Header Ads

ABU AHMAD SHAHIR AL MALIZIY MENGIKUTI GAYA DZULHIZAM DALAM MEMBERIKAN SYUBHAT² DALAM FITNAH ABU HAZIM

ABU AHMAD SHAHIR AL MALIZIY MENGIKUTI GAYA DZULHIZAM DALAM MEMBERIKAN SYUBHAT² DALAM FITNAH ABU HAZIM


Pertanyaan :
Abu Ahmad Shahir Al Maliziy mengeluarkan artikel di akun FaceBook dia dengan judul: "Teguran Kepada Para Pelajar Yang Lancang Terhadap Ulama Dan Penjelasan Bahawa Perbuatan Menyombongkan Diri Dengan Meninggalkan Bimbingan Ulama Akan Menyebabkan Huru Hara Dan Memudaratkan Pelakunya"
Kemudian dia menampilkan fatwa beberapa masyayikh tentang masalah adab, kelancangan, taklid dan sebagainya.

Maka bagaimanakah tanggapan Antum?
--------------------

Jawaban dengan memohon pertolongan pada Allah ta'ala :

Di dalam fitnah Hazimiyyah ini; Abu Ahmad Shahir Al Maliziy هداه الله mengikuti gaya mertua dia, Dzulhizam Al Maliziy هداه الله yang banyak menyerang dengan tulisan yang seakan-akan bersifat umum, dan di hampir semua tulisan mereka berdua, mereka berdua tidak berani terus terang menyebutkan siapakah orang yang mereka bidik dan mereka kritik.
Namun para pembaca Salafiyyin yang berakal sehat in sya Allah akan paham bahwasanya yang dimaksudkan oleh mereka berdua adalah para ikhwah yang menegakkan hujjah atas kebid'ahan dan kehizbiyan Abu Hazim cs.

Setelah itu mereka berdua menuduh para ikhwah tadi sombong, tanpa mampu mendatangkan dalil dan atsar para imam tentang hakikat kesombongan.

Sedangkan kami; kami diberi taufik oleh Allah ta'ala untuk mendatangkan dalil dan atsar para imam (bukan sekedar ucapan para ulama bahkan) tentang hakikat kesombongan.

Dan kami diberi taufik untuk menampilkan bukti² bahwasanya Shahir dan Dzulhizam itulah yang sombong karena mereka berdua menolak dalil dan hujjah yang ditegakkan tanpa mereka berdua mampu mematahkannya dengan dalil dan hujjah.

Kami juga diberi taufik oleh Allah ta'ala untuk menampilkan bukti² bahwasanya Shahir dan Dzulhizam itulah yang sombong karena mereka berdua menghina dan merendahkan para ikhwah yang menghizbikan Abu Hazim cs. Seakan-akan orang yang selain masyayikh yang diagung-agungkan oleh mereka berdua itu tidak mampu memahami dalil dan melakukan tahqiq terhadap permasalahan.

Berpuluh-puluh dalil dan hujjah serta atsar Salaf yang dibentangkan oleh para ikhwah Salafiyyin ditolak mentah² oleh mereka berdua tanpa mereka berdua mahu memenuhi hak perdebatan: "MERUNTUHKAN HUJJAH DENGAN HUJJAH YANG LEBIH KUAT".

Jadi ini semua menambah burhan dan bayyinah bahwasanya mereka berdua itulah yang SOMBONG.

Fatwa² yang diterjemahkan oleh Shahir Al Maliziy itu semua dia tampilkan hanya demi mendukung mertuanya dalam usaha batil melindungi Abu Hazim cs yang telah ditegakkan hujjah atas kebid’ahan dan kehizbiyan mereka, karena telah terbukti menyelisihi jalan Salafush Shalih.

Dan si pemberi perlindungan tidak mampu mendatangkan hujjah untuk mematahkan hujjah para pen-jarh, dan tanpa para muqallidin mengetahui apa hujjah yang dipakai oleh para pemberi perlindungan.

Itu semua tidak mampu menyelamatkan mereka dari bid'ah taqlid sekalipun mereka menghiasinya dengan kata² indah yang melenakan.

Dan telah pasti bahwasanya Al Imam Al Auza'iy رحمه الله berkata: "Wajib atasmu untuk mengikuti jejak-jejak para pendahulu (Salaf) walaupun orang-orang menolakmu. Dan hindarkanlah dirimu dari ra’yu-ra’yu para tokoh walaupun mereka menghiasinya dengan perkataan untukmu." (Diriwayatkan oleh Al Ajurriy dalam “Asy Syari’ah”/hal. 67/cet. Darul Kitabil Arabiy/ shahih).

Maka kata-kata indah para tokoh zaman sekarang tidak mampu menyelamatkan Abu Hazim dan orang-orang semisalnya dari vonis bahwasanya dia adalah muhdits (pelaku perkara baru dalam agama).

Al Imam Abu Nashr As Sijziy رحمه الله berkata: “Maka setiap orang yang menyatakan diri sebagai Ahlussunnah; dia wajib dituntut mendatangkan penukilan yang shahih terhadap apa yang dia katakan. Jika dia telah mendatangkannya maka diketahuilah kejujurannya, dan diterimalah ucapannya.
Namun jika dia tidak mampu menukilkan dari Salaf yang mendukung apa yang diucapkannya; diketahuilah bahwa dia itu muhdits (ahli ihdats) yang menyimpang, dan tidak layak ucapannya didengarkan ataupun diajak berdebat.” (“Risalatun Ila Ahli Zabid”/hal. 100/ cet. Al Majlisul Ilmi).

والله تعالى أعلم بالصواب.
Kedah Malaysia
Rabu 6 Syawwal 1444 H.

----------------------------

(Di Jawab oleh Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Jawiy حفظه الله)

Rabu 6 Syawwal 1444 / 26-04-2023

Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAdDailamiy
Diberdayakan oleh Blogger.