Header Ads

CINTA RASUL صلى الله عليه وسلم MELEBIHI SIAPAPUN

CINTA RASUL صلى الله عليه وسلم MELEBIHI SIAPAPUN


Pertanyaan :
Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh

Cinta Rasul Melebihi Siapapun

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
"Tidaklah beriman salah seorang diantara kalian, sampai aku menjadi orang yang paling dicintainya melebihi ayahnya, anaknya, dan manusia seluruhnya" (HR Bukhari Muslim)

Bismillah ... Afwan Akhi mohon pencerahan nya dengan hadits di atas ,
Jaazakallahu Khairan
-------------------------------------

Jawabn :"
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.

Faidah :

Sesungguhnya kecintaan pada Rosululloh صلى الله عليه وسلم di atas kecintaan pada yang lain itu wajib.

Alloh ta'ala berfirman:

﴿النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ﴾ [الأحزاب: 6].

"Nabi itu lebih utama bagi mukminin daripada diri mereka sendiri, dan istri-istri beliau adalah ibu bagi mereka."

Al Imam As Sa'diy رحمه الله berkata: "Alloh ta'ala mengabari kaum mukminin dengan suatu berita yang dengan itu mereka jadi mengetahui keadaan Rosul صلى الله عليه وسلم dan martabat beliau, sehingga mereka mempergauli beliau dengan tuntutan dari keadaan tadi. Alloh berfirman: "Nabi itu lebih utama bagi mukminin daripada diri mereka sendiri" lebih yang paling dekat pada manusia, dan yang paling utama untuk dirinya. Maka Rosul itu lebih utama baginya daripada dirinya sendiri, karena beliau عليه الصلاة والسلام telah mencurahkan untuk mereka nasihat, kasih sayang, belas kasihan, yang mana beliau adalah makhluk yang paling penyayang dan paling belas kasihan. Maka Rosululloh adalah makhluk yang paling berjasa pada mereka daripada siapapun, karena tidaklah sampai pada mereka seukuran dzarroh kebaikan, dan tidak tertolak sekecil dzarrohpun kejelekan kecuali melalui kedua tangan beliau dan dengan sebab beliau.

Maka dari itu wajib bagi mereka jika terjadi pertentangan antara kehendak jiwa atau kehendak seorang manusia dengan kehendak Rosul, untuk lebih mendahulukan kehendak Rosul, dan agar tidak menentang ucapan Rosul dengan ucapan seorangpun, siapapun dia, dan agar mereka menebus beliau dengan jiwa, harta dan anak-anak mereka, dan mendahulukan kecintaan pada beliau di atas kecintaan makhluk semuanya, dan hendaknya mereka tidak berkata sampai beliau berkata, dan agar mereka tidak mendahului beliau."
(selesai penukilan dari "Taisirul Karimir Rohman"/hal. 659).

Alloh ta'ala berfirman:

﴿قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ الله وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ الله بِأَمْرِهِ وَالله لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ﴾ [التوبة: 24].

"Katakanlah: jika bapak-bapak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, keluarga kalian, harta yang kalian usahakan, dan perdagangan yang kalian takutkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kalian ridhoi lebih kalian cintai daripada Alloh, Rosul-Nya dan jihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Alloh mendatangkan urusannya, dan Alloh tidak memberikan petunjuk pada kaum yang fasiq."
 
Al Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata: "Alloh ta'ala memerintahkan Rosul-Nya untuk mengancam orang yang lebih mendahulukan keluarganya, kerabatnya dan keluarganya di atas Alloh dan Rosul-Nya serta jihad di jalan-Nya. Alloh berfirman: "Katakanlah: jika bapak-bapak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, keluarga kalian, harta yang kalian usahakan" yaitu: yang kalian kerjakan dan kalian hasilkan "dan perdagangan yang kalian takutkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kalian ridhoi" yaitu: kalian cintai karena enak dan bagusnya. Yaitu: jika perkara-perkara ini "lebih kalian cintai daripada Alloh, Rosul-Nya dan jihad di jalan-Nya, maka tunggulah" yaitu: tunggulah hukuman yang akan menimpa kalian. Karena itulah Alloh berfirman: "sampai Alloh mendatangkan urusannya, dan Alloh tidak memberikan petunjuk pada kaum yang fasiq" ("Tafsirul Qur'anil 'Azhim"/4/hal. 124).

Dan dalil-dalil yang menunjukkan wajibnya mendahulukan kecintaan pada Rosul صلى الله عليه وسلم di atas kecintaan pada yang lain itu banyak, di antaranya adalah:

Dari Anas رضي الله عنه yang berkata: Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

«لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين». (أخرجه البخاري (15) ومسلم (44)).

