Header Ads

MENJADIKAN SEMUA UCAPAN TOKOH BAGAIKAN DALIL ITULAH PUAK YANG GHULUW

MENJADIKAN SEMUA UCAPAN TOKOH BAGAIKAN DALIL ITULAH PUAK YANG GHULUW


Pertanyaan :
Apa tanggapan Antum tentang tulisan Abu Ahmad Shahir Al Maliziy ini?


-------------------------

Jawaban dengan memohon pertolongan pada Allah ta'ala :

Si sesat Shahir Al Maliziy menuduh orang lain sebagai puak ghuluw, padahal dia itulah yang ghuluw kepada tokoh yang tidak ma'shum, menjadikan semua ucapan tokoh tadi bagaikan dalil yang wajib ditaati, sekalipun tokoh tadi tidak mendatangkan dalil saat membatalkan suatu vonis yang dibangun di atas dalil² dan hujjah.
Shahir itulah ahli ghuluw, maka dia tidak mendapatkan taufik untuk berdalil, makanya bernaung pada taqlid.

Syubuhat si Shahir dkk terlampau lemah, tidak mampu mendatangkan ucapan Salafush Shalih dalam membatalkan hujjah². Mereka hanya saja mereka bersandarkan pada kebesaran nama tokoh yang mereka kultuskan untuk menindas dan meneror mental ahlul haq.

Al Imam Abu Nashr As Sijziy رحمه الله berkata: “Maka setiap orang yang menyatakan diri sebagai Ahlussunnah; dia wajib dituntut mendatangkan penukilan yang shahih terhadap apa yang dia katakan. Jika dia telah mendatangkannya maka diketahuilah kejujurannya, dan diterimalah ucapannya. Namun jika dia tidak mampu menukilkan dari Salaf yang mendukung apa yang diucapkannya; diketahuilah bahwa dia itu muhdits (ahli ihdats) yang menyimpang, dan tidak layak ucapannya didengarkan ataupun diajak berdebat.” (“Risalatun Ila Ahli Zabid”/hal. 100/ cet. Al Majlisul Ilmi).

Al Imam Asy Syathibiy رحمه الله berkata tentang ahli taqlid: “Dan mereka menggugurkan pemeriksaan dan pencarian terhadap ucapan-ucapan ulama Mutaqaddimin sama sekali di dalam masalah tadi, karena berbaik sangka kepada para tokoh (Mutaakhkhirin), dan mencurigai ilmu (yang benar), sehingga sikap tadi menjadi bid’ah yang terus berjalan.” (“Al I’tisham”/ hal. 539).

Al Imam Ibnu Abdil Barr رحمه الله berkata di dalam bantahan beliau terhadap orang yang mengekor pada sebagian tokoh besar: “Pendapat itu tidak menjadi benar disebabkan oleh keutamaan orang yang mengucapkannya. Tapi pendapat itu menjadi benar hanya disebabkan oleh penunjukan dalilnya.” (“Jami’ Bayanil Ilm”/2/hal. 174/cet. Dar Ibnil Jauziy).

والله تعالى أعلم بالصواب.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

(Di Jawab oleh Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Jawiy حفظه الله)

Ahad 17 Shafar 1445 / 3-09-2023

Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAdDailamiy
Diberdayakan oleh Blogger.