Kajian Kitab Shohih Bukhari (Penjelasan Tsulatsi)
Sumber Channel Telegram: Tsulatsiyat Shohih Bukhari
🎙Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo AlJawiy حفظه الله
Penyebutan tsulatsi pada Sunan At Tirmizi.
Sunan Tirmizi hanya *satu sahaja*.
الفصل الأول: بيان عام
Pasal yang pertama adalah penjelasan umum.
قال العلامة صديق حسن خان التنوخي
Disebutkan dalam biografinya beliau salah satu dari raja di India, kita tahu India memang besar sekali dulu kerajaan kecil-kecil. Dan alhamdulillah Sheikh Yahya selesai mengajarkan kitab ini sampai selesai, الحطة ؛ ini, tentang apa, kitab sahih yang enam.
Tentang sifat Sunan At Tirmidzi. Sunan Tirmidzi memiliki satu tsulatsi. makanya memang sanadnya Imam Bukhari lebih tinggi daripada sanad Imam Tirmidzi, Tirmidzi muridnya. Walaupun terkadang dengan izin dari Allah, terkadang murid mampu melampaui gurunya karena rihlah dan sebagainya. Mampu jumpa guru yang atas-atas.
Selesai dari الحطة.
Pasal yang kedua, penyebutan. tentang Tsulatsi Sunan Tirmidzi. Tidak didapatkan tsulatsi pada Sunan Tirmidzi kecuali satu hadis saja.
ثلاثي واحد: الثبات على دين النيي صلى الله عليه وسلم
Kita masuk ke yang berikutnya. Tsulatsi yang satu-satunya, kita tidak mengatakan awal yang pertama karena apa? واحد karena memang ini satu-satunya dia, boleh واحد, boleh واحيد.
Inti tsulatsi Imam Tirmidzi yang ini adalah apa? Tsulatsi Imam Tirmidzi ini adalah kekokohan diatas agama Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam.
قال الإمام الترمزي رحمه الله في سننه برقم (٢٢٦٠): حدثنا إسماعيل بن موسى الفزاري ابن بنت السدي الكوفي:
Imam Tirmidzi punya guru yang lain selain Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, di antaranya ini, Ismail bin Musa al-Fazari. Beliau adalah Abu Muhammad, kelengkapannya sudah ada di, sudah ada di situ, di apa itu di matannya, Abu Muhammad, Ismail bin Musa al-Fazari al-Kufi dan kesimpulannya beliau soduq, soduq berarti apa? Hadisnya hasan, beliaunya, tapi kita lihat yang berikutnya.
حدثنا عمر بن شاكر:
Nah ini masalah. Umar bin Syakir tidak diketahui kuniahnya dia Al-Basri Al-Kufi, meriwayatkan hadis-hadis. Munkar dari Anas. Nah ini sayang tentunya, padahal jarak dia dengan sahabat langsung jumpa sahabat. Tapi sayangnya dia meriwayatkan riwayat-riwayat yang mungkar menyelisihi murid-murid Anas yang lain. Dan orangnya sendiri memang tidak kuat. Dia asalnya apa سفيه ? Tapi karena sering menyelisihi dalam riwayat Anas, maka apa? Dihukumi mungkar. Berarti kesimpulan hadisnya adalah apa? Dhoif jiddan.
عن أنس بن مالك رضي الله عنه
Alhamdulillah terulang. Beliau adalah Abu Hamzah Al-Ansari Al-Basri.
قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: 《 يأتي على الناس زمان
الصابر فيهم على دينه كالقابض على المر 》
Akan datang suatu masa pada umat manusia, الصابرُ فيهم, jangan baca
زمان الصابرِ
Zaman yang mana sifatnya sebagai berikut, orang yang bersabar di tengah-tengah umat manusia di atas agama nabi,
كالقابض على الجمر
Dia bagaikan orang yang menggenggam bara api.
Setia di atas agama nabi tapi rasanya panas karena menyelisihi hawa nafsu orang-orang. Tapi tak mengapa? Mulia di sisi Allah, rezeki Allah yang menjamin.
Thayib. Kesimpulannya sanadnya dhoif jiddan karena ada Umar bin Syakir, riwayatnya Munkarakh, tetapi hadis ini hasan dengan sanad-sanad yang lain.
Jadi intinya hadis. Anas ini hasan bukan karena sanad ini tapi karena sanad yang lain. Di antara penguatnya apa? Di antara sanad yang lain. *Kita baca catatan kaki ini ya.*
Rasulullah bersabda, "Bahkan teruslah kalian memerintahkan pada yang makruf dan saling mencegah dari yang mungkar sehingga apabila engkau melihat شحاً. Ini adalah sifat pelit yang amat sangat, kedekut yang parah ini شح ,yang ditaati dan, Kenapa? Iya, kebakhilan yang sangat parah, yang ditaati dan hawa nafsu yang diikuti. ودنياً مؤثرة, jangan baca dunia yang lebih diutamakan, dan kagumnya setiap pemilik rasio dengan rasionya, dengan rasionalnya sendiri, tidak mau ikut wahyu intinya, tidak mau ikut nabi.
Maka kalau engkau sudah melihat seperti itu, maka uruslah dirimu, yaitu selamatkan dirimu, jangan malah larut ikut masyarakat. Ya sudahlah semua seperti itu saya ikut mereka. Jangan. Tetap engkau pelihara dirimu. Dengan cara apa? Setia di atas agama ini, jalankan nasehat semampunya, dan tinggalkan jarimu orang-orang awam. Bukan maksudnya sembunyi di dalam hutan. Tapi maknanya adalah amalan-amalan batil orang awam, jangan engkau ikuti, acara-acara yang rusak, jangan engkau hadiri tapi kehidupan sehari-hari tetap sebagaimana kata para salaf tetap engkau itu waktu salat, salat berjemaah, waktu ke pasar, engkau tetap ke pasar, sebagaimana kata para salaf, tetapi manhaj dan akidah tetap pegang baik-baik.
Inilah makna hadis tadi.
Karena di belakang kalian nanti ada hari-hari kesabaran yang sekarang belum seberapa itu. Kesabaran pada hari-hari itu seperti menggenggam bara api.
Jadi hadis ini mendukung hadis yang tadi. Orang yang beramal di tengah-tengah mereka, seperti pahala lima puluh orang yang lain.
Jadi pahalanya dilipatkan lima puluh dari pahala amalan orang-orang yang lain. Padahal amalan orang lain kalau diterima, satu kebaikan dibalas sepuluh. Ha orang ini dibalas jadi berapa? Jadi lima ratus. Karena satu dilipatkan lima puluh. Kalau sepuluh dilipatkan lima ratus jadinya.
Lima puluh orang yang, mereka beramal seperti amalan dia. Ini di hari-hari keterasingan sunnah, maka pahala memang dilipatgandakan. Walaupun pahala amalan biasa saja, orang biasa beramal itu pahalanya juga dilipatkan seratus atau tujuh ratus. Tapi orang yang setia dengan sunnah, maka lima puluh kali. orang-orang biasa.
Hadis ini diriwayatkan Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan lain-lain dan hadis ini hasan linghoirih. Dan telah ana sebutkan takhrij yang agak panjang di kitab yang lain.
Berkata Imam Ibn Rojab rahimahullah,
dan di dalam hadis ini ada isyarat tentang sedikitnya jumlah mereka. Seandainya ahlussunah, seandainya para salafi yang itu mendominasi satu negeri, niscaya sunnah tidak terasing. Tapi kenapa sampai terasing? Kenapa untuk menegakkan sunnah pun malu, sampai bahkan bagaikan menggenggam bara api, ini menunjukkan di waktu itu, di tempat itu, jumlah mereka sangat sedikit, mereka minoriti.
Dan sedikitnya orang yang menyambut seruan mereka, dan orang yang mau menerima mereka. Dan menunjukkan banyaknya orang-orang yang menyelisihi mereka.
Dan ini tak masalah. Yang penting kita ikut dalil, ikut wahyu dari Allah.
Banyaknya orang yang mendurhakai mereka, padahal Salafiyun ahlussunnah menasehati, tapi justru didurhakai. Padahal yang mereka ajarkan adalah dari Allah dan rasul-Nya, bukan mengajak untuk ikut pribadi-pribadi kita sendiri.
Maka dari itu telah datang di dalam Hadis-Hadis yang beraneka ragam, ujian untuk orang yang berpegang teguh dengan agama nya di akhir zaman. Dan bahwasanya dia bagaikan orang yang menggenggam bara api.
Dan orang yang beramal dari mereka mendapatkan pahala lima puluh kali lipat dari orang sebelum mereka. Sebelum mereka bukan maksudnya sahabat tentunya. Sahabat lain. Kualiti tertinggi.
Karena orang-orang ini tidak mendapatkan para penolong di dalam kebajikan, susah mencari orang yang boleh membantu dalam kebajikan. Kalau dalam kebatilan, pendukungnya banyak.
Orang-orang yang terasing tadi ada dua jenis.
• Orang yang memperbaiki dirinya ketika umat manusia rusak, dan hadisnya Hasan ini.
• Yang kedua, orang yang memperbaiki apa yang dirusak oleh umat manusia. Yang kedua ini derajatnya lebih tinggi dari yang pertama, yang pertama cuma apa jadi orang saleh pada dirinya sendiri ketika orang-orang rusak tapi tipe yang kedua, jenis yang kedua, dia memperbaiki apa yang dirusak orang-orang. Dia rajin berdakwah, rajin memperbaiki agama ini. Nah ini yang tertinggi walaupun dua-duanya baik. Tapi yang tertinggi adalah yang bukan hanya mengurus diri sendiri, dia juga rajin memperbaiki keadaan umat. Orang ini adalah yang paling utama di antara mereka berdua, selesai dari
كشف الكربة في وصف أهل الغربة
Powered by Todorant