Header Ads

Membela dengan Benar Bukanlah Bentuk Taqlid Ataupun Fanatisme

FAIDAH :

Membela dengan Benar Bukanlah Bentuk Taqlid Ataupun Fanatisme

Sebagian ahli batil menyatakan bahwasanya menolong ahli haq, membela kehormatannya dan menjelaskan kebenaran berarti dia itu ahli taqlid (pembebek) dan muta'ashshib (fanatik), padahal hal itu tidak benar. Karena sesungguhnya taqlid itu adalah: mengikuti orang yang bukan hujjah tanpa hujjah.

Al-Imam Ibnun Najjar Al Hanbaliy رحمه الله berkata: "Dan Taqlid itu secara kebiasaan -yaitu kebiasaan para ahli Ushul- adalah mengambil madzhab orang lain yaitu: meyakini kebenarannya dan mengikutinya atas keyakinan tadi- tanpa -yaitu: tanpa disertai- pengetahuan tentang dalilnya -yaitu: dalil madzhab orang lain tadi yang menuntutnya dan mengharuskan untuk berpendapat dengan itu-." ("Syarhul Kaukabil Munir"/4/hal. 459-460/cet. Maktabatul 'Ubaikan).

Kami telah menyodorkan hujjah-hujah tentang benarnya apa yang kami katakan, sehingga usaha kami ini bukanlah taqlid.

Adapun Ashobiyyah adalah menolong kerabat dekat – atau orang-orang yang berada di barisannya secara buta, sama saja apakah dirinya di atas kebenaran ataukah kebatilan. ‘Ashobiy adalah orang yang marah demi kerabatnya dan melindungi mereka . Dan ‘Ashobiyyah adalah: menyeru seseorang untuk menolong keabatnya, dan berhimpun bersama mereka untuk menghadapi orang-orang yang menyerang mereka, baik mereka itu yang zholim atau yang terrzholimi.” (lihat “Lisanul Arob”/6/hal. 275 dan hal. 276, dan “ An Nihayah Fi Ghoribil Atsar"/3/halaman 204).

Maka barangsiapa yang membela ahlu haq dengan jujur, adil dan berdasarkan ilmu, serta meletakkan segala sesuatu pada tempatnya, maka sungguh dia telah menunaikan kewajibannya.

Syaikhul Islam رحمه الله berkata: “Maka apabila terjadi persengketaan dan perselisihan antara pengajar atau antara murid , atau antara pengajar dan murid, tidak boleh bagi seorangpun untuk menolong satu pihak sampai dia tahu yang benar. Maka tidak boleh baginya untuk saling menolong dengan kebodohan dan hawa nafsu. Akan tetapi dia harus memperhatikan perkara tersebut. Apabila jelas baginya kebenaran, dia harus menolong pihak yang benar untuk menghadapi pihak yang berbuat batil, sama saja apakah pihak yang benar itu dari temannya atau bukan. Dan sama saja apakah pihak yang batil itu dari temannya atau bukan. Maka jadilah tujuannya itu ibadah kepada Alloh semata dan ketaatan kepada Rosul-Nya, dan mengikuti kebenaran serta menegakkan keadilan.” ("Majmuʼul Fatawa"/28/halaman 16).

Dengan penjelasan ini, tahulah orang-orang yang berakal bahwasanya kami ada di atas bayyinah dari Robb kami, bukan di atas taqlid atau fanatisme dan yang demikian itu termasuk kurnia Alloh pada kami dan pada orang-orang yang berakal, akan tetapi kebanyakan ahli batil tidak mengetahui.

والحمد لله رب العالمين

(Nukilan dari Kitab Kemilau Tokoh Salafiy Al Muhaddits Muqbil Al Wadi'iy Dan Al Muhaddits Yahya Al Hajuriy... Penulis & Penerjemah : Syaikh Abu Fairuz Hafidzahulloh)
--------------------

Sabtu 6 Rabi'ul Akhir 1445 / 21-10-2023

Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAdDailamiy
Diberdayakan oleh Blogger.