan itu mendinginkan metabolisme dan melemahkan panasnya insting, karena condongnya nyawa yang membawa insting tadi menuju ke arah jantung yang mana jantung adalah tempat tumbuhnya insting.
Minuman tadi akan menguatkan suhu insting dengan bertambahnya bahan pembentuk insting tersebut, maka Talbinah akan menghilangkan mayoritas kegundahan dan kesedihan yang tengah menimpa jiwa orang tadi.
Boleh juga dikatakan –dan ini lebih dekat-: bahwasanya Talbinah itu akan menghilangkan sebagian kesedihan dengan khasiat yang dimilikinya dari jenis khasiat-khasiat bahan makanan penggembira, karena sebagian bahan makanan itu ada yang memang berkhasiat untuk membuat hati gembira. Dan Allah Maha Tahu”.
(Selesai dari “Zadul Ma’ad”/4/hal. 109).
والله أعلم بالصواب. والحمد لله رب العالمين.
Malaysia, 24 Jumadal Ula 1441 H
-------------------
(Dijawab Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy