MUSAFIR DITEMPAT MAYORITAS LEBARAN JUM'AT, SEDANG PEMERINTAH SABTU, BAGAIMANA SIKAP KITA?
MUSAFIR DITEMPAT MAYORITAS LEBARAN JUM'AT, SEDANG PEMERINTAH SABTU, BAGAIMANA SIKAP KITA?
ada titipan pertanyaan..
Izin bertanya.. ana musafir yg mana di tempat yg ana tuju mayoritas muhammadyah dan berlebaran hari jum'at.. sikap sy bagaimana..?
tolong ditanyakan ke syaikh abu fairuz diatas
----------------------
Pemerintah yang memikul dosa mengikuti bid'ahnya kaum Falakiyyin.
Demikian pula organisasi Muhammadiyyah memikul dosa bersandarkan pada bid'ah Falakiyyah dalam menentukan hilal.
Kita berpuasa dan menghentikan puasa berdasarkan rukyah sebagian Muslimin dari negara manapun dia.
Namun agar tidak terjadi perpecahan shaf dan menzhahirkan pembangkangan pada pemerintah Muslimin, maka tidak mengapa menunda sholat sehari demi ikut sholatnya pemerintah. Itu adalah udzur bagi kita, sebagaimana Nabi pernah menunda sholat Id karena udzur keterlambatan berita.
Dan di tarikh 1 Syawwal yang sebenarnya (yang diketahui berdasarkan rukyah hilal, atau berdasarkan penyempurnaan 30 Ramadhan karena terhalang mendung dsb), kita tidak boleh berpuasa.
Namun jika pemerintah memang sama sekali tidak mempermasalahkan sholat Muhammadiyyah yang lebih awal satu hari, dan memang ada Muslimin di negara lain yang sebelumnya telah mendapatkan hilal Syawwal, maka jika Antum memilih sholat Id bersama Muhammadiyyah karena sama dengan waktu raya yang benar maka semoga tidak mengapa.
والله تعالى أعلم بالصواب.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
(Di Jawab oleh Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Jawiy حفظه الله)
Kamis 29 Ramadhan 1444 / 20-04-2023
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAdDailamiy