Header Ads

Pernyataan Rujuk Dari Istilah "Sahabat Yang Durhaka" dan istilah "Sampai mereka bertobat"

Pernyataan Rujuk Dari Istilah "Sahabat Yang Durhaka" dan istilah "Sampai mereka bertobat"

بسم الله الرحمن الرحيم.

Saya meyakini bahwasanya para Sahabat رضي الله عنهم tidak boleh disebutkan kecuali dengan kebaikan dan keindahan.
Namun saya selama ini menilai bahwasanya dalam rangka mengambil pelajaran - bukan untuk mencela-; boleh menisbatkan perbuatan MAKSIAT kepada Sahabat yang melakukannya (tatkala si pelakunya melakukan itu, atau tatkala tobatnya belum diterima), sebagaimana Allah ta'ala telah menisbatkan MAKSIAT kepada Sahabat yang melakukannya, sebagaimana di dalam peristiwa perang Uhud, Allah ta'ala berkata:

(وعصيتم من بعد ما أراكم ما تحبون).

"Dan kalian bermaksiat setelah Allah memperlihatkan kepada kalian sesuatu yang kalian sukai".

Juga sebagaimana Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم menisbatkan MAKSIAT kepada Sahabat yang melakukannya, di dalam hadits Jabir رضي الله عنه :

(ثُمَّ دَعَا بِقَدَحٍ مِنْ مَاءٍ فَرَفَعَهُ حَتَّى نَظَرَ النَّاسُ إِلَيْهِ ثُمَّ شَرِبَ فَقِيلَ لَهُ بَعْدَ ذَلِكَ إِنَّ بَعْضَ النَّاسِ قَدْ صَامَ فَقَالَ أُولَئِكَ الْعُصَاةُ أُولَئِكَ الْعُصَاةُ).

"Kemudian beliau meminta segayung air, lalu beliau mengangkatnya hingga terlihat oleh para sahabat kemudian beliau meminumnya. Setelah itu dikatakanlah kepada beliau, "Sesungguhnya sebagian sahabat ada yang terus berpuasa." Maka beliau bersabda, "Mereka adalah orang-orang yang bermaksiat (kepadaku), mereka adalah orang-orang yang bermaksiat (kepadaku)." (HR. Muslim).

Makanya saya pernah mengatakan:
"Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan para Sahabat memboikot tiga Sahabat yang durhaka, sampai mereka bertobat."

Dan tidak ikut perang di masa yang diwajibkan atas pesertanya merupakan maksiat yang besar, bahkan termasuk perkara yang membinasakan.

Saya menyangka bahwasanya istilah DURHAKA itu sesuai untuk menerjemahkan istilah MAKSIAT.

Namun kemudian pada hari ini saya diberi Allah ta'ala taufik untuk memahami kerancuan ini, maka dengan ini saya rujuk dari menyandarkan istilah MAKSIAT ataupun DURHAKA kepada para Sahabat رضي الله عنهم, demi menjaga kalimat yang bagus dan indah untuk para tokoh yang wajib diteladani tersebut.

Saya juga telah menuliskan "Sampai mereka bertobat"
Dan ini adalah ungkapan yang keliru, karena sebenarnya ketiga Sahabat tadi telah bertobat, hanya saja Allah ta'ala menunda penerimaan tobat mereka.

Maka kalimat yang benar adalah sebagaimana yang dinasihatkan oleh sebagian masyayikh dan ikhwah kepada ana, yaitu:

"Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan para Sahabat memboikot tiga Sahabat yang melakukan perbuatan yang menyebabkan mereka terkena hukuman tadi, sampai tobat mereka diterima oleh Allah."

Dengan ini ungkapan telah diperbaiki.
Dan saya memohon ampunan pada Allah ta'ala atas kekeliruan di dalam mengungkapkan peristiwa tadi.
Dan saya bersyukur pada Allah ta'ala atas taufiq-Nya sehingga saya memahami duduk permasalahannya.
Kemudian saya bersyukur pada para masyayikh dan ikhwah yang menasihati saya.

والحمد لله رب العالمين.

Al Faqir Ilallah :
Abu Fairuz Abdurrahman Bin Soekojo Al Indonesiy Al Jawiy
Di Kedah, Malaysia
13 Ramadhan 1444 H.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

(Dijawab Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy Hafidzahullah )

Selasa 13 Ramadhan 1444 / 4-04-2023

Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAdDailamiy
Diberdayakan oleh Blogger.