Masyitoh
Masyitoh
بسم الله الرحمن الرحيم
Berkata Fadilatul Sheikhuna al Muhaddits Abi Amr al Hajuri حفظه الله تعالى, zohirnya masih di muka surat 113 ya.
Yaitu cabaran yang dialami istri Firaun dan Mashitoh ya itu apa, Mashitoh yaitu yang menyisir rambut anak perempuan dari Firaun.
Zohir nya kita belum baca ini ya.
Dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما, yang mengatakan, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
["Manakalah di malam yang mana saya di Isra kan pada waktu itu,]
Memang banyak kejadian yang Rasulullah صلى الله عليه وسلم saksikan di Lailatul Mi'raj tersebut, Isra dan Mi'raj
["Saya didatangi aroma yang wangi"], aroma yang harum.
["Maka saya mengatakan, "Wahai Jibril, bau wang apa ini?"
"Ini adalah aroma dari wanita yang menyisir rambut anak perempuan Firaun, dan aroma dari anak-anak wanita tersebut."]
Jadi aroma ini datang dari Mashitoh dan anak-anak dia.
[Saya bertanya pada Jibril, "Bagaimana kisah dia?."]
["Ketika pada suatu hari dia tengah menyisir rambut dari anak perempuan Firaun, tiba-tiba saja, jatuhlah midro."]
Midro itu adalah sisir, dengan istilah yang lain,dia sisir dari kedua tangannya. Maka wanita ini mengatakan,
باسم الله
Bismillah
Dengan nama Allah.
Ini ada apa, ada kesesuaian dengan syariat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, kalau seorang tergelincir, jangan mengatakan, "Celakalah syaiton tapi ucapkan باسم الله.
Thoyyib, dia menyebut nama Allah sekarang.
Maka anak perempuan Firaun bertanya kepada si wanita ini.
Abi ? Bagaimana dengan ayahku? Kenapa tidak engkau sebut nama ayahku?
Maka, wanita ini, pembantu ini mengatakan, " Tidak tetapi Robb saya dan Robb ayahmu adalah Allah." Thoyyib.
Selama ini menyembunyikan keimanan tetapi ketika keadaan mengharuskan maka dia tidak mundur lagi.
Ini menunjukkan keberanian wanita ini dan kekokohan agamanya. Dan agama tidak mungkin kokoh kecuali apa, memang harus belajar.
Menunjukkan apa, dia menyempatkan untuk mencari ilmu dari dakwahnya Nabi Musa Alaihi salatu Wassalam.
Kesungguhan untuk berusaha untuk mendapatkan ilmu. Kalau tidak bagaimana dengan ilmu yang sangat sederhana, dia mampu sekokoh ini di hadapan Firaun dan bala tentaranya. Ini sangat mustahil.
Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim رحمه الله تعالى di dalam kitab beliau Miftah Daari Sa'adah, bahawasanya kekokohan iman itu berdasarkan ilmu.
Thoyyib, memang apa, menunjukkan ilmu itu sangat penting. Kalau belajar asal-asalan boleh jadi senang terkena sihir, senang terkena syubuhat, senang terfitnah oleh shahawat dan seterusnya.
Memang harus terus, keimanan itu disirami dengan, apa itu, dengan ilmu. Agar tanamannya tidak layu.
Maka ketika betul- betul ditanya macam ini, dia tidak mundur, tidak bersikap nifak seperti kebanyakan para politikus.
Kemudian ketika mengatakan itu,
قالت أخبره بذالك
maka anak perempuan dari Firaun ini mengatakan, "Saya akan mengabari ayah saya dengan ucapanmu ini".
قالت نعم
Maka wanita ini mengatakan, "Iya".
Thoyyib. Tidak takut dia.
فاخبرته فدعها
Maka anak perempuan Fir'aun ini mengabarkan kepada ayahnya.
Selanjutnya Firaun pun memanggil hamba sahaya ini, si tukang sisir ini.
فقال يا فلانة إن لك ربا غير
"Wahai fulanah, apakah engkau memiliki Robb selain aku.
قالت نعم، ربي وربك الله
Maka wanita ini mengatakan, 'Iye, Robb saya dan Robbmu adalah Allah.
Lalu Firaun memerintahkan untuk didatangkan lembu yang, yaitu ianya adalah patung, patung lembu yang terbuat dari Nuhas, yaitu sejenis tembaga. Kalau orang Indonesia bilang Kuningan. Tapi tidak masalah, intinya sama, kurang lebih sama.
Lalu dipanaskan patung tembaga tadi.
Lalu diperintahkan lah agar wanita ini dan anak-anaknya, diperintahkan wanita dan anak-anak ini dilemparkan ke dalam tembaga yang panas itu.
Thoyyib,
والله اعلم
Apakah cairannya itu berupa air atau kah logam والله اعلم.
Maka wanita ini berkata kepada Fir'aun, tidak minta diselamatkan tapi minta yang lain.
Berkata Fadilatul Sheikhuna al Muhaddits Abi Amr al Hajuri حفظه الله تعالى, zohirnya masih di muka surat 113 ya.
Yaitu cabaran yang dialami istri Firaun dan Mashitoh ya itu apa, Mashitoh yaitu yang menyisir rambut anak perempuan dari Firaun.
Zohir nya kita belum baca ini ya.
Dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما, yang mengatakan, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
["Manakalah di malam yang mana saya di Isra kan pada waktu itu,]
Memang banyak kejadian yang Rasulullah صلى الله عليه وسلم saksikan di Lailatul Mi'raj tersebut, Isra dan Mi'raj
["Saya didatangi aroma yang wangi"], aroma yang harum.
["Maka saya mengatakan, "Wahai Jibril, bau wang apa ini?"
"Ini adalah aroma dari wanita yang menyisir rambut anak perempuan Firaun, dan aroma dari anak-anak wanita tersebut."]
Jadi aroma ini datang dari Mashitoh dan anak-anak dia.
[Saya bertanya pada Jibril, "Bagaimana kisah dia?."]
["Ketika pada suatu hari dia tengah menyisir rambut dari anak perempuan Firaun, tiba-tiba saja, jatuhlah midro."]
Midro itu adalah sisir, dengan istilah yang lain,dia sisir dari kedua tangannya. Maka wanita ini mengatakan,
باسم الله
Bismillah
Dengan nama Allah.
Ini ada apa, ada kesesuaian dengan syariat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, kalau seorang tergelincir, jangan mengatakan, "Celakalah syaiton tapi ucapkan باسم الله.
Thoyyib, dia menyebut nama Allah sekarang.
Maka anak perempuan Firaun bertanya kepada si wanita ini.
Abi ? Bagaimana dengan ayahku? Kenapa tidak engkau sebut nama ayahku?
Maka, wanita ini, pembantu ini mengatakan, " Tidak tetapi Robb saya dan Robb ayahmu adalah Allah." Thoyyib.
Selama ini menyembunyikan keimanan tetapi ketika keadaan mengharuskan maka dia tidak mundur lagi.
Ini menunjukkan keberanian wanita ini dan kekokohan agamanya. Dan agama tidak mungkin kokoh kecuali apa, memang harus belajar.
Menunjukkan apa, dia menyempatkan untuk mencari ilmu dari dakwahnya Nabi Musa Alaihi salatu Wassalam.
Kesungguhan untuk berusaha untuk mendapatkan ilmu. Kalau tidak bagaimana dengan ilmu yang sangat sederhana, dia mampu sekokoh ini di hadapan Firaun dan bala tentaranya. Ini sangat mustahil.
Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim رحمه الله تعالى di dalam kitab beliau Miftah Daari Sa'adah, bahawasanya kekokohan iman itu berdasarkan ilmu.
Thoyyib, memang apa, menunjukkan ilmu itu sangat penting. Kalau belajar asal-asalan boleh jadi senang terkena sihir, senang terkena syubuhat, senang terfitnah oleh shahawat dan seterusnya.