"Salah seorang dari kalian tidak beriman sampai aku lebih dicintainya daripada ayahnya, anaknya dan manusia semuanya." (HR. Al Bukhoriy (15) dan Muslim (44)).

Syaikhul Islam رحمه الله berkata: "Dan tiada seorang mukminpun kecuali dia mendapatkan di dalam hatinya kecintaan pada Rosul, yang tidak didapatinya pada yang lainnya. Sampai jika dia mendengar ada orang yang dicintainya dari kalangan kerabatnya dan sahabatnya mencaci Rosul terasa ringanlah baginya untuk memusuhi orang tadi dan memboikotnya dan bahkan membunuhnya karena cinta pada Rosul. Jika dia tidak berbuat demikian maka dia itu bukan mukmin. Alloh ta'ala berfirman:

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِالله وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ الله وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ. [المجادلة/22]

"Tidaklah engkau akan mendapati suatu kaum yang beriman pada Alloh dan hari Akhir itu saling mencintai dengan orang yang menentang Alloh dan Rosul-Nya, meskipun mereka itu ayah mereka, atau anak mereka, atau saudara mereka, atau kerabat mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah Alloh tetapkan keimanan ke dalam hati mereka, dan Alloh perkuat mereka dengan pertolongan dari-Nya." (QS. Al Mujadilah: 22).
(selesai penukilan dari "Minhajus Sunnah"/5/hal. 210).

Dari Anas رضي الله عنه bahwasanya Nabi shollallohu ‘alaihi wa alihi wasallam- bersabda:"
«ثلاث من كن فيه وجد حلاوة الإيمان من كان الله ورسوله أحب إليه مما سواهما ومن أحب عبدا لا يحبه إلا لله ومن يكره أن يعود في الكفر بعد إذ أنقذه الله كما يكره أن يلقى في النار». (أخرجه البخاري (21) ومسلم (43)).

“Ada tiga perkara yang barangsiapa di dalam dirinya ada ketiga perkara tersebut, dia akan merasakan manisnya iman. Orang yang Alloh dan Rosul-Nya lebih dicintainya daripada yang lainnya. Orang yang mencintai seorang hamba, tidaklah dia mencintainya kecuali karena Alloh. Dan orang yang benci untuk kembali pada kekufuran setelah Alloh menyelamatkannya sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.” (HR. Al Bukhory (21) dan Muslim (43)).

Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata: "Maka beliau mengabarkan bahwasanya hamba tersebut tidak mendapatkan manisnya iman kecuali jika Alloh lebih dicintainya daripada yang lainnya. Dan kecintaan pada Rosul-Nya itu merupakan bagian dari kecintaan pada Alloh. Dan kecintaan pada seseorang jika hal itu karena Alloh, maka kecintaan tadi juga termasuk dari kecintaan pada Alloh. Jika kecintaan tadi untuk selain Alloh, maka kecintaan tadi akan mengurangi kadar kecintaan pada Alloh dan melemahkannya. Dan kecintaan ini jujur jika dia membenci perkara yang paling dibenci oleh Dzat yang dicintainya, yaitu: kekufuran, bagaikan kebenciannya untuk dilemparkan ke dalam Neraka, atau lebih keras daripada itu. Dan tiada keraguan bahwasanya ini termasuk kecintaan yang paling agung, karena sesungguhnya manusia itu tidak mau mendahulukan sesuatu apapun di atas kecintaan dirinya sendiri dan kehidupannya. Maka jika dia mendahulukan kecintaan iman pada Alloh di atas dirinya sendiri dalam benci jika dirinya disuruh memilih antara kekufuran dan dilemparkan ke dalam Neraka dia memilih untuk dilemparkan ke dalam Neraka dan tidak kafir, jadilah Alloh lebih dia cintai daripada dirinya sendiri. Dan kecintaan ini melebihi apa yang didapati oleh seluruh orang yang tergila-gila dan orang yang jatuh cinta dari kecintaan pada orang yang dicintainya. Bahkan kecintaan pada Alloh tadi tiada tandingannya, sebagaimana tiada tandingan bagi Dzat Yang kecintaan itu tergantung pada-Nya.

Inilah kecintaan yang menuntut pengutamaan Dzat yang dicintai di atas jiwa, harta dan anak, dan menuntut kesempurnaan keledzatan, ketundukan, pengagungan, pemuliaan, ketaatan, dan pengikutan secara lahir dan batin. Dan ini tiada tandingan untuknya dari kecintaan pada makhluk, siapapun makhluk itu." ("Roudhotul Muhibbin"/hal. 200).
----------------------

(Di nukil dari buku : "Membela Nabi Muhammad dari Ejekan orang Kafir dan Murtad, karya Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Jawiy حفظه الله)
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Kamis, 26 Rabi'ul Awwal 1445 / 12-10-2023

Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAdDailamiy
Diberdayakan oleh Blogger.