Header Ads

Tasbih

Soalan:

Bilamana kita mengemukakan pengunaan tasbih, biji tasbih itu, kita kata sepertimana yang di fatwakan oleh para ulama' *BID'AH* sekiranya memang niat untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan tasbih itu. Kemudian dia berhujjah dengan dia mengatakan tasbih hanyalah sekedar alat untuk berzikir, seperti mana handphone alat untuk kamu berdakwah, Facebook, Telegram alat untuk kamu berdakwah seperti itu juga tasbih hanyalah alat untuk saya berzikir, untuk mengira saja.

Bagaimana cara menjawabnya?


Jawapan:
Tasbih para ulama sendiri khilaf dari kalangan ahlus sunnah wal jamaah. Khilaf tentang masalah hukum memakai biji tasbih untuk bertasbih itu.

Kalau Syekh Albani, demikian pula Syekh Soleh Fauzan memang mengatakan bahwasanya itu adalah *bid'ah*, yang ana ingat. Adapun sebagian ulama yang lain ana lupa dari ulama sunnah juga, mengatakan tidak sampai bid'ah dia itu.

Kalau Syekh al Albani menambahkan dan ini kemungkinan akan menimbulkan riya' di hadapan orang, dia tangannya goyang-goyang bawa biji tasbih atau diletakkan di kalung apa, jadi kalung dan sebagainya. Ini dekat sekali dengan riya'.

Thoyyib, dan Wallahu a'lam, kalau dari sisi pihak yang mengatakan ini bid'ah, ini juga alasannya kuat.
Kenapa?
Karena yang diriwayatkan oleh Abu Daud adalah Rasulullah sallallahu alaihi wasallam menghitung dengan anamil, yaitu dengan jari beliau. Alat sudah ada. Untuk apa kita cari-cari yang lain, susah payah harus beli, harus, terutama di zaman dulu betul-betul apa dibuat pola yang susah itu. Di buat pola bulatan atau cari biji-bijian yang sesuai. Ini adalah menyusahkan diri sendiri sementara Rasulullah mengatakan,
نحينا عن التكلف
Kami, kita ini dilarang untuk memberat-beratkan diri.

dan juga apa dalam Alquran,

وما انا من المتكلفين
Saya bukan termasuk dari orang yang memberat-beratkan diri.

Apalagi yang sampai tingkat ghuluw, merasa semakin susah itu akan semakin, semakin hebat dan merasa pahalanya besar, seperti yang diceritakan Sheikh Yahya itu,  sebagian orang di Yaman, mereka akan kumpul, kemudian apa membuat lingkaran, istilahnya. Lalu apa didatangkan biji tasbih besar-besar. Lalu mereka akan tarik besar-besarسبحان الله , الحمدلله, karena besar sekali, satu bijinya itu besar. Nah ini lebih dekat pada riya', bukan lebih dekat pada pada ketakwaan pada Allah.

Lalu kalau terpaksa pindah ke sana, zikirnya bagaimana? Bahwa biji besar-besar macam itu, ini takalluf, h harus pakai hilux ke apa.

Maka yang betul adalah ajaran nabi yaitu apa? Agama yang lurus dan lapang, pakai jari-jari ada, mengapa harus susah payah pakai biji tasbih dan seterusnya. Maka ini adalah memberat-beratkan diri dan boleh dikatakan sampai tingkat bid'ah kerana nabi  mampu untuk menemukan biji-bijian, biji kurma ke atau yang lain. Tapi beliau tidak membuat macam itu.

Thoyyib. Dan ini menunjukkan bahwasanya itu adalah bid'ah karena Rasulullah mungkin melakukan itu tapi beliau tidak melakukan. Thoyyib makanya, kalau mereka mengqiyaskan kepada handphone tidak betul, karena tanpa handphone kalau urusannya dengan urusan di wilayah yang jauh sana, tidak mungkin kita sekedar pakai suara mulut, tidak akan sampai ke negeri yang lain. Jelas tidak sama antara masalah biji tasbih dengan masalah handphone. Handphone diperlukan karena tanpa itu, ini masyaqqah atau bahkan mungkin mutaazzir, sesuatu yang mustahil. Kita berseru dalam keadaan orang di negara lain dengar.

Adapun kalau masalah biji tasbih dengan jari, tanpa biji tasbih orang mampu berzikir selama bertahun-tahun dan seterusnya. Maka itu adalah qiyas fariq yaitu apa fasidul i'tibar. 

Hanya saja dari sisi yang lain ada hadis yang boleh disahihkan, minimalnya adalah hasan yaitu apa, dan ini bahkan jadi dalil ahlus sunah wal jamaah untuk faktor lain yaitu dalailin nubuwah, bahwasanya memang ada yaitu yang berzikir itu bukan hanya manusia dan jin saja, dan malaikat saja, bahkan bebatuan juga berzikir. Lalu di sebutkan al Khotobi رحمه الله dalam rangka, bukan dalam rangka masaalah tasbih, bukan, tapi dalam masaalah dalailin nubuwah untuk benarnya nabi untuk membantah ahli kalam.

