Header Ads

Sebagian Dari Hak-Hak Rasulullah ﷺ

Sumber Channel Telegram: MaktabahFairuzAddailamiy

Sebagian Dari Hak-hak Rosululloh صلى الله عليه وسلم Terhadap Mukminin

Ditulis Oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Jawiy حفظه الله :

-------------------

Kita telah mengetahui sedemikian besar jasa dan kebaikan serta pengorbanan Rosululloh صلى الله عليه وسلم pada kita, maka kita harus berupaya untuk bersyukur pada beliau, dengan cara memenuhi hak-hak beliau. Ketahuilah bahwasanya hak-hak Rosululloh صلى الله عليه وسلم terhadap kita itu banyak, di antaranya adalah:


Yang pertama: 
Menghormati dan memuliakan beliau

Sesungguhnya Alloh telah mewajibkan para hamba-Nya untuk memuliakan Rosul-Nya صلى الله عليه وسلم . Alloh ta'ala berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ﴾ [الحجرات: 2]

"Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian mengangkat suara kalian di atas suara Nabi, dan janganlah kalian mengeraskan suara pada beliau seperti kerasnya suara sebagian dari kalian kepada sebagian yang lain, karena boleh jadi amalan kalian akan gugur dalam keadaan kalian tidak mengetahuinya."

Dan berfirman:

﴿لَا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا﴾ [النور: 63]،

"Janganlah kalian menjadikan seruan pada Rosul di antara kalian seperti seruan sebagian kalian pada sebagian yang lain."

Syaikhul Islam رحمه الله berkata: ta'zir adalah pertolongan, pemuliaan dan dukungan. Dan Alloh ta'ala berfirman:

﴿إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا لِتُؤْمِنُوا بِالله وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ وَتُسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا﴾ [ الفتح : 8، 9 ]،

"Sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi, pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, agar kalian (wahai Mukminin) beriman pada Alloh dan Rosul-Nya, dan kalian menghormati beliau dan memuliakan beliau, dan kalian mensucikan-Nya pada waktu pagi dan petang."

Maka ini adalah hak Rosul, kemudian Alloh berfirman tentang hak Alloh ta'ala: "dan kalian mensucikan-Nya pada waktu pagi dan petang."
("Majmu'ul Fatawa"/1/hal. 67).

 Dan Alloh ta'ala berfirman:

﴿فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُون﴾ [الأعراف: 157].

"Maka orang-orang yang beriman pada beliau, menghormati beliau, menolong beliau dan mengikuti cahaya yang diturunkan bersamanya, mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Al Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata: "Dan firman Alloh: "Maka orang-orang yang beriman pada beliau, menghormati beliau, menolong beliau" yaitu: mengagungkan beliau dan memuliakan, "dan mengikuti cahaya yang diturunkan bersamanya" yaitu: Al Qur'an dan wahyu yang beliau datang dengannya untuk menyampaikannya kepada manusia, "mereka itulah orang-orang yang beruntung" yaitu: di dunia dan akhirat." ("Tafsirul Qur'anil 'Azhim"/3/hal. 489).


Yang kedua dari Hak- hak Ralosululloh ﷺ adalah : 
Cinta pada beliau

Sesungguhnya kecintaan pada Rosululloh ﷺ di atas kecintaan pada yang lain itu wajib. Alloh ta'ala berfirman:

﴿النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ﴾ [الأحزاب: 6].

"Nabi itu lebih utama bagi mukminin daripada diri mereka sendiri, dan istri-istri beliau adalah ibu bagi mereka."

Al Imam As Sa'diy رحمه الله berkata: "Alloh ta'ala mengabari kaum mukminin dengan suatu berita yang dengan itu mereka jadi mengetahui keadaan Rosululloh ﷺ dan martabat beliau, sehingga mereka mempergauli beliau dengan tuntutan dari keadaan tadi. Alloh berfirman: "Nabi itu lebih utama bagi mukminin daripada diri mereka sendiri" lebih yang paling dekat pada manusia, dan yang paling utama untuk dirinya. Maka Rosul itu lebih utama baginya daripada dirinya sendiri, karena beliau عليه الصلاة والسلام telah mencurahkan untuk mereka nasihat, kasih sayang, belas kasihan, yang mana beliau adalah makhluk yang paling penyayang dan paling belas kasihan. Maka Rosululloh adalah makhluk yang paling berjasa pada mereka daripada siapapun, karena tidaklah sampai pada mereka seukuran dzarroh kebaikan, dan tidak tertolak sekecil dzarrohpun kejelekan kecuali melalui kedua tangan beliau dan dengan sebab beliau.

Maka dari itu wajib bagi mereka jika terjadi pertentangan antara kehendak jiwa atau kehendak seorang manusia dengan kehendak Rosul, untuk lebih mendahulukan kehendak Rosul, dan agar tidak menentang ucapan Rosul dengan ucapan seorangpun, siapapun dia, dan agar mereka menebus beliau dengan jiwa, harta dan anak-anak mereka, dan mendahulukan kecintaan pada beliau di atas kecintaan makhluk semuanya, dan hendaknya mereka tidak berkata sampai beliau berkata, dan agar mereka tidak mendahului beliau."
(selesai penukilan dari "Taisirul Karimir Rohman"/hal. 659).

Alloh ta'ala berfirman:

﴿قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ الله وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ الله بِأَمْرِهِ وَالله لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ﴾ [التوبة: 24].

"Katakanlah: jika bapak-bapak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, keluarga kalian, harta yang kalian usahakan, dan perdagangan yang kalian takutkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kalian ridhoi lebih kalian cintai daripada Alloh, Rosul-Nya dan jihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Alloh mendatangkan urusannya, dan Alloh tidak memberikan petunjuk pada kaum yang fasiq."
  
Al Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata: "Alloh ta'ala memerintahkan Rosul-Nya untuk mengancam orang yang lebih mendahulukan keluarganya, kerabatnya dan keluarganya di atas Alloh dan Rosul-Nya serta jihad di jalan-Nya. Alloh berfirman: "Katakanlah: jika bapak-bapak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, keluarga kalian, harta yang kalian usahakan" yaitu: yang kalian kerjakan dan kalian hasilkan "dan perdagangan yang kalian takutkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kalian ridhoi" yaitu: kalian cintai karena enak dan bagusnya. Yaitu: jika perkara-perkara ini "lebih kalian cintai daripada Alloh, Rosul-Nya dan jihad di jalan-Nya, maka tunggulah" yaitu: tunggulah hukuman yang akan menimpa kalian. Karena itulah Alloh berfirman: "sampai Alloh mendatangkan urusannya, dan Alloh tidak memberikan petunjuk pada kaum yang fasiq" ("Tafsirul Qur'anil 'Azhim"/4/hal. 124).

Dan dalil-dalil yang menunjukkan wajibnya mendahulukan kecintaan pada Rosul صلى الله عليه وسلم di atas kecintaan pada yang lain itu banyak, di antaranya adalah:

Dari Anas رضي الله عنه yang berkata: Nabi ﷺ bersabda:

«لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين». (أخرجه البخاري (15) ومسلم (44)).

__"Salah seorang dari kalian tidak beriman sampai aku lebih dicintainya daripada ayahnya, anaknya dan manusia semuanya." (HR. Al Bukhoriy (15) dan Muslim (44)).__

Syaikhul Islam رحمه الله berkata: "Dan tiada seorang mukminpun kecuali dia mendapatkan di dalam hatinya kecintaan pada Rosul, yang tidak didapatinya pada yang lainnya. Sampai jika dia mendengar ada orang yang dicintainya dari kalangan kerabatnya dan sahabatnya mencaci Rosul terasa ringanlah baginya untuk memusuhi orang tadi dan memboikotnya dan bahkan membunuhnya karena cinta pada Rosul. Jika dia tidak berbuat demikian maka dia itu bukan mukmin. Alloh ta'ala berfirman:

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِالله وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ الله وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ. [المجادلة/22]

"Tidaklah engkau akan mendapati suatu kaum yang beriman pada Alloh dan hari Akhir itu saling mencintai dengan orang yang menentang Alloh dan Rosul-Nya, meskipun mereka itu ayah mereka, atau anak mereka, atau saudara mereka, atau kerabat mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah Alloh tetapkan keimanan ke dalam hati mereka, dan Alloh perkuat mereka dengan pertolongan dari-Nya." (QS. Al Mujadilah: 22).
(selesai penukilan dari "Minhajus Sunnah"/5/hal. 210).

Dari Anas رضي الله عنه bahwasanya Nabi ﷺ bersabda:

«ثلاث من كن فيه وجد حلاوة الإيمان من كان الله ورسوله أحب إليه مما سواهما ومن أحب عبدا لا يحبه إلا لله ومن يكره أن يعود في الكفر بعد إذ أنقذه الله كما يكره أن يلقى في النار». (أخرجه البخاري (21) ومسلم (43)).

“Ada tiga perkara yang barangsiapa di dalam dirinya ada ketiga perkara tersebut, dia akan merasakan manisnya iman. Orang yang Alloh dan Rosul-Nya lebih dicintainya daripada yang lainnya. Orang yang mencintai seorang hamba, tidaklah dia mencintainya kecuali karena Alloh. Dan orang yang benci untuk kembali pada kekufuran setelah Alloh menyelamatkannya sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.” (HR. Al Bukhory (21) dan Muslim (43)).

Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata: "Maka beliau mengabarkan bahwasanya hamba tersebut tidak mendapatkan manisnya iman kecuali jika Alloh lebih dicintainya daripada yang lainnya. Dan kecintaan pada Rosul-Nya itu merupakan bagian dari kecintaan pada Alloh. Dan kecintaan pada seseorang jika hal itu karena Alloh, maka kecintaan tadi juga termasuk dari kecintaan pada Alloh. Jika kecintaan tadi untuk selain Alloh, maka kecintaan tadi akan mengurangi kadar kecintaan pada Alloh dan melemahkannya. Dan kecintaan ini jujur jika dia membenci perkara yang paling dibenci oleh Dzat yang dicintainya, yaitu: kekufuran, bagaikan kebenciannya untuk dilemparkan ke dalam Neraka, atau lebih keras daripada itu. Dan tiada keraguan bahwasanya ini termasuk kecintaan yang paling agung, karena sesungguhnya manusia itu tidak mau mendahulukan sesuatu apapun di atas kecintaan dirinya sendiri dan kehidupannya. Maka jika dia mendahulukan kecintaan iman pada Alloh di atas dirinya sendiri dalam benci jika dirinya disuruh memilih antara kekufuran dan dilemparkan ke dalam Neraka dia memilih untuk dilemparkan ke dalam Neraka dan tidak kafir, jadilah Alloh lebih dia cintai daripada dirinya sendiri. Dan kecintaan ini melebihi apa yang didapati oleh seluruh orang yang tergila-gila dan orang yang jatuh cinta dari kecintaan pada orang yang dicintainya. Bahkan kecintaan pada Alloh tadi tiada tandingannya, sebagaimana tiada tandingan bagi Dzat Yang kecintaan itu tergantung pada-Nya. Inilah kecintaan yang menuntut pengutamaan Dzat yang dicintai di atas jiwa, harta dan anak, dan menuntut kesempurnaan keledzatan, ketundukan, pengagungan, pemuliaan, ketaatan, dan pengikutan secara lahir dan batin. Dan ini tiada tandingan untuknya dari kecintaan pada makhluk, siapapun makhluk itu." ("Roudhotul Muhibbin"/hal. 200).

Yang ketiga: 
Menolong Beliau dan Agama Beliau

Alloh ta'ala berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انْفِرُوا فِي سَبِيلِ الله اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ * إِلَّا تَنْفِرُوا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَيَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّوهُ شَيْئًا وَالله عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ * إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ الله إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ الله مَعَنَا فَأَنْزَلَ الله سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ الله هِيَ الْعُلْيَا وَالله عَزِيزٌ حَكِيمٌ﴾ [التوبة: 38 - 40].

"Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kalian jika dikatakan pada kalian: "Berangkatlah kalian di jalan Alloh" kalian merasa berat ke bumi? Apakah kalian ridho dengan kehidupan dunia daripada akhirat? Maka tidaklah kesenangan kehidupan dunia dibandingkan dengan Akhirat itu kecuali kecil saja. Jika kalian tidak berangkat Alloh akan menyiksa kalian dengan siksaan yang pedih, dan akan mengganti kalian dengan kaum selain kalian dan kalian tak akan bisa membahayakan Alloh sedikitpun, dan Alloh itu Maha Mampu terhadap segala sesuatu. Jika kalian tak mau menolongnya maka sungguh Alloh telah menolongnya, ketika orang-orang kafir mengusirnya berdua, ketika keduanya di dalam gua, ketika dia berkata pada sahabatnya: "Janganlah engkau sedih, karena sesungguhnya Alloh bersama kita" maka Alloh menurunkan ketenangan dari-Nya kepadanya, dan mendukungnya dengan tentara-tentara yang tidak kalian lihat, dan Alloh menjadikan kalimat orang-orang kafir rendah, dan kalimat Alloh itulah yang tertinggi, dan Alloh Maha Perkasa lagi Maha Penuh Hikmah."

Syaikhul Islam رحمه الله berkata: "Maka sungguh Alloh telah menjelaskan di dalam kitab-Nya hak-hak Rosul yang berupa ketaatan pada beliau, kecintaan pada beliau, pemuliaan pada beliau, menghormati beliau, menolong beliau, menjadikan beliau sebagai hakim, ridho pada hukum beliau, tunduk pada beliau, mengikuti beliau, bersholawat dan mengucapkan salam pada beliau, mendahulukan beliau di atas jiwa, keluarga dan harta, dan mengembalikan perselisihan kepada beliau, dan hak-hak yang lain." ("Majmu'ul Fatawa"/1/hal. 68).

Dan sungguh Alloh menjanjikan pertolongan, kekokohan dan keberuntungan bagi orang yang menolong-Nya dan Rosul-Nya. Alloh berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا الله يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ. [محمد/7]

"Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong agama Alloh pastilah Dia akan menolong kalian, dan memperkokoh tapak-tapak kaki kalian." (QS Muhammad 7).

Alloh ta'ala berfirman:
﴿وَلَيَنْصُرَنَّ الله مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ الله لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ﴾ [الحج: 40]

"Dan pasti Alloh akan menolong orang yang menolong-Nya. Sesungguhnya Alloh itu benar-benar Mahakuat lagi Maha Perkasa."

Al Imam As Sa'diy رحمه الله berkata: "Ini adalah perintah dari Alloh ta'ala kepada mukminin, untuk mereka itu menolong Alloh dengan menegakkan agama-Nya, berdakwah kepada-Nya, memerangi musuh-musuh-Nya, dan meniatkan itu untuk mencari wajah Alloh, karena sesungguhnya mereka jika mengerjakan itu, Alloh akan menolong mereka dan mengokohkan kaki-kaki mereka, yaitu: mengokohkan hati-hati mereka dengan kesabaran, ketentraman, kekokohan, dan menyabarkan badan-badan mereka untuk itu, dan menolong mereka menghadapi musuh-musuh mereka. Maka ini adalah janji dari Yang Dermawan, Yang jujur janji-Nya, bahwasanya orang yang menolong-Nya dengan ucapan dan perbuatan akan ditolong oleh Tuannya, dan akan mempermudah untuknya sebab-sebab pertolongan, yang berupa kekokohan dan yang lainnya." ("Taisirul Karimir Rohman"/hal. 785).

Alloh Yang Mahasuci berfirman:
﴿فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِوَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴾ [الأعراف: 157].

"Maka orang-orang yang beriman pada beliau, memuliakan beliau, menolong beliau dan mengikuti cahaya yang diturunkan bersama beliau, mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Al Imam Ath Thobariy  berkata: "Firman-Nya: "dan menolong beliau" Dia berfirman: dan mereka membantu beliau menghadapi para musuh Alloh dan musuh-musuhnya, dengan memerangi mereka dan memancangkan peperangan pada mereka "dan mengikuti cahaya yang diturunkan bersama beliau" yaitu Al Qur'an dan Islam "mereka itulah orang-orang yang beruntung" berfirman: orang-orang yang mengerjakan amalan-amalan yang Alloh جل ثناؤه sebutkan tadi mereka adalah pengikut Muhammad صلى الله عليه وسلم, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan kesuksesan, yang mendapatkan apa yang mereka cari dan mereka harapkan dengan perbuatan mereka itu." ("Jami'ul Bayan"/Ath Thobariy/13/hal. 169).

Yang keempat: 
Menaati perintah beliau dan menjauhi larangan beliau ﷺ

Alloh ta'ala berfirman:
﴿وَأَطِيعُوا الله وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ﴾ [آل عمران: 132]

“Dan taatilah Alloh dan taatilah Rosul agar kalian mendapatkan rohmat"

Dan berfirman:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا الله وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى الله وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِالله وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا﴾ [النساء: 59].

“Wahai orang-orang yang beriman taatilah Alloh dan taatilah Rosul dan para pemegang urusan di antara kalian. Jika kalian berselisih pendapat dalam suatu perkara maka kembalikanlah pada Alloh dan Rosul jika kalian memang beriman pada Alloh dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik dan lebih bagus kesudahannya.”

Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata: "Maka Alloh ta'ala memerintahkan untuk menaati-Nya dan menaati Rosul-Nya, dan mengulang fi'il (taatilah) untuk memberi tahu bahwasanya taat pada Rosul itu wajib secara tersendiri, tanpa harus menyodorkan perintah beliau kepada Al Qur'an, bahkan jika beliau memerintah, wajib untuk ditaati secara mutlak, sama saja apakah perintah beliau itu ada dalam Al Qur'an ataukah tidak ada, karena beliau itu telah diberi Al Kitab dan yang semisal dengannya bersamanya. Dan Alloh tidak memerintahkan untuk taat pada pemerintah secara tersendiri, bahkan Alloh menghapus fi'il (taatilah) dan menjadikan ketaatan pada mereka itu masuk dalam kandungan ketaatan pada Rosul, sebagai pengumuman bahwasanya mereka itu hanyalah ditaati dalam rangka mengikuti ketaatan pada Rosul. Maka barangsiapa dari mereka memerintahkan untuk taat pada Rosul, wajiblah dia ditaati, dan barangsiapa memerintahkan menyelisihi apa yang dibawa oleh Rosul, tak boleh didengar ataupun ditaati –sampai pada ucapan beliau:- kemudian Alloh ta'ala memerintahkan untuk mengembalikan perkara yang kaum mukminin memperselisihkannya itu kepada Alloh dan Rosulnya jika mereka memang mukminin. Dan Alloh mengabari mereka bahwasanya yang demikian itu lebih baik untuk mereka di dunia dan lebih bagus lagi kesudahannya di akhirat." ("I'lamul Muwaqqi'in"/1/hal. 48).

Maka barangsiapa menaati Rosul maka sungguh dia telah taat kepada Alloh, dan termasuk dari orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa durhaka pada beliau maka dia termasuk-dari orang-orang yang merugi. Alloh ta'ala berfirman:

﴿تِلْكَ حُدُودُ الله وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ * وَمَنْ يَعْصِ الله وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ﴾ [النساء: 13، 14].

"Itu adalah batasan-batasan Alloh, dan barangsiapa taat pada Alloh dan Rosul-Nya, Alloh akan memasukkannya ke dalam Jannah-jannah yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa durhaka pada Alloh dan Rosul-Nya dan melampaui batasan-batasan-Nya, Alloh akan memasukkannya ke dalam Neraka, dia kekal di dalamnya, dan dia akan mendapatkan siksaan yang menghinakan."

Alloh Yang Mahasuci berfirman:
﴿إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا * فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلً﴾ [المزمل: 15، 16]

"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kalian seorang Rosul sebagai saksi terhadap kalian sebagaimana Kami telah mengutus seorang Rosul Kepada Fir'aun, lalu Fir'aun mendurhakai Rosul tersebut maka Kami menyiksanya dengan siksaan yang keras."

Al Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata: "Kemudian Alloh berfirman mengajak bicara kepada orang kafir Quroisy, dan yang diinginkan adalah seluruh manusia: "Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kalian seorang Rosul sebagai saksi terhadap kalian" yaitu: dengan amalan kalian, "sebagaimana Kami telah mengutus seorang Rosul Kepada Fir'aun, lalu Fir'aun mendurhakai Rosul tersebut maka Kami menyiksanya dengan siksaan yang keras" Ibnu Abbas, Mujahid, Qotadah, As Suddiy dan Ats Tsauriy berkata: "dengan siksaan yang wabil" yaitu: keras. Yaitu: maka berhati-hatilah kalian jika kalian mendustakan Rosul ini, sehingga akan menimpa kalian apa yang menimpa Fir'aun, yang mana Alloh menghukumnya dengan hukum Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Mampu, sebagaimana firman Alloh ta'ala:

﴿فَأَخَذَهُ الله نَكَالَ الآخِرَةِ وَالأولَى﴾ [النازعات: 25]

"Maka Alloh menghukumnya dengan hukuman akhirat dan dunia."

Dan kalian lebih pantas untuk dihancurkan dan dibinasakan jika kalian mendustakan, karena Rosul kalian itu lebih mulia dan lebih agung daripada Musa bin Imron." ("Tafsirul Qur'anil 'Azhim"/8/hal. 256).

Dari Jabir bin Abdillah رضي الله عنهما berkata:
جاءت ملائكة إلى النبي صلى الله عليه وسلم وهو نائم فقال بعضهم: إنه نائم. وقال بعضهم: إن العين نائمة والقلب يقظان. فقالوا: إن لصاحبكم هذا مثلا، فاضربوا له مثلا. فقال بعضهم: إنه نائم، وقال بعضهم: إن العين نائمة والقلب يقظان. فقالوا: مثله كمثل رجل بنى دارا، وجعل فيها مأدبة، وبعث داعيا، فمن أجاب الداعي دخل الدار وأكل من المأدبة، ومن لم يجب الداعي لم يدخل الدار ولم يأكل من المأدبة. فقالوا: أولوها له يفقهها. فقال بعضهم: إنه نائم، وقال بعضهم: إن العين نائمة والقلب يقظان. فقالوا: فالدار الجنة، والداعي محمد صلى الله عليه وسلم. فمن أطاع محمدا صلى الله عليه وسلم فقد أطاع الله، ومن عصى محمدا صلى الله عليه وسلم فقد عصى الله. ومحمد صلى الله عليه وسلم فرق بين الناس.

"Datanglah para malaikat kepada Nabi صلى الله عليه وسلم dalam keadaan beliau tidur, maka sebagian dari mereka berkata: "Sesungguhnya dia tidur." Sebagian berkata: "Sesungguhnya matanya tidur, tapi hatinya terjaga." Mereka berkata: "Sesungguhnya teman kalian ini punya permisalan, maka buatlah untuknya permisalan." Sebagian dari mereka berkata: "Sesungguhnya dia tidur." Sebagian berkata: "Sesungguhnya matanya tidur, tapi hatinya terjaga." Mereka berkata: "permisalannya adalah seperti ada seseorang yang membangun rumah, dan dia menjadikan di dalamnya ada jamuan, dan dia mengutus seorang penyeru. Maka barangsiapa memenuhi panggilan si penyeru tadi, dia akan masuk rumah tadi dan makan dari jamuan tadi. Dan barangsiapa tidak memenuhi panggilan si penyeru tadi, dia tak akan masuk rumah tadi dan tak akan makan dari jamuan tadi." Mereka berkata: "Tafsirkanlah permisalan tadi untuknya agar dia paham. Sebagian dari mereka berkata: "Sesungguhnya dia tidur." Sebagian berkata: "Sesungguhnya matanya tidur, tapi hatinya terjaga." Mereka berkata: "Rumah tadi adalah Jannah, dan penyeru tadi adalah Muhammad صلى الله عليه وسلم . Maka barangsiapa taat pada Muhammad صلى الله عليه وسلم , maka berarti dia taat pada Alloh. Dan barangsiapa durhaka pada Muhammad صلى الله عليه وسلم maka dia telah durhaka pada Alloh. Dan Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah pembeda di antara manusia." (HR. Al Bukhoriy (6282)).

Dari Abu Huroiroh رضي الله عنه bahwasanya Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:
«مثلي كمثل رجل استوقد نارا فلما أضاءت ما حولها جعل الفراش وهذه الدواب التي في النار يقعن فيها وجعل يحجزهن ويغلبنه فيتقحمن فيها. قال: فذلكم مثلي ومثلكم، أنا آخذ بحجزكم عن النار: هلم عن النار، فتغلبوني تقحمون فيها». (أخرجه البخاري (6483) ومسلم (2284)).

"Permisalanku adalah seperti seseorang yang menyalakan api, manakala api itu telah menerangi apa yang di sekitarnya, mulailah belalang dan binatang yang biasa mendatangi api terjatuh ke dalamnya. Dan mulailah orang tadi menahan mereka tapi mereka mengalahkannya dan masuk ke dalam api. Yang demikian itu adalah permisalanku dan permisalan kalian. Aku menahan ikat pinggang kalian agar tidak jatuh ke dalam api: "Kemarilah kalian, menjauhlah dari api", tapi kalian mengalahkanku dan masuk ke dalam api." (HR. Al Bukhoriy (6483) dan Muslim (2284)).

Al Qurthubiy رحمه الله berkata: "Dan ini adalah permisalan kesungguhan Nabi kita عليه الصلاة والسلام untuk keselamatan kita, dan semangat beliau untuk membebaskan kita dari kebinasaan yang ada di hadapan kita. Maka beliau itu lebih utama untuk kita daripada jiwa kita sendiri. Dan karena kebodohan kita tentang nilai keadaan tadi, dan karena dominasi syahwat kepada kita, dan menangnya musuh kita yang terlaknat terhadap kita, jadilah kita lebih hina dan lebih rendah daripada belalang. Tiada upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Alloh Yang Mahatinggi lagi Mahaagung!" (Al Jami' Li Ahkamil Qur'an"/14/hal. 122).

Yang kelima: 
Mengikuti jalan beliau dan meneladani beliau

Alloh ta’ala berfirman:
﴿قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ الله فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ الله وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَالله غَفُورٌ رَحِيمٌ﴾ [آل عمران/31].

“Katakanlah: Jika kalian mencintai Alloh, maka ikutilah aku, niscaya Alloh akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Alloh itu Ghofur (Maha Pengampun) dan Rohim (Maha Menyayangi para hamba).” (QS. Ali Imron: 31).

Syaikhul Islam رحمه الله berkata: “Dan hanyalah kesempurnaan rasa cinta pada beliau dan pengagungannya itu ada pada mutaba’ah (mengikutinya), taat dan mengikuti perintahnya, menghidupkan sunnah-sunnahnya yang lahiriyyah (Nampak) dan bathiniyyah (tidak Nampak), menyebarkan syariat yang beliau diutus dengannya, menegakkan jihad untuknya dengan hati, tangan dan lisan. Maka inilah jalan para As Sabiqunal Awwalun (yang terdahulu dan pertama masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshor dan yang mengikuti mereka dengan baik.” (“Iqtidhoush Shirothol Mustaqim”/2/hal. 124/Maktabatur Rusyd).

Al Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata: “Ayat yang mulia ini merupakan hakim bagi setiap orang yang mengaku cinta pada Alloh, tapi dia tidak berada di atas jalan Muhammad  صلى الله عليه وسلم , karena dia itu sungguh pada hakikatnya telah berdusta di dalam pengakuannya, sampai dia itu mau mengikuti syariat Muhammad صلى الله عليه وسلم  dan agama Nabi di dalam seluruh ucapan dan keadaannya, sebagaimana telah tetap di dalam “Ash Shohih” dari Rosululloh صلى الله عليه وسلم yang bersabda:
«مَنْ عَمِلَ عَمَلا لَيْسَ عليه أمْرُنَا فَهُوَ رَدُّ»

“Barangsiapa mengerjakan suatu amalan yang bukan dari urusan agama kami maka amalannya itu tertolak.”
Oleh karena itulah Alloh berfirman: (yang artinya:) “Katakanlah: Jika kalian mencintai Alloh, maka ikutilah aku, niscaya Alloh akan mencintai kalian” Yaitu kalian akan mendapatkan sesuatu yang melebihi apa yang kalian cari, yaitu diakuinya cinta kalian pada-Nya. Yang akan kalian dapatkan adalah: Alloh cinta pada kalian, dan itu lebih agung daripada yang pertama. sebagaimana sebagian orang bijak berkata: "Bukanlah yang penting itu kalian mencintai, tapi yang penting adalah: kalian dicintai.” (“Tafsirul Qur’anil ‘Azhim"/1/hal. 494-495/cet. Darus Shiddiq).

Alloh Yang Mahasuci berfirman:
﴿لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ الله أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو الله وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ الله كَثِيرًا﴾ [الأحزاب: 21].

"Sungguh telah ada untuk kalian pada diri Rosululloh suri teladan yang bagus bagi orang yang mengharapkan Alloh dan Hari Akhir dan banyak mengingat Alloh."

Al Imam Al Baghowiy رحمه الله berkata: Yaitu: pada diri beliau ada keteladanan yang bagus jika kalian menolong agama Alloh dan mendukung Rosul, dan janganlah kalian tertinggal dari beliau. Dan bersabarlah kalian terhadap apa yang menimpa kalian sebagaimana yang beliau lakukan ketika gigi depan beliau patah, dan wajah beliau terluka, paman beliau terbunuh, dan beliau disakiti dengan berbagai macam gangguan, maka beliau bersamaan dengan itu menyertai kalian dengan jiwanya, maka kerjakanlah yang seperti itu juga, dan tempuhlah sunnah beliau." ("Ma'alimut Tanzil"/ hal. 336).

Dari Anas bin Malik رضي الله عنه yang berkata:
جاء ثلاثة رهط إلى بيوت أزواج النبي صلى الله عليه وسلم يسألون عن عبادة النبي صلى الله عليه وسلم فلما أخبروا كأنهم تقالوها، فقالوا: وأين نحن من النبي صلى الله عليه وسلم قد غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر. قال أحدهم: أما أنا فإني أصلي الليل أبدا. وقال آخر: أنا أصوم الدهر ولا أفطر. وقال آخر: أنا أعتزل النساء فلا أتزوج أبدا. فجاء رسول الله صلى الله عليه وسلم إليهم فقال: «أنتم الذين قلتم كذا وكذا؟ أما والله إني لأخشاكم لله وأتقاكم له. لكني أصوم وأفطر، وأصلي وأرقد، وأتزوج النساء. فمن رغب عن سنتي فليس مني. (أخرجه البخاري (5063) ومسلم (1401)).

"Datang tiga orang ke rumah para istri Nabi صلى الله عليه وسلم, mereka menanyai tentang ibadah Nabi صلى الله عليه وسلم, ketika para istri beliau mengabari mereka tentang ibadah beliau, seakan-akan mereka menganggapnya kecil. Mereka berkata: "Di manakah kita dibanding dengan Nabi صلى الله عليه وسلم, beliau telah diampuni dosanya yang terdahulu dan yang akan datang. Salah seorang dari mereka berkata: "Adapun aku, sungguh aku akan sholat malam selamanya." Yang lain berkata: "Aku akan puasa sepanjang masa dan tidak berbuka." Yang lain berkata: "Aku akan menjauhi wanita dan tidak menikah selamanya." Lalu datanglah Rosululloh صلى الله عليه وسلم, kepada mereka seraya berkata: "Kaliankah yang berkata begini dan begitu? Adapun aku, demi Alloh Aku benar-benar paling takut dan bertaqwa pada Alloh di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku sholat dan tidur, dan aku menikah dengan wanita. Maka barangsiapa membenci sunnahku, maka bukanlah dia itu dari golonganku." (HR. Al Bukhoriy (5063) dan Muslim (1401)).

Syaikhul Islam رحمه الله berkata: "Adapun berpaling dari keluarga dan anak, maka itu bukanlah perkara yang disukai oleh Alloh dan Rosul-Nya, dan bukan pula dari agama para Nabi. Bahkan Alloh ta'ala berfirman:
﴿وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً﴾ [الرعد: 38].
"Dan sungguh Kami telah mengutus para Rosul sebelummu, dan Kami jadikan untuk mereka para istri dan anak-anak."

Menginfaqi anak-anak dan bekerja untuk mereka terkadang wajib dan terkadang mustahab, maka bagaimana meninggalkan yang wajib atau mustahab itu menjadi bagian dari agama?" (selesai dari "Majmu'ul Fatawa"/10/hal. 642-643).

Dari Abdulloh bin Amr رضي الله عنهما bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
«إن لكل عمل شرة، ولكل شرة فترة. فمن كانت فترته إلى سنتي فقد أفلح. ومن كانت فترته إلى غير ذلك فقد هلك».

"Sesungguhnya setiap amalan itu punya masa semangat, dan setiap masa semangat itu punya masa malas. Maka barangsiapa masa malasnya itu (diarahkan) kepada sunnah, maka sungguh dia telah beruntung. Dan barangsiapa masa malasnya itu (diarahkan) kepada yang selain itu maka sungguh dia telah binasa." (HR. Ahmad (6764), dan dishohihkan oleh Al Imam Al Wadi’iy رحمه الله dalam “Al Jami'ush Shohih” (3250)).
Dan dari seorang Anshor dari sahabat Nabi صلى الله عليه وسلم, bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
«فمن اقتدى بي فهو مني. ومن رغب عن سنتي فليس مني. إن لكل عمل شرة، ثم فترة فمن كانت فترته إلى بدعة فقد ضل، ومن كانت فترته إلى سنة فقد اهتدى».

"Maka barangsiapa meneladani diriku, maka dia termasuk dari golonganku. Dan barangsiapa membenci sunnahku, maka bukanlah dia itu dari golonganku. Sesungguhnya setiap amalan itu punya masa semangat, kemudian masa malas. Maka barangsiapa masa malasnya itu (diarahkan) kepada bid'ah, maka sungguh dia telah tersesat. Dan barangsiapa masa malasnya itu (diarahkan) kepada yang sunnah, maka sungguh dia telah mengikuti petunjuk." (HR. Ahmad (23521), dan dishohihkan oleh Al Imam Al Wadi’iy رحمه الله dalam “Al Jami'ush Shohih” (3251)).

Syaikhul Islam رحمه الله berkata: "Maka barangsiapa membenci sunnahku, maka bukanlah dia itu dari golonganku" yaitu: dia menempuh jalan yang lain dalam keadaan dia menduga bahwasanya jalan yang lain itu lebih baik daripada sunnah Nabi. Maka barangsiapa demikian, maka sungguh dia telah berlepas diri dari Alloh dan Rosul-Nya. Alloh ta'ala berfirman:
﴿وَمَن يَرْغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلاَّ مَن سَفِهَ نَفْسَهُ﴾ [البقرة : 130 ]

"Dan siapakah orang yang membenci agama Ibrohim selain orang yang membuat tolol dirinya sendiri?"
Bahkan wajib bagi setiap Muslim untuk meyakini bahwasanya ucapan yang terbaik adalah firman Alloh, dan petunjuk yang terbaik adalah petunjuk Muhammad صلى الله عليه وسلم , sebagaimana telah tetap dalam "Ash Shohih" bahwasanya beliau berkhothbah dengan ucapan itu setiap hari Jum'at." ("Majmu'ul Fatawa"/11/hal. 201).

Yang keenam: 
Membenarkan berita dari beliau

Sesungguhnya Rosululloh صلى الله عليه وسلم adalah orang yang jujur dan terpercaya, maka berita-berita dari beliau adalah benar dan diakui kebenarannya. Alloh ta'ala berfirman:

﴿وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ * بَلْ جَاءَ بِالْحَقِّ وَصَدَّقَ الْمُرْسَلِينَ﴾ [الصافات: 36، 37].

"Dan mereka berkata: "Apakah kami akan meninggalkan sesembahan-sesembahan kami karena seorang penyair yang gila?" justru beliau itu datang dengan kebenaran dan membenarkan para Rosul."

Al Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata: "Dan mereka berkata: "Apakah kami akan meninggalkan sesembahan-sesembahan kami karena seorang penyair yang gila?" yaitu: apakah kami akan meninggalkan peribadatan kepada sesembahan-sesembahan kami dan sesembahan bapak-bapak kami karena ucapan penyair yang gila ini? Maksud mereka adalah Rosululloh صلى الله عليه وسلم . Alloh ta'ala berfirman untuk mendustakan dan membantah mereka: "justru beliau itu datang dengan kebenaran" yaitu: Rosululloh صلى الله عليه وسلم datang dengan kebenaran di seluruh syariat Alloh untuk beliau, baik berupa pengabaran ataupun tuntutan, "dan membenarkan para Rosul" yaitu: membenarkan mereka terhadap apa yang mereka kabarkan, yang berupa sifat-sifat yang baik, metode-metode yang lurus, dan mengabarkan dari Alloh tentang syariat-Nya, ketetapan-Nya, dan perintah-Nya sebagaimana yang mereka kabarkan." ("Tafsirul Qur'anil 'Azhim"/7/hal. 12).

Dan dari Abu Sa'id Al Khudriy رضي الله عنه :

... قال النبي صلى الله عليه وسلم: «ألا تأمنوني وأنا أمين من في السماء يأتيني خبر السماء صباحا ومساء».

"… maka Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "Apakah kalian tidak percaya padaku padahal aku itu kepercayaan dari Yang di langit? Datang kepadaku berita dari langit pagi dan sore." (HR. Al Bukhoriy (4351) dan Muslim (1064).

Yang ketujuh: 
Bersholawat dan salam untuk beliau

Alloh ta’ala telah memerintahkan para hamba-Nya untuk bersholawat dan salam kepada Nabi صلى الله عليه وسلم . Alloh berfirman:

﴿إِنَّ الله وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾ [الأحزاب/56]

“Sesungguhnya Alloh dan para malaikat-Nya bersholawat pada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kalian kepadanya dan ucapkanlah salam dengan sebenar-benarnya.”

Dan harus diingat bahwasanya bersholawat pada Nabi صلى الله عليه وسلم itu merupakan bagian dari hak-hak beliau pada kita, bukan karena kita telah berjasa pada beliau dengan sholawat tadi.

Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata: “Ketigapuluh delapan: bahwasanya sholawat untuk beliau merupakan penunaian paling sedikit dari hak beliau, dan bersyukur untuk beliau atas nikmatnya yang Alloh karuniakan dengannya kepada kita, bersamaan dengan hak beliau yang tak terhitung secara ilmu, kemampuan dan keinginan, akan tetapi Alloh سبحانه karena kedermawanan-Nya meridhoi dari para hamba-Nya sedikit dari syukur mereka kepada-Nya dan penunaian hak-Nya.” (“Jalail Afham”/hal. 534/cet. Dar ‘Alamil Fawaid).

Dari Abu Huroiroh رضي الله عنه yang berkata: Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:

«رغم أنف رجل ذكرت عنده فلم يصل عليّ ورغم أنف رجل دخل عليه رمضان فانسلخ قبل أن يغفر له ورغم أنف رجل أدرك عنده أبواه الكبر فلم يدخلاه الجنة».

“Sungguh rugilah orang yang diriku disebutkan di sisinya lalu dia tidak bersholawat untukku. Sungguh rugilah orang yang masuk kepadanya Romadhon lalu Romadhon itu pergi sebelum orang itu diampuni. Dan sungguh rugilah orang yang kedua orang tuanya di sisinya mendapati usia tua lalu keduanya tidak memasukkannya ke dalam Jannah.” (HR. Al Imam Ahmad (7451) dan yang lainnya. Al Imam Al Wadi’iy رحمه الله dalam “Ash Shohihul Musnad” (1282) berkata: hadits ini naik ke derajat shohih lighoirih).

Dan dari Ali bin Husain dan ayahnya bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم yang bersabda:

«البخيل من ذكرت عنده ثم لم يصل عليّ -صلى الله عليه و سلم-.

"Orang yang pelit adalah orang yang aku disebut di sisinya lalu dia tidak bersholawat untukku." (HR. Ahmad (1736) dengan sanad yang shohih).

Sesungguhnya faidah bersholawat pada Nabi itu kembali pada orang yang melaksanakan. Dan termasuk yang menunjukkan pada ketinggian derajat orang yang bersholawat pada Nabi صلى الله عليه وسلم adalah bahwasanya Anas bin Malik رضي الله عنه berkata: Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:

«من صلى علي صلاة واحدة صلى الله عليه عشر صلوات، وحطت عنه عشر خطيئات، ورفعت له عشر درجات».

“Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, Alloh akan bersholawat untuknya sepuluh kali, dan sepuluh kesalahannya dihapuskan darinya, dan diangkat untuknya sepuluh derajat.” (HR. Ahmad (11998) dan dihasankan oleh Al Imam Al Wadi’iy رحمه الله dalam “Ash Shohihul Musnad” (89)).

Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata: “Tentang faidah dan buah yang dihasilkan dengan bersholawat pada beliau: yang pertama: melaksanakan perintah Alloh سبحانه وتعالى . Yang kedua: mencocoki Alloh سبحانه untuk bersholawat pada beliau, sekalipun kedua sholawat ini berbeda. Sholawat kita pada beliau adalah doa dan permintaan (pada Alloh untuk mencurahkannya untuk beliau). Sementara sholawat Alloh ta’ala pada beliau adalah pujian dan pemuliaan (untuk beliau), sebagaimana telah lalu. Yang ketiga: mencocoki malaikat-Nya untuk bersholawat pada beliau. Yang keempat: dihasilkannya sepuluh sholawat dari Alloh kepada orang yang bersholawat satu kali. Yang kelima: Alloh mengangkat sepuluh derajat. Yang keenam: Alloh mencatat untuknya sepuluh kebaikan. Yang ketujuh: Alloh menghapus darinya sepuluh kejelekan,…dst.” (“Jalail Afham”/hal. 521/cet. Dar ‘Alamil Fawaid).

Yang kedelapan adalah: 
Menghormati keluarga beliau

Sesungguhnya Alloh telah memuliakan keluarga Nabi صلى الله عليه وسلم di sekian ayat dari Al Qur'an, di antaranya adalah:

 ﴿يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا * وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ الله وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ الله لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا﴾ [الأحزاب: 32، 33].

"Wahai wanita keluarga Nabi kalian tidaklah seperti seorangpun dari para wanita jika kalian bertaqwa, maka janganlah kalian melunakkan suara sehingga orang yang di dalam hatinya ada penyakit. Dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan tinggallah di rumah-rumah dan janganlah kalian berhias seperti berhiasnya orang jahiliyyah terdahulu. Dan tegakkanlah sholat, dan bayarlah zakat, dan taatilah Alloh dan Rosul-Nya. Alloh hanyalah ingin menghilangkan kotoran dari kalian wahai Ahlul Bait dan mensucikan kalian dengan sebenar-benarnya."

Dari Zaid bin Arqom رضي الله عنه yang berkata:
قام رسول الله صلى الله عليه و سلم يوما فينا خطيبا بماء يدعى خما بين مكة والمدينة فحمد الله وأثنى عليه ووعظ وذكر ثم قال: «أما بعد: ألا أيها الناس، فإنما أنا بشر يوشك أن يأتي رسول ربي فأجيب. وأنا تارك فيكم ثقلين أولهما: كتاب الله، فيه الهدى والنور، فخذوا بكتاب الله، واستمسكوا به». فحث على كتاب الله ورغب فيه ثم قال: «وأهل بيتي أذكركم الله في أهل بيتي، أذكركم الله في أهل بيتي، أذكركم الله في أهل بيتي». (أخرجه مسلم (2408)).

"Rosululloh صلى الله عليه وسلم pada suatu hari berdiri berkhothbah di hadapan kami di mata air yang bernama Ghodir Khum di antara Mekkah dan Madinah, maka beliau memuji Alloh dan menyanjungnya, memberikan nasihat dan mengingatkan, kemudian beliau bersabda: "Kemudian sesudah itu: ketahuilah wahai manusia, aku ini hanyalah manusia, hampir-hampir utusan Robbku akan datang sehingga aku penuhi panggilannya. Dan aku meninggalkan pada kalian dua perkara yang berat. Yang pertama adalah Kitabulloh, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya, maka peganglah dengan kuat." Maka beliau mendorong untuk mengikuti Kitabulloh, dan menyemangati orang untuk itu. Kemudian beliau bersabda: "Dan Ahli Baitku, aku ingatkan kalian dengan nama Alloh tentang Ahli Baitku, aku ingatkan kalian dengan nama Alloh tentang Ahli Baitku, aku ingatkan kalian dengan nama Alloh tentang Ahli Baitku." (HR. Muslim (2408)).

Al Imam Ibnu 'Utsaimin رحمه الله berkata: "Istri-istri Nabi صلى الله عليه وسلم merupakan istri-istri beliau di dunia dan akhirat, dan sebagai ibu kaum mukminin, dan mereka punya hak untuk dihormati dan diagungkan yang sesuai dengan kedudukan mereka. Seperti istri-istri penutup para Nabi, maka mereka adalah termasuk dari keluarga beliau yang suci dan disucikan, yang bagus dan dibaguskan, yang bersih dan dibersihkan dari segala kejelekan yang mencela kehormatan mereka dan kasur mereka. Maka wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik. Maka semoga Alloh meridhoi mereka dan menjadikan mereka ridho semuanya. Dan semoga sholawat dan salam dari Alloh tercurah untuk Nabi-Nya yang jujur yang terpercaya." ("Majmu' Fatawa Wa Rosail"/36/hal. 53).

Maka penghormatan pada istri-istri Nabi صلى الله عليه وسلم dan keturunan beliau merupakan kewajiban. Maka barangsiapa mencaci satu orang dari mereka atau mencelanya, maka sungguh dia telah menyakiti Nabi صلى الله عليه وسلم dan menentang Alloh ta'ala.

Syaikhul Islam رحمه الله berkata: "Dan orang-orang Rofidhoh itu menuduh istri-istri para Nabi: 'Aisyah dan istri Nuh dengan kekejian, maka mereka menyakiti Nabi kita صلى الله عليه وسلم dan Nabi yang lain dengan jenis gangguan yang datang dari para munafiqin yang mendustakan para Rosul." ("Minhajus Sunnah"/4/hal. 190).

**Alloh ta'ala berfirman:**

﴿يَعِظُكُمُ الله أَنْ تَعُودُوا لِمِثْلِهِ أَبَدًا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ﴾ [النور: 17]

"Alloh menasihati kalian untuk tidak mengulang lagi yang seperti itu selamanya jika kalian adalah mukminin."

Al Imam Al Qurthubiy رحمه الله berkata: "Firman Alloh ta'ala: "Alloh menasihati kalian untuk tidak mengulang lagi yang seperti itu selamanya" yaitu tentang 'Aisyah, karena yang semisal dengannya itu tidak ada selain yang seperti perkataan yang diucapkan tentangnya itu sendiri, atau tentang orang yang ada di posisinya dari kalangan istri-istri Nabi صلى الله عليه وسلم , karena di dalam perbuatan itu ada gangguan terhadap Rosululloh صلى الله عليه وسلم tentang kehormatan dan keluarga beliau, dan yang demikian itu merupakan kekufuran dari pelakunya. –sampai pada ucapan beliau- para pembawa berita dusta menuduh dengan kekejian terhadap 'Aisyah yang disucikan, maka Alloh ta'ala membersihkannya. Maka setiap orang yang mencacinya dengan perkara yang beliau telah Alloh bersihkan darinya, berarti dia telah mendustakan Alloh. Dan barangsiapa mendustakan Alloh maka sungguh dia itu kafir." ("Al Jami' Li Ahkamil Qur'an"/12/hal. 205).

Alloh ta'ala berfirman:
﴿إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ * يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ * يَوْمَئِذٍ يُوَفِّيهِمُ الله دِينَهُمُ الْحَقَّ وَيَعْلَمُونَ أَنَّ الله هُوَ الْحَقُّ الْمُبِينُ﴾. ]سورة النور: 25[.

"Sesungguhnya orang-orang yang menuduh para wanita yang terjaga, yang tidak berpikir untuk berbuat keji, yang beriman, mereka itu akan dilaknat di dunia dan akhirat, dan mereka akan mendapatkan siksaan yang besar. Pada hari di mana lidah-lidah, tangan-tangan, dan kaki-kaki mereka bersaksi terhadap mereka akan apa yang dulu mereka kerjakan. Pada hari itu Alloh menunaikan untuk mereka balasan mereka yang benar, dan mereka tahu bahwasanya Alloh itulah Yang Mahabenar lagi Maha Menjelaskan."

Al Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata: "Ini adalah ancaman dari Alloh ta'ala bagi orang-orang yang menuduh para wanita yang terjaga, yang tidak berpikir untuk berbuat keji –pada umumnya- demikian, yang beriman. Maka para ibu mukminin lebih pantas untuk masuk pada sifat ini daripada setiap wanita yang terjaga, terutama wanita yang menjadi sebab turunnya ayat ini, yaitu: 'Aisyah binti Shiddiq رضي الله عنها. Dan para ulama seluruhnya رحمه الله telah bersepakat bahwasanya barangsiapa mencacinya setelah ini, dan menuduhnya dengan perkara yang mereka lontarkan itu setelah apa yang disebutkan dalam ayat ini, maka sungguh dia itu kafir, karena dia itu menentang Al Qur'an. Dan tentang para ibu mumkinin (istri Nabi) yang lain ada dua pendapat: yang paling shohihnya adalah bahwasanya mereka itu seperti 'Aisyah juga, wallohua'lam." ("Tafsirul Qur'anil 'Azhim"/6/hal. 31-32).

Syaikhul Islam رحمه الله berkata tentang aqidah Ahlissunnah Wal Jama'ah: "Dan mereka berloyalitas pada para istri Rosululloh صلى الله عليه وسلم, ibu para mukminin, dan mereka beriman bahwasanya para wanita tadi adalah istri-istri beliau di akhirat, terutama Khodijah رضي الله عنها ibu dari kebanyakan anak-anak Rosululloh صلى الله عليه وسلم, dan yang pertama beriman pada beliau dan mendukung beliau dalam urusan beliau, dan Khodijah punya kedudukan tinggi di sisi beliau. Demikian pula Shiddiqoh binti Shiddiqoh رضي الله عنهما yang mana Nabi bersabda tentangnya:

«فضل عائشة على النساء كفضل الثريد على سائر الطعام».

"Keutamaan 'Aisyah terhadap para wanita adalah seperti keutamaan tsarid terhadap seluruh makanan."

Dan Ahlussunnah berlepas diri dari jalan Rofidhoh yang membenci para Shohabat dan mencerca mereka, dan dari jalan Nashibah yang menyakiti Ahli Bait dengan ucapan atau amalan." ("Majmu'ul Fatawa"/3/hal. 154).

Yang kesembilan: 
Menghormati para shohabat beliau رضي الله عنهم

Sesungguhnya dalil-dalil tentang keutamaan para shohabat Rosululloh صلى الله عليه وسلم itu banyak sekali, di antaranya adalah:

﴿مُحَمَّدٌ رَسُولُ الله وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ الله وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ الله الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا﴾  [الفتح/29]،

"Muhammad adalah utusan Alloh. Dan orang-orang yang bersama beliau itu keras kepada orang-orang kafir dan menyayangi di antara mereka. Engkau melihat mereka itu ruku' dan sujud dalam rangka mencari karunia dari Alloh dan keridhoan-Nya. Alamat mereka di wajah-wajah mereka adalah berupa bekas sujud. Yang demikian itu adalah permisalan mereka di dalam Tauroh. Dan permisalan mereka di dalam Injil adalah bagaikan tanaman yang mengeluarkan tunasnya lalu memperkerasnya, lalu tunas itu tumbuh meninggi, lalu tegak lurus di atas pokoknya, tanam itu membuat kagum para petani, agar dengan para shahabat itu Alloh membuat marah orang-orang kafir. Alloh menjanjikan pada orang-orang yang beriman dan beramal sholih di antara mereka dengan ampunan dan pahala yang agung."

Alloh ta'ala berfirman:
﴿لَقَدْ رَضِيَ الله عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا﴾ [الفتح/18]

"Sungguh Alloh telah ridho kepada orang-orang mukmin ketika mereka membai'atmu di bawah pohon tersebut, maka Alloh mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka, maka Alloh menurunkan ketenangan pada mereka, dan memberi mereka pahala dengan kemenangan yang dekat."