Memang harus terus, keimanan itu disirami dengan, apa itu, dengan ilmu. Agar tanamannya tidak layu.
Maka ketika betul- betul ditanya macam ini, dia tidak mundur, tidak bersikap nifak seperti kebanyakan para politikus.
Kemudian ketika mengatakan itu,
قالت أخبره بذالك
maka anak perempuan dari Firaun ini mengatakan, "Saya akan mengabari ayah saya dengan ucapanmu ini".
قالت نعم
Maka wanita ini mengatakan, "Iya".
Thoyyib. Tidak takut dia.
فاخبرته فدعها
Maka anak perempuan Fir'aun ini mengabarkan kepada ayahnya.
Selanjutnya Firaun pun memanggil hamba sahaya ini, si tukang sisir ini.
فقال يا فلانة إن لك ربا غير
"Wahai fulanah, apakah engkau memiliki Robb selain aku.
قالت نعم، ربي وربك الله
Maka wanita ini mengatakan, 'Iye, Robb saya dan Robbmu adalah Allah.
Lalu Firaun memerintahkan untuk didatangkan lembu yang, yaitu ianya adalah patung, patung lembu yang terbuat dari Nuhas, yaitu sejenis tembaga. Kalau orang Indonesia bilang Kuningan. Tapi tidak masalah, intinya sama, kurang lebih sama.
Lalu dipanaskan patung tembaga tadi.
Lalu diperintahkan lah agar wanita ini dan anak-anaknya, diperintahkan wanita dan anak-anak ini dilemparkan ke dalam tembaga yang panas itu.
Thoyyib,
والله اعلم
Apakah cairannya itu berupa air atau kah logam والله اعلم.
Maka wanita ini berkata kepada Fir'aun, tidak minta diselamatkan tapi minta yang lain.
"Sesungguhnya, saya punya keperluan kepada anda." Yaitu apa, seakan-akan permintaan terakhir.
Fir'aun tanya, "Apa keperluan mu?".
Saya ingin agar anda mengumpulkan tulang-belulang saya dan tulang-belulang anak saya di satu pakaian, di satu kain. Dan anda memakamkan kami.
Fir'aun mengatakan, "Itu hakmu yang harus kami tunaikan." Yaitu apa, permintaan mu akan dipenuhi. Senang saja ini.
Lalu Fir'aun memerintahkan agar anak-anaknya itu di ambil. Lalu dilemparkan lah anak-anak itu dihadapan wanita itu satu persatu. Ini ujian dan cabaran yang luarbiasa. Belum tentu kita kuat. Apalagi apa, keumuman hati para wanita.
Tapi ini menunjukkan apa, karomah yang besar dan keimanan yang hebat dari wanita ini.
Sampai berhentilah itu kepada bayi yang dia miliki yang masih di susui. Bayi yang tidak bersalah dan sama sekali belum memiliki amalan yang menyusahkan Firaun, ini pun akan dibakar sekalian. Dibakar di dalam cairan tadi.
Dan seakan-akan wanita ini mundur karena bayi nya ini. Ini bukan suatu aib, kerana apa? Sudah banyak di hadapan dia, anaknya dibunuh dengan se sadis se jahat itu satu persatu.
Jelas ini memang sangat menyakitkan dan dia sudah kukuh.
Tinggal satu aja bayi ini.
Jelas apa, rahmat itu lebih besar sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qayyim, kalau tidak salah di dalam kitab beliau, Madarijus Salikin, rahmat ibu kepada anak yang masih bayi. Demikian pula rahmat ayah kepada anak yang masih bayi jauh lebih besar daripada rahmat kepada anak-anak yang sudah besar. Dan ini wajar.
Yang masih kecil, masih lebih layak dan lebih memerlukan bantuan. Yang sudah besar cenderung mampu untuk mengurus diri sendiri. Ini wajar. Bukan sesuatu yang buruk.
Maka ketika sekarang, anak yang paling kecil yang masih bayi ini hendak dibakar juga, hendak dileburkan, maka wanita ini seakan-akan agak apa, agak mundur.
Maka bayi ini dengan karomah dari Allah, berbicara, "Wahai ibuku tersayang," bukan ummi tapi ummah. Bukan abi tapi abah.
Haknya adalah hak ratbah atau hak rohmah, sebagai bentuk apa, kasih sayang.
"Masuk saja engkau. Sesungguhnya siksaan dunia itu lebih ringan daripada siksaan akhirat."
Maka wanita ini pun ikut masuk.
Ibnu Abbas mengatakan, "Ada anak kecil yang berbicara jumlahnya 4.
Yang pertama adalah Isa bin Maryam عليه السلام, dan bayi yang di zaman Juraij, dan saksi untuk Nabi Yusuf. Ini على الخلاف.
Dan bayi dari wanita yang menjadi tukang sisir anak perempuan Firaun.
Kata Sheikhuna حفظه الله, ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ini hadith yang hasan.
Dan kalau tidak salah yang dulu anak baca, juga apa, di hasan kan oleh Sheikhuna Abdul Raqib al Ibbi حفظه الله تعالى dalam kitab beliau, Sahih Karomatil Auliya.
Disebutkan tentang apa, kisah wanita ini di dalam hadits Ibnu Abbas.
Thoyyib, di dalam kisah ini, banyak pelajaran yang kita ambil intinya adalah apa, *kekukuhan dan cabaran yang sangat berat.* Kalau Allah tidak menolong seorang hamba, tidak mungkin hamba itu, kuat dengan cabaran seperti ini.
Yang lebih ringan aja banyak yang berguguran.
Dan dari sini pula kita tahu bahwasanya Allah tidak menyia-nyiakan amalan orang yang beramal sholeh dari kalangan lelaki ataupun perempuan yang penting dia beriman. Di sini Allah tidak menyia-nyiakan bahkan pahalanya sangat besar sampai-sampai muncul bau wangi. Jelas yang beramal saleh banyak, yang punya bau wangi banyak, tapi yang dicium oleh Nabi sebagaii karomah yang sangat khusus adalah bau wangi dari Mashitoh ibnati Firaun ini tadi, dan anak-anaknya.
Ini karomah yang sangat besar. Dan ini menunjukkan tidak ada di dalam Islam apa yang dikatakan sebagai *rasisme atau perkauman*.
Kalau orang kulit hitam maka layak dihinakan. Kulit putih layak dimuliakan. Kalau dia adalah dari suku bangsa arab layak untuk diagungkan.
Kalau yang non-arab, layak untuk dihinakan. Tidak demikian. Siapapun dia, dari kulit manapun, dan dari jenis apapun, dan dari strata kemasyarakatan apapun, kalau dia adalah Mu'min maka darjatnya tinggi disisi Allah تعالى.
طيب إلى هنا والله اعلم.
Fir'aun tanya, "Apa keperluan mu?".
Saya ingin agar anda mengumpulkan tulang-belulang saya dan tulang-belulang anak saya di satu pakaian, di satu kain. Dan anda memakamkan kami.
Fir'aun mengatakan, "Itu hakmu yang harus kami tunaikan." Yaitu apa, permintaan mu akan dipenuhi. Senang saja ini.
Lalu Fir'aun memerintahkan agar anak-anaknya itu di ambil. Lalu dilemparkan lah anak-anak itu dihadapan wanita itu satu persatu. Ini ujian dan cabaran yang luarbiasa. Belum tentu kita kuat. Apalagi apa, keumuman hati para wanita.
Tapi ini menunjukkan apa, karomah yang besar dan keimanan yang hebat dari wanita ini.
Sampai berhentilah itu kepada bayi yang dia miliki yang masih di susui. Bayi yang tidak bersalah dan sama sekali belum memiliki amalan yang menyusahkan Firaun, ini pun akan dibakar sekalian. Dibakar di dalam cairan tadi.