Channel:
Bahawasanya ketika Rasulullah  صلى الله عليه وسلم memegang batu-batuan itu, biji-biji kerikil.
Kemudian apa? Eh beliau bertasbih dan ternyata biji-biji kerikil ini juga ikut bertasbih, lalu beliau pindahkan ke Abu Bakar juga biji itu ikut bertasbih, lalu ke Umar, juga ikut bertasbih maka sebagian ulama yaitu memberikan keringanan seperti ini karena apa, pernah Rasulullah bertasbih dalam keadaan memegang biji-biji tadi.

Thoyyib, walaupun pendapat yang pertama itu lebih kuat dan hadis tadi boleh kita katakan Rasulullah tidak menjadikan itu sebagai alat ukur. Karena kita tidak mendapatkan dari hadis itu, Rasulullah mengukur batu pertama menunjukkan itu satu tasbih,. kedua baru dua tasbih. Tapi sekedar apa? Hikmah dari Allah untuk memegang bebatuan dan beliau tetap berzikir dan ternyata batu-batu yang beliau pegang juga ikut berzikir, bukan untuk menghitung berapa jumlah zikirnya nabi dan seterusnya.

Thoyyib, Maka yang mengatakan ini bid'ah, maka ini lebih dekat pada kebenaran. Yang mengatakan tidak sampai bid'ah tetapi afdhol adalah mencukupkan dengan contoh nabi yaitu dengan jari maka ini juga apa, kita tidak mampu untuk membantah, untuk mengatakan sampai pendapat itu keliru, mengatakan al afdhol dan tidak sampai bidah untuk pakai biji tasbih. Memang ini khilaf, sesama ahlus sunnah sendiri khilaf tentang masalah itu.

Tapi jelas apa, kita memberikan nasehat,
خير هدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم
Sebaik-baik jalan adalah jalan nabi صلى الله عليه وسلم. Kejadian ini hanyalah Rasulullah pernah pegang apa itu, kerikil dan tidak terus menerus sementara kalau beliau berzikir,
كان رسول الله صلى الله عليه ووسم يذكرون في احيانهم كلها
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam berzikir di seluruh waktu beliau dan tidak setiap hari dilihat Rasulullah itu pegang kerikil. Sementara zikir bukan hanya tiap hari bahkan apa tiap saat Rasulullah menunjukkan inilah yang mustakir yaitu yang menetap adalah zikir cukup dengan anamil dengan jari-jari saja adapun dengan ba. cuma pernah suatu kejadian dan boleh jadi hikmahnya untuk yang lain sebagai mukjizat menunjukkan bahwasanya makhluk-makhluk juga berzikir ada kemungkinan itu bukan untuk sebagai alat hitung, zikir saya sudah berapa tadi demikian jadi sudah. kita loteliti membawa, membawa biji sebanyak sepuluh atau sebelas itu atau bahkan sebagian tiga puluh tiga. Jari sudah ada boleh untuk menghitung satu jari jadi wakil tiga atau apa. Tetap contoh yang terbaik adalah contoh nabi dan yang. lakukan tiap hari bahkan tiap saat adalah tanpa pakai apa itu biji-biji tasbih tadi kalau ikut nabi ya sudah pakai biji kerikil kalau emang mengaku ikut nabi tidak kemudian susah payah membuat biji tabiin nabi enggak pernah membuat biji tasbih sekedar. dipegang dan tidak terus menerus. Sementara orang ini betul-betul jadi industry itu membuat itu. Bahkan apa? Sebagian bahannya itu dari bahan dan seterusnya. Dan seterusnya bahkan sebagian ada yang bangga ber mmm itu apa itu memamerkan diri. para kiai dengan digital sebih besar-besar di ini adalah yang rasul tidak mengajarkan pola-pola ria macam itu.. itu adalah apa? Zikir yaitu apa? Orang ini kan lalu semua bertakbir sama-sama itu yang. memang sebagian menyebutkan itu para ulama mengatakan intinya adalah pada zikirnya itu disuruh lalu semuanya mengatakan kalimat secara bersamaan nah itu yang. zikir jamaah itu. Masing-masing harusnya zikir sendiri-sendiri. Makanya sebagian yang mengatakan bidah adalah dengan apa? Dengan apa itu juga. Cuma masalahnya yang tadi itu, Ashar. yang dari nabi itu yang menunjukkan perkaranya memang tidak seberat yang lain-lain guys masalah biji tasbih itu. Syekh Bakar Abu Zahid juga menyebutkan bahwasanya ini adalah bidah walaupun beliau juga menyebutkan pendapat yang lain dan sebagainya.

Nah kalau itu jadi syiar mereka memang harus dihindari para fuqoha mengatakan kita harus menghindari syiarnya para muqtadiah dan memang mau enggak mau biji tasbih memang jadi syiarnya mereka. Salafi, secara umum enggak suka pakai gitu-gitu. Mereka Salafi ikut dalil. Yaitu apa? Zikir sendiri saja, tidak pamer di hadapan orang lain. Ini sementara tasbih ini pamer dia pame. Memang lebih dekat pendapat pertama itu memang lebih dekat. Wallahu alam.

Powered by Todorant
Sumber Channel Telegram: soaljawab_sheikhabufairuz
Diberdayakan oleh Blogger.