Alloh ta'ala berfirman:
﴿لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ الله وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ الله وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ * وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴾  [الحشر/8، 9]

"Untuk para faqir miskin dari kalangan muhajirin yang diusir dari rumah-rumah mereka dan harta-harta mereka dalam rangka mencari karunia dari Alloh dan keridhoan-Nya dan menolong Alloh dan Rosul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang jujur. Dan orang-orang yang menempati negri itu (Madinah) dan beriman sebelum kedatangan mereka, mereka mencintai orang yang berhijroh kepada mereka dan tidak mendapati di dalam dada-dada mereka keperluan dari apa yang Alloh berikan pada muhajirin, dan mereka lebih mendahulukan para muhajirin daripada diri mereka sendiri sekalipun mereka itu punya keperluan. Dan barangsiapa dipelihara dari sifat kikir maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Alloh ta'ala berfirman:
﴿فَإِنْ آَمَنُوا بِمِثْلِ مَا آَمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ الله وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ﴾ [البقرة/137]

"Maka jika mereka mau beriman sebagaimana imannya kalian (para shohabat) pastilah mereka mendapat petunjuk. Tapi jika mereka berpaling maka sesungguhnya mereka itu hanyalah di dalam perpecahan." (QS Al Baqoroh 137)

Dan Alloh ta'ala berfirman:
﴿وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ الله عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴾ [التوبة/100]،

__"Dan orang yang terdahulu dan pertama masuk Islam dari kalangan muhajirin dan Anshor dan yang mengikuti mereka dengan kebaikan Alloh telah meridhoi mereka, dan mereka telah ridho pada Alloh, dan Alloh telah menyediakan untuk mereka Jannah-jannah yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selamanya, demikian itu adalah kemenangan yang agung."__

Alloh ta'ala berfirman:
﴿وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا﴾ [النساء/115]،

"Dan barangsiapa menentang Rosul setelah jelas baginya petunjuk dan mengikuti selain jalan kaum mukminin Kami akan memalingkannya kemanapun dia berpaling, dan Kami akan memasukkannya ke dalam Jahannam, dan itu adalah sejelek-jelek tempat kembali."

Al ‘Irbadh bin Sariyah رضي الله عنه berkata:
صلى بنا رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم، ثم أقبل علينا فوعظنا موعظة بليغة، ذرفت منها العيون ووجلت منها القلوب، فقال قائل: يا رسول الله كأن هذه موعظة مودّع، فماذا تعهد إلينا؟ فقال: «أوصيكم بتقوى الله والسمع والطاعة وإن عبداً حبشيّاً، فإنه من يعش منكم بعدي فسيرى اختلافا كثيراً فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء المهديين الراشدين، تمسكوا بها وعضّوا عليها بالنواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور، فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة».

Rosululloh صلى الله عليه وسلم pernah mengimami kami sholat pada suatu hari, kemudian beliau menghadapkan wajah pada kami, lalu menasihati kami dengan nasihat yang tajam, yang dengannya air mata berlinang, dan hati merasa takut. Maka seseorang berkata: “Wahai Rosululloh, seakan-akan ini adalah nasihat orang yang hendak berpisah, maka apakah perjanjian yang Anda ambil dari kami?” maka beliau bersabda: “Kuwasiatkan kalian untuk bertaqwa pada Alloh, dan mendengar dan taat kepada pemerintah, sekalipun dia itu adalah budak Habasyah, karena orang yang hidup di antara kalian sepeninggalku akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk memegang sunnahku dan sunnah Al Khulafaur Rosyidin yang mendapatkan petunjuk. Pegang teguhlah dia dan gigitlah dia dengan geraham kalian. Dan hindarilah setiap perkara yang muhdats karena yang muhdats itu bid’ah, dan setiap bid’ah itu kesesatan.” (HR. Abu Dawud (4594) dan lainnya dihasankah oleh Al Wadi’iy -rohimahullohu- dalam “Ash Shohihul Musnad” (921)).

Dan dari Abu Qotadah رضي الله عنه yang berkata: Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:
«فإن يطيعوا أبا بكر وعمر يرشدوا ». (أخرجه مسلم (681)).

"Maka jika mereka menaati Abu Bakr dan Umar mereka akan terbimbing." (HR. Muslim (681)).

Dari Abu Musa رضي الله عنه yang berkata:
لو جلسنا حتى نصلى معه العشاء - قال – فجلسنا. فخرج علينا فقال: «ما زلتم ها هنا». قلنا: يا رسول الله صلينا معك المغرب ثم قلنا: نجلس حتى نصلى معك العشاء. قال: «أحسنتم أو أصبتم». قال: فرفع رأسه إلى السماء وكان كثيرا مما يرفع رأسه إلى السماء، فقال: «النجوم أمنة للسماء فإذا ذهبت النجوم أتى السماء ما توعد، وأنا أمنة لأصحابي فإذا ذهبت أتى أصحابي ما يوعدون، وأصحابي أمنة لأمتي فإذا ذهب أصحابي أتى أمتي ما يوعدون». (أخرجه مسلم (2531)).

"Kami pernah sholat Maghrib bersama Rosululloh صلى الله عليه وسلم lalu kami berkata: "Seandainya kita duduk sampai kita sholat Isya bersama beliau." Maka kamipun duduk. Lalu beliau keluar menemui kami seraya bertanya: "Kalian masih di sini?" maka kami menjawab: "Wahai Rosululloh, kami telah sholat Maghrib bersama Anda, lalu kami berkata: " kita duduk sampai kita sholat Isya bersama Anda." Maka beliau menjawab: "Kalian bagus" –atau: "Kalian benar." Lalu beliau mengangkat kepalanya ke langit, dan beliau memang sering mengangkat kepala beliau ke langit. Lalu beliau bersabda: "Bintang-bintang adalah pengaman bagi langit, maka jika bintang-bintang itu telah pergi, akan datang pada langit perkara yang telah dijanjikan padanya. Dan aku adalah pengaman bagi para shohabatku, maka jika aku telah pergi, akan datang pada shahabatku perkara yang telah dijanjikan pada mereka. Dan para shohabatku adalah pengaman bagi umatku, maka jika para shohabatku telah pergi, akan datang pada umatku perkara yang telah dijanjikan pada pada mereka." (HR. Muslim (2531)).

**Dari Abdulloh bin Mas'ud رضي الله عنه bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:**
«خير الناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم» الحديث.

"Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian generasi yang datang setelah mereka, kemudian generasi yang datang setelah mereka." (HR. Al Bukhoriy (2652) dan Muslim (2533)).

Dari Abu Sa'id Al Khudriy رضي الله عنه yang berkata: Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:
«يأتي على الناس زمان يبعث منهم البعث فيقولون: انظروا هل تجدون فيكم أحدا من أصحاب النبي -صلى الله عليه وسلم- فيوجد الرجل فيفتح لهم به. ثم يبعث البعث الثاني فيقولون: هل فيهم من رأى أصحاب النبي -صلى الله عليه وسلم- فيفتح لهم به. ثم يبعث البعث الثالث فيقال: انظروا هل ترون فيهم من رأى من رأى أصحاب النبي -صلى الله عليه وسلم- ثم يكون البعث الرابع فيقال: انظروا هل ترون فيهم أحداً رأى من رأى أحداً رأى أصحاب النبي -صلى الله عليه وسلم- فيوجد الرجل فيفتح لهم به».

"Akan datang pada manusia suatu zaman di mana diutuslah dari mereka suatu utusan, lalu mereka berkata: "Lihatlah apakah kalian mendapatkan di antara kalian satu orang dari shahabat Nabi صلى الله عليه وسلم? Maka didapatkanlah orang itu, maka merekapun mendapatkan kemenangan dengannya. Kemudian diutuslah utusan kedua, lalu mereka berkata: "Apakah di antara mereka ada orang yang melihat shahabat Nabi صلى الله عليه وسلم? Maka didapatkanlah orang itu, maka merekapun mendapatkan kemenangan dengannya. Lalu diutuslah utusan ketiga, lalu mereka berkata: "Lihatlah apakah kalian melihat di antara mereka ada orang yang melihat orang yang melihat shahabat Nabi صلى الله عليه وسلم? Maka didapatkanlah orang itu, maka merekapun mendapatkan kemenangan dengannya. Lalu diutuslah utusan keempat, lalu mereka berkata: "Lihatlah apakah kalian melihat di antara mereka ada satu orang yang melihat orang yang melihat orang yang melihat satu orang dari shahabat Nabi صلى الله عليه وسلم? Maka didapatkanlah orang itu, maka merekapun mendapatkan kemenangan dengannya." (HR. Muslim (2532)).

Sesungguhnya para Shohabat رضي الله عنهم itu memiliki kedudukan yang agung di umat ini. Al Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata: "Dulu para Shohabat رضي الله عنهم dalam bab keberanian dan menaati perintah Alloh serta melaksanakan perkara yang Alloh bimbingkan itu mereka memiliki bagian yang tidak dimiliki oleh seorangpun dari umat-umat dan generasi sebelum mereka, dan tidak pula dimiliki oleh seorangpun dari genrasi sesudah mereka, karena sesungguhnya mereka dengan berkah Rosul صلوات الله وسلامه عليه dan ketaatan pada beliau terhadap perkara yang beliau perintahkan, mereka membuka hati-hati yang tertutup dan wilayah-wilayah timur dan barat dalam jangka waktu yang pendek, bersamaan dengan sedikitnya jumlah mereka dibandingkan dengan pasukan-pasukan seluruh wilayah dari kalangan Romawi, Persia, Turki, Shoqolibah, Barbar, Habasyah, dan jenis-jenis kulit hitam, Mesir, dan kelompok-kelompok dari anak Adam. Mereka bisa mengalahkan seluruh pasukan tersebut hingga meninggilah kalimat Alloh, dan menanglah agama-Nya di atas seluruh agama, dan membentanglah kerajaan Islam di timur Bumi dan baratnya, dalam jangka waktu kurang dari tiga puluh tahun. Maka semoga Alloh meridhoi mereka dan menjadikan mereka semua ridho, dan mengumpulkan kita ke dalam rombongan mereka, sesungguhnya Dia itu Maha dermawan lagi Maha Memberi." ("Tafsirul Qur'anil 'Azhim"/4/hal. 72).

Maka barangsiapa menghina mereka atau mencela mereka, atau mencerca mereka, maka sungguh dia itu telah tersesat dan bahkan kafir sebagaimana kata para ulama. Alloh ta'ala berfirman:

﴿مُحَمَّدٌ رَسُولُ الله وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ الله وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ الله الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا﴾  [الفتح/29]،

**"Muhammad adalah utusan Alloh. Dan orang-orang yang bersama beliau itu keras kepada orang-orang kafir dan menyayangi di antara mereka. Engkau melihat mereka itu ruku' dan sujud dalam rangka mencari karunia dari Alloh dan keridhoan-Nya. Alamat mereka di wajah-wajah mereka adalah berupa bekas sujud. Yang demikian itu adalah permisalan mereka di dalam Tauroh. Dan permisalan mereka di dalam Injil adalah bagaikan tanaman yang mengeluarkan tunasnya lalu memperkerasnya, lalu tunas itu tumbuh meninggi, lalu tegak lurus di atas pokoknya, tanam itu membuat kagum para petani, agar dengan para shahabat itu Alloh membuat marah orang-orang kafir. Alloh menjanjikan pada orang-orang yang beriman dan beramal sholih di antara mereka dengan ampunan dan pahala yang agung."**

Al Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata: "Dan dari ayat ini Al Imam Malik رحمه الله dalam suatu riwayat dari beliau mengambil faidah tentang kafirnya Rofidhoh yang membenci Shohabat. Beliau berkata: "Karena mereka murka pada para shohabat. Dan barangsiapa marah pada shohabat maka dia itu kafir dengan ayat ini." Dan ucapan beliau ini disetujui oleh sekelompok ulama tentang hal ini." ("Tafsirul Qur'anil 'Azhim"/7/hal. 362).

Al Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal رحمه الله berkata: "…maka barangsiapa mencaci para shahabat Rosululloh صلى الله عليه وسلم atau satu orang dari mereka, atau menghinanya, atau mencerca mereka, atau menyindir kekurangan mereka, atau mencela satu orang dari mereka, maka dia itu adalah mubtadi' rofidhiy yang busuk yang menyelisihi kebenaran, Alloh tidak menerima darinya amalan wajib ataupun amalan mustahab." ("Thobaqotul Hanabilah"/1/hal. 29).

Al Imam Al Qurthubiy رحمه الله berkata tentang wajibnya menghormati shohabat: "Dikarenakan tiada perselisihan tentang wajibnya menghormati mereka, dan haromnya mencaci mereka, dan tiada perselisihan tentang bahwasanya barangsiapa berkata: "Sesungguhnya mereka itu di atas kekufuran atau kesesatan" maka orang ini kafir dan harus dibunuh, karena orang ini telah mengingkari perkara yang telah diketahui secara pasti dari syariat, yang mana dia telah mendustakan Alloh dan Rosul-Nya tentang apa yang dikabarkannya tentang mereka. Demikian pula hukum tentang orang yang mengkafirkan satu orang dari Kholifah yang empat, atau menghukumi mereka sebagai orang yang sesat. Dan apakah hukumnya itu hukum orang yang murtad sehingga dituntut tobat lebih dulu ataukah hukumnya itu sebagai zindiq sehingga tidak dituntut tobat lebih dulu dan langsung dibunuh? Ini termasuk perkara yang diperselisihkan.

Adapun orang yang mencela mereka dalam perkara yang lain, maka jika celaannya itu dalam perkara yang mengharus ditegakkannya had seperti tuduhan berzina, maka orang tadi harus dihukum had, lalu dihukum dengan hukuman yang keras, berupa penjara dan tinggal selamanya di situ, dan dihinakan. Kecuali tuduhan terhadap 'Aisyah رضي الله عنها karena sungguh orang yang menuduhnya berzina itu harus dibunuh, karena orang itu mendustakan apa yang datang di dalam Al Kitab dan As Sunnah yang berupa pensucian beliau dari tuduhan tadi. Ini pendapat Malik dan yang lain, …" dst. (selesai dari "Al Mufhim"/11/hal. 20).

Maka barangsiapa mencerca Shohabat, maka sungguh dia telah mencerca Rosululloh صلى الله عليه وسلم . Syaikhul Islam رحمه الله berkata: "Karena sesungguhnya celaan terhadap generasi yang terbaik yang menemani Rosululloh صلى الله عليه وسلم itu merupakan celaan terhadap Rosul عليه السلام, sebagamana ucapan Malik dan para imam yang lainnya: "Mereka mencerca para shohabat Rosululloh صلى الله عليه وسلم , hanyalah mereka itu mencerca para shohabat beliau agar ada orang yang berkata: "Berarti orang ini jelek dan punya teman-teman yang jelek. Seandainya dia itu orang sholih, niscaya para sahabatnya adalah orang-orang sholih." Dan juga: para shohabat yang menukilkan Al Qur'an dan Islam serta syariat-syariat Nabi صلى الله عليه وسلم mereka itu pula yang menukilkan keutamaan-keutamaan Ali dan yang lainnya. Maka cercaan terhadap mereka mengharuskan untuk tidak dipercayanya berita-berita tentang agama ini yang mereka nukilkan, dan ketika itulah tiada satu keutamaanpun yang bersifat pasti." ("Majmu'ul Fatawa"/4/hal. 428-429).

**Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata:** "Adapun Rofidhoh, maka cercaan dan cacian mereka terhadap prinsip yang kedua, yaitu persaksian bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh صلى الله عليه وسلم , sekalipun mereka menampakkan loyalitas pada keluarga Rosul dan cinta pada mereka, sekelompok ulama –di antaranya adalah Malik bin Anas dan yang lainnya- berkata: "Mereka itu adalah suatu kaum yang ingin mencerca Rosululloh صلى الله عليه وسلم, tapi tidak mungkin bagi mereka untuk berbuat itu, maka mereka mencerca para shohabat agar ada orang yang berkata: "Berarti orang ini jelek dan punya teman-teman yang jelek. Seandainya dia itu orang sholih, niscaya para sahabatnya adalah orang-orang sholih." ("Ash Showa'iqul Mursalah"/4/hal. 1405).**

Al Imam Ibnu 'Utsaimin رحمه الله : "Dan sebenarnya sesungguhnya cacian terhadap para shohabat رضي الله عنهم itu bukanlah sekedar kritikan terhadap para shohabat رضي الله عنهم semata. Bahkan itu merupakan cercaan terhadap shohabat, terhadap Nabi صلى الله عليه وسلم , terhadap syariat Alloh, dan terhadap Dzat Alloh عز وجل. Adapun bahwasanya hal itu merupakan cercaan terhadap shohabat, maka itu jelas. Adapun bahwasanya hal itu merupakan cercaan terhadap Rosululloh صلى الله عليه وسلم , karena hal itu berarti menggambarkan bahwasanya para shohabat, kepercayaan dan kholifah beliau terhadap umatnya adalah termasuk makhluk yang paling jelek. Dan di dalamnya juga ada cercaan terhadap Rosululloh صلى الله عليه وسلم dari sisi lain yaitu: pendustaan terhadap beliau dalam pengabaran beliau tentang keutamaan mereka dan kedudukan mereka.

Adapun bahwasanya hal itu merupakan cercaan terhadap syariat Alloh karena perantara antara kita dengan Rosululloh صلى الله عليه وسلم dalam penukilan syariat adalah para shohabat. Maka jika kelurusan agama mereka jatuh, tidaklah tersisa kepercayaan kepada syariat yang mereka nukilkan.

Adapun bahwasanya hal itu merupakan cercaan terhadap Alloh Yang Mahasuci, maka dari sisi bahwasanya Alloh mengutus Nabi-Nya صلى الله عليه وسلم di kalangan makhluk yang paling jelek, dan memilih mereka untuk menyertai beliau dan memikul syariat beliau serta menukilkannya untuk umat beliau.

Maka perhatikanlah apa saja bencana besar yang diakibatkan oleh cercaan terhadap para shohabat رضي الله عنهم.
(selesai penukilan dari "Majmu' Fatawa Wa Rosail Asy Syaikh Ibnu 'Utsaimin"/61/hal. 78).

-Selesai-

---------------

( “Zajrul Kuffar Wal Munafiqin Al Mustahziina Bi Sayyidil Mursalin -shollallohu 'alaihi wa 'ala Alihi Ajma'in-” | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Indonesiy Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله  )
Diberdayakan oleh Blogger.