TANGGAPAN TERHADAP TULISAN DZULHIZAM HADAHULLAH
TANGGAPAN TERHADAP TULISAN DZULHIZAM HADAHULLAH
Jawaban dengan memohon pertolongan pada Allah ta'ala :
Memang tidak semua pelaku bid'ah adalah mubtadi', tapi untuk Abu Hazim maka telah diakui oleh ulama yang dikultuskan oleh Dzulhizam bahwasanya kesalahan Abu Hazim dalam masalah bukanlah ijtihadiyyah. Dan telah tegak hujjah bertahun², namun dia membangkang dan memakai segala cara untuk membela kebatilannya dan menjatuhkan para penasihat yang mendatangkan hujjah², maka Abu Hazim adalah mubtadi', baik Dzulhizam rela ataukah kecewa.
Adapun kekurangan yang pernah ana alami dalam menjawab suatu pertanyaan yang terkait dengan Dzulhizam, tanpa ana melakukan tabayyun, maka itu terjadi karena ana percaya pada si penanya.
Dan kekurangan tadi tidak sebanding sama sekali dengan kebatilan² Dzulhizam yang mendengung²kan syiar tabayyun, tapi dia sendiri sangat buruk kualiti tabayyunnya, dan sangat jauh antara teori lidah dia dengan praktek amalan dia dalam masalah tabayyun.
Silakan merujuk bukti²nya dalam pembahasan yang ana tulis saat ana membantah Abu Ihsan Al Maliziy, besan Dzulhizam.
Di dalamnya ada bayyinah yang terang bahwasanya Dzulhizam Al Maliziy adalah pengekor hawa nafsu.
Dzulhizam pernah menggambarkan dirinya sebagai orang yang berpengalaman dalam dakwah, dan bahwasanya dirinya adalah "Pengurus Salafiyyin Malaysia".
Dan Dzulhizam menyatakan bahwasanya "Abu Fairuz adalah orang baru dalam dakwah"
Itu hanyalah menambah data kesombongan Dzulhizam untuk menolak hujjah yang disampaikan oleh Abu Fairuz.
Al Imam Al Wadi’iy رحمه الله berkata : "Dengarkanlah, dengarkanlah! Fatwa orang yang paling besar di sisiku tapi menyelisihi dalil tak ada harganya. Dan fatwa orang yang paling kecil dari kalian dan ada dalil bersamanya maka dia itu terhormat dan ditaati, sampai kalian tidak menakuti-takuti aku dengan fatwa fulan ataupun fulan. Bahkan aku adalah lawan debat si fulan. Selama yang keluar adalah fatwa-fatwa yang menyimpang, maka aku adalah lawan debatnya." ("Gharatul Asyrithah"/Imam Al Wadi'i /hal. 46/cet. Maktabah Shan’a Al Atsariyyah).
Tulisan terbaru Dzulhizam hanyalah menambah bukti bahwasanya dia sekedar ahli taqlid yang sombong, sebagaimana sabda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tentang kesombongan :
بطر الحق وغمط الناس. "Menolak kebenaran dan meremehkan orang lain" (hadits shahih).
Al Imam Asy Syathibiy رحمه الله berkata: “Amalan orang alim telah menjadi hujjah menurut orang awwam, sebagaimana ucapan orang alim juga dijadikannya sebagai hujjah yang mutlak dan menyeluruh dalam fatwa. Maka berkumpullah pada orang awwam ini amalan yang disertai keyakinan akan bolehnya perbuatan itu dengan adanya syubhah (kekaburan) dalil. Dan ini benar-benar merupakan kebid’ahan itu sendiri.” (“Al I’tisham”/1/hal. 364).
Tahdziran Dzulhizam terhadap Akhunal Fadhil Abu Shabir Al Maliziy ataupun Akhunal Fadhil Abu Adam Al Maliziy ataupun ikhwah Salafiyyin Tsabitin yang lainnya adalah batil, tak perlu digubris.
Katanya menunggu ulama, ternyata Dzulhizam tidak menunggu ulama untuk menta'yin tahdziran terhadap dua ikhwah kita tadi.
والله تعالى أعلم بالصواب
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
(Di Jawab oleh Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Jawiy حفظه الله)
Kamis 29 Shafar 1445 / 14-09-2023
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAdDailamiy