MENJAUHI MAKANAN PANAS HINGGA BERKURANG PANASNYA ADALAH SUNNAH NABI ﷺ
Sumber Channel Telegram: MaktabahFairuzAddailamiy
MENJAUHI MAKANAN PANAS HINGGA BERKURANG PANASNYA ADALAH SUNNAH NABI ﷺ
بسم الله الرحمن الرحيم.
Pertanyaan:
Adakah dalil untuk menjauhi memakan makanan hingga berkurang panasnya?
--------
Maka dengan memohon pertolongan kepada Allah ta’ala semata saya menjawab:
Iya, ada, sebagaimana dalam hadits Asma binti Abi Bakr رضي الله عنهما :
أنها كانت إذا ثردت غطته شيئاً حتى يذهب فوره، ثم تقول: إني سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول: «إنه أعظم للبركة».
“Bahwasanya dirinya jika membuat tsarid (roti campur daging), dia menutupinya dengan sesuatu hingga hilanglah gejolak panasnya, lalu dia berkata: Sungguh aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya hal itu (makan setelah hilangnya gejolak panas dari makanan tadi –pen) lebih besar berkahnya”. (HR. Ahmad (27003), Abd bin Humaid (1575), Ibnu Abi Ashim dalam “Al Ahad Wal Matsani” (2784), Al Hakim (7124), Ath Thabraniy dalam “Al Kabir” (226), Al Baihaqiy dalam “Al Kubra” (14406) dan Abu Nu’aim (8/177)/ hasan lighairih)).
*Al Imam Ath Thibiy رحمه الله berkata:* “Ucapan beliau “Gejolak asapnya” yaitu: pergolakan uapnya”. (“Al Kasyif”/9/hal. 2863).
Dan memang sunnah Nabi ﷺ itu lebih diberkahi, yang mana jika kita memakan makanan di puncak gejolak panasnya boleh jadi akan muncul sekian bahaya dan kerugian secara kesehatan.
Barangsiapa memakan makanan setelah berkurang panasnya; demi kesehatan, maka dia akan mendapatkan manfaat yang bagus di dunia. Dan barangsiapa menjalankan itu karena mengikuti sunnah Nabi, maka dia akan mendapatkan manfaat yang bagus di dunia dan Akhirat.
والله أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.
( Dijawab oleh : Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )