Header Ads

HIZBIYYUN DAN PERIUK NASI

HIZBIYYUN DAN PERIUK NASI


Pertanyaan :

Bagaimana jawaban Antum tentang orang yang berkata:
"Abu Fairuz telah menutup periuk nasi si Fulan dan keluarganya, karena Abu Fairuz mentahdzir dia".
----------------------------

Jawaban dengan memohon pertolongan pada Allah ta'ala :

Jika benar kalimat tadi terlontarkan dari orang yang sudah belajar manhaj Salaf, maka hal itu sungguh memalukan. Bagaimana orang yang sudah belajar tauhid dan sunnah justru mengucapkan kalimat keduniaan semacam tadi?

Saya tidak mampu mengurusi periuk nasi diri sendiri, apalagi periuk nasi orang lain.

Saya tidak mampu mendatangkan rezeki ataupun menghalangi rezeki pada diri sendiri, apalagi mengurusi rezeki atau mencegahnya dari orang lain.

Allah ta'ala berfirman :

(وَكَأَيِّن مِّن دَابَّةٍ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ)

"Alangkah banyaknya makhluk melata yang tidak mampu memikul rezekinya, namun Allah sajalah Yang memberinya rezeki, dan memberi kalian rezeki. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Barangsiapa berbuat maksiat dan tidak mau bertobat setelah mengetahui kebenaran, maka dia sendirilah yang menyebabkan dirinya  terhalang dari rezeki yang baik.

Saya tidak memikirkan apakah saya terhalangi dari sebagian rezeki ataukah tidak jika saya mentahdzir orang yang telah jelas berdasarkan hujjah² yang kuat bahwasanya dia itu menyimpang dari jalan Salafush Shalih dan membangkang terhadap hujjah.

Untuk durus di Perlis maka saya beberapa belas hari yang lalu telah mengirimkan surat pengunduran diri secara resmi, sampai markiz bersih dari para pengekor hawa nafsu.

Semoga Allah ta'ala memudahkan para pengurus yang setia pada jalan Salafush Shalih dengan hujjah yang jelas; untuk membersihkan markiz dari para pengekor hawa nafsu.

Ini bukan masalah perebutan kursi sama sekali.

Saya sudah mundur dari pengajaran, dan saya tidak peduli masalah periuk nasi tatkala saya menjalankan hujjah yang jelas.

Kebanyakan para hizbiyyin, memang sudut pandang mereka adalah keduniaan.
Makanya mereka membela TN habis²an dengan sekian banyak syubuhat. Ternyata saat diteliti, masalahnya adalah periuk nasi.

Barangsiapa memberikan dukungan moral ataupun material pada para pelaku muhdatsat maka dia berdosa dan boleh jadi terancam laknat dari Allah ta'ala.

Adapun orang yang berusaha setia kepada Al Qur'an dan As Sunnah dengan pemahaman para Salafush Shalih, maka dia tidak takut hidup miskin, karena Allah adalah Wali dia.

Allah ta’ala berfirman:

﴿وَمَنْ يَتَّقِ الله يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ﴾ [الطلاق: 2، 3].

“Dan barangsiapa bertakwa pada Allah, Allah akan menjadikan untuknya jalan keluar, dan memberinya rizqi dari arah yang tak disangkanya.”

Dan Allah ta’ala berfirman:

﴿وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُون﴾ [الأعراف/96].

“Seandainya penduduk kota-kota itu mau beriman dan bertakwa pastilah Kami akan bukakan kepada mereka keberkahan- keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka disebabkan oleh apa yang mereka perbuat.”

Allah ta’ala berfirman:
﴿وَمَنْ يَتَّقِ الله يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا﴾ [الطلاق: 4].

“Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, Dia akan menjadikan untuknya kemudahan dari urusannya.”

Dan barangsiapa meninggalkan sesuatu dalam rangka bertakwa pada Allah, maka Allah akan memberinya sesuatu yang lebih baik dari itu.

Dari salah seorang penduduk badui yang berkata:
أَخَذَ بِيَدِي رسولُ اللهِ ﷺ فَجَعَلَ يُعَلِّمُنِي مِمَّا عَلَّمَهُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، وَقَالَ: «إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً اِتِّقَاءَ اللهِ -جل وعز- إِلَّا أَعْطَاكَ اللهُ خَيْراً مِنْهُ».
“Rasulullah ﷺ mengambil tanganku, lalu beliau mulai mengajariku dari apa yang Allah تبارك وتعالى ajarkan pada beliau. Dan beliau bersabda: “Sesungguhnya engkau tidaklah dirimu meninggalkan sesuatu dalam rangka bertakwa pada Allah عز وجل kecuali Allah akan memberimu dengan sesuatu yang lebih baik dari itu.” (HR. Al Imam Ahmad (20758) dan dishahihkan oleh Al Imam Al Wadi’iy رحمه الله dalam “Ash Shahihul Musnad” (1489)).

Al Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata: “Karena sesungguhnya barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah عز وجل akan memberinya ganti dengan sesuatu yang lebih baik dari itu.” (“Ighatsatul Lahfan”/hal. 47).

والله تعالى أعلم بالصواب.
----------------------------
(Di Jawab oleh Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Jawiy حفظه الله)

Rabu 13 Syawwal 1444 / 3-05-2023

Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAdDailamiy
Diberdayakan oleh Blogger.