Header Ads

Peringatan Nabi ﷺ Dari Bahaya Dosa-dosa

Peringatan Nabi ﷺ Dari Bahaya Dosa-dosa



Nabi Muhammad ﷺ dulu sering memperingatkan akan bahaya dosa-dosa, maka tidak ada jalan untuk merubah dan memperbaiki keadaan kecuali dengan memperbaiki diri dan mengajak masyarakat menuju kepada perbaikan; dengan cara bertobat yang jujur kepada Allah, dan tidak meremehkan syariat dan pengarahan-Nya.

Adapun sikap terus-menerus bergelimang kemaksiatan, maka sesungguhnya hukumannya itu mengerikan.

Dari Ibnu Umar رضي الله عنهما berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

«يَا مَعْشَرَ اْلمُهَاجِرِيْنَ، خَمْسٌ إِنِ ابْتُلِيْتُمْ بِهِنَّ وَنَزَلَ فِيْكُمْ، أَعُوْذُ بِاللهِ أَنْ تُدْرِكُوْهُنَّ: لمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يَعْمَلُوْا بِهَا إِلَّا ظَهَرَ فِيْهِمُ الطَّاعُوْنُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لمْ يَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ، وَلَمْ يَنْقُصُوا اْلمِكْيَالَ وَاْلمِيْزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِيْنِ وَشِدَّةِ اْلمُؤْنَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ، وَلمْ يَمْنَعُوا الزَّكَاةَ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ، وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لمْ يُمْطَرُوا، وَلمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللهِ وَعَهْدَ رسولِهِ إِلَّا سُلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوُّهُمْ مِنْ غَيْرِهِمْ، وَأَخَذُوا بَعْضَ مَا كَانَ فِي أَيْدِيْهِمْ، وَمَا لمْ يَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللهِ إِلَّا أَلْقَى اللهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ» الحديث.

“Wahai orang-orang Muhajirin, ada lima perkara yang jika kalian diuji dengannya dan turun di antara kalian, aku berlindung pada Allah untuk kalian menjumpai lima perkara itu: tidaklah kekejian itu nampak di suatu kaum sama sekali hingga mereka mengerjakannya kecuali akan nampak pada mereka wabah Tho’un dan penyakit-penyakit yang belum datang pada para pendahulu mereka. Dan tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali mereka akan dihukum dengan tahun-tahun paceklik, kerasnya tanggungan, dan kezhaliman penguasa. Dan tidaklah mereka menahan zakat kecuali mereka akan terhalangi dari hujan. Seandainya bukan karena binatang-binatang ternak, niscaya mereka tak akan diberi hujan. Dan tidaklah mereka membatalkan perjanjian dengan Allah dan perjanjian dengan Rasul-Nya kecuali akan dikuasakan pada mereka musuh mereka dari luar kalangan mereka, musuh tadi akan mengambil sebagian kekuasaan yang dulu ada di tangan mereka. Dan tidaklah para pemimpin mereka itu tidak berhukum dengan Kitabullah kecuali Allah akan menjadikan keganasan mereka terjadi di antara mereka sendiri.” Al hadits. (HR. Al Hakim dalam “Al Mustadrok “8688) dan yang lainnya. Al Imam Al Albaniy رحمه الله berkata dalam “Ash shahihah” (1384): “Maka hadits ini hasan dengan kumpulan jalan-jalannya.” Dan dihasankan juga oleh Al Imam Al Wadi’iy رحمه الله dalam “Al Jami’ush Shahih Fil Qadar” (hal. 431/cet. Maktabah Shan’a Al Atsariyyah).

Al Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata: “Dan renungkanlah hikmah Allah ta’ala di dalam menjadikan musuh itu berkuasa terhadap para hamba (masyarakat) manakala orang yang kuat di antara masyarakat itu sendiri telah berbuat zhalim pada orang yang lemah di antara mereka, dan tidak ditegakkannya keadilan pada orang yang zhalim untuk orang yang dia zhalimi, bagaimana Allah menguasakan pada mereka orang yang berbuat demikian pada mereka; sebagaimana mereka berbuat pada rakyat mereka dan orang-orang lemah di antara mereka, sama persis. Dan ini adalah sunnah Allah ta’ala sejak adanya dunia sampai bumi ini dilipat dan dikembalikan sebagaimana permulaannya.

__Dan renungkanlah hikmah Allah ta’ala di dalam menjadikan para raja, pemerintah dan penguasa di kalangan para hamba itu sesuai dengan jenis amalan para hamba sendiri, bahkan seakan-akan amalan para hamba itu nampak pada bentuk raja dan pemerintah mereka. Jika mereka istiqamah; raja-raja mereka juga istiqamah, jika mereka adil; raja mereka juga adil pada mereka, jika mereka curang; raja dan pemerintah mereka juga curang, jika nampak pada mereka makar dan tipu daya; maka pemerintah merekapun demikian, dan jika mereka menghalangi hak-hak Allah yang ada pada mereka, dan mereka pelit dengan hak tadi; raja dan pemerintah mereka juga akan menghalangi hak para hamba yang ada pada mereka, dan bersikap pelit pada mereka.__

Dan jika mereka mengambil dari orang-orang lemah mereka sesuatu yang mereka tidak berhak mengambilnya di dalam mu’amalah mereka; raja-raja merekapun akan mengambil dari mereka sesuatu yang raja-raja itu tidak berhak mengambilnya, dan membuat pajak-pajak dan tugas-tugas. Dan setiap kali masyarakat mengeluarkan sesuatu dari orang yang lemah; raja-raja mereka akan mengeluarkan dari mereka secara paksa. Maka pemerintah mereka itu nampak di dalam bentuk amalan-amalan mereka.

Dan bukanlah masuk ke dalam hikmah ilahiyyah untuk Allah menguasakan orang-orang yang buruk dan jahat kecuali terhadap orang-orang yang sejenis dengan mereka. Dan manakala generasi pertama umat ini adalah generasi terbaik dan paling berbakti; para pemerintah merekapun seperti itu. Manakala umat ini membuat percampuran (baik dan buruk); pemerintah mereka juga membuat percampuran terhadap mereka. Maka hikmah Allah enggan untuk menguasakan pada kita di zaman-zaman semacam ini semisal Mu’awiyah dan Umar bin Abdil ‘Aziz; lebih-lebih lagi yang semisal Abu Bakr dan Umar. Bahkan pemerintah kita adalah berdasarkan kadar kondisi kita, sebagaimana pemerintah masyarakat sebelum kita adalah berdasarkan kadar kondisi masyarakat mereka. Itu semua adalah keharusan dan tuntutan dari hikmah.”
(Selesai dari “Miftah Daris Sa’adah”/Ibnul Qayyim/hal. 253-254).
---------------

(“Data Bencana Membuat Terpana” Petikan Kitab “Al Mudhisy” Karya Al Hafizh Ibnul Jauziy | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Indonesiy Al Jawiy )
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy
Diberdayakan oleh Blogger.