Dan seakan-akan wanita ini mundur karena bayi nya ini. Ini bukan suatu aib, kerana apa? Sudah banyak di hadapan dia, anaknya dibunuh dengan se sadis se jahat itu satu persatu.
Jelas ini memang sangat menyakitkan dan dia sudah kukuh.
Tinggal satu aja bayi ini.
Jelas apa, rahmat itu lebih besar sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qayyim, kalau tidak salah di dalam kitab beliau, Madarijus Salikin, rahmat ibu kepada anak yang masih bayi. Demikian pula rahmat ayah kepada anak yang masih bayi jauh lebih besar daripada rahmat kepada anak-anak yang sudah besar. Dan ini wajar.
Yang masih kecil, masih lebih layak dan lebih memerlukan bantuan. Yang sudah besar cenderung mampu untuk mengurus diri sendiri. Ini wajar. Bukan sesuatu yang buruk.
Maka ketika sekarang, anak yang paling kecil yang masih bayi ini hendak dibakar juga, hendak dileburkan, maka wanita ini seakan-akan agak apa, agak mundur.
Maka bayi ini dengan karomah dari Allah, berbicara, "Wahai ibuku tersayang," bukan ummi tapi ummah. Bukan abi tapi abah.
Haknya adalah hak ratbah atau hak rohmah, sebagai bentuk apa, kasih sayang.
"Masuk saja engkau. Sesungguhnya siksaan dunia itu lebih ringan daripada siksaan akhirat."
Maka wanita ini pun ikut masuk.
Ibnu Abbas mengatakan, "Ada anak kecil yang berbicara jumlahnya 4.
Yang pertama adalah Isa bin Maryam عليه السلام, dan bayi yang di zaman Juraij, dan saksi untuk Nabi Yusuf. Ini على الخلاف.
Dan bayi dari wanita yang menjadi tukang sisir anak perempuan Firaun.
Kata Sheikhuna حفظه الله, ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ini hadith yang hasan.
Dan kalau tidak salah yang dulu anak baca, juga apa, di hasan kan oleh Sheikhuna Abdul Raqib al Ibbi حفظه الله تعالى dalam kitab beliau, Sahih Karomatil Auliya.
Disebutkan tentang apa, kisah wanita ini di dalam hadits Ibnu Abbas.
Thoyyib, di dalam kisah ini, banyak pelajaran yang kita ambil intinya adalah apa, *kekukuhan dan cabaran yang sangat berat.* Kalau Allah tidak menolong seorang hamba, tidak mungkin hamba itu, kuat dengan cabaran seperti ini.
Yang lebih ringan aja banyak yang berguguran.
Dan dari sini pula kita tahu bahwasanya Allah tidak menyia-nyiakan amalan orang yang beramal sholeh dari kalangan lelaki ataupun perempuan yang penting dia beriman. Di sini Allah tidak menyia-nyiakan bahkan pahalanya sangat besar sampai-sampai muncul bau wangi. Jelas yang beramal saleh banyak, yang punya bau wangi banyak, tapi yang dicium oleh Nabi sebagaii karomah yang sangat khusus adalah bau wangi dari Mashitoh ibnati Firaun ini tadi, dan anak-anaknya.
Ini karomah yang sangat besar. Dan ini menunjukkan tidak ada di dalam Islam apa yang dikatakan sebagai *rasisme atau perkauman*.
Kalau orang kulit hitam maka layak dihinakan. Kulit putih layak dimuliakan. Kalau dia adalah dari suku bangsa arab layak untuk diagungkan.
Kalau yang non-arab, layak untuk dihinakan. Tidak demikian. Siapapun dia, dari kulit manapun, dan dari jenis apapun, dan dari strata kemasyarakatan apapun, kalau dia adalah Mu'min maka darjatnya tinggi disisi Allah تعالى.
طيب إلى هنا والله اعلم.
Sumber Channel Telegram: soaljawab_sheikhabufairuz