Kajian Tafsir Quran (Muqaddimah tafsir Al-Fatihah) #Lanjutan
Sumber Channel Telegram: tafsirquran_abufairuz
Muqoddimah Tafsir Ibnu Katsir:
(Sambungan tafsir al-Fatihah)
Abu Lais al-Samarkhondi (org ini tidak layak dipercaya beritanya dan dia adalah penulis kitab Tanbihul Ghofilin yg para ulama mengatakan harusnya kitabnya itu judulnya adalah Taghfilun al-Mutanabbihin (membuat org yg sadar jadi lupa sendiri) krn banyak kepalsuan2 dan khurafat2. Dia mengatakan bahawa al-Fatihah setengahnya turun di Mekah dan setengahnya turun di Madinah. Ini adalah sangat asing, kata Ibnu Katsir. Ini dinukilkan oleh al-Qurthubi dari Abu Lais al-Samarkhondi.
Al-Fatihah itu adalah 7 ayat tanpa perselisihan.
Amar bin Ubaid (termasuk pencetus muqtazilah yg tidak perlu dipercaya) mengatakan ada 8 ayat. Husain al-Ju’fi (termasuk dari ulama) dia mengatakan 6. Dua pendapat ini adalah pendapat yg lemah (syad). Syad bermaksud menyelisihi pendapat yg betul. Mereka hanyalah berselisih ttg basmallah, apakah ia adalah ayat yg tersendiri dari awalnya, sebagaimana itu adalah pendapat majority para qori di Kufah, dan sebagaimana itu adalah pendapat sekelompok sahabat dan tabiin dan sekelompok ulama dari generasi belakangan, atau dia adalah sebagian dari ayat, ataukah dia tidak terhitung sejak awalnya sama sekali sebagai sebagian dari Fatihathul Kitab.
Yg betul adalah pendapat pertama yg dirojihkan oleh Syaikhul Islam, dia adalah ayat dan ia berdiri sendiri utk setiap surah kecuali Baro’ah (surah at-Taubah). Dia (basmallah) adalah ayat dan ayatnya banyak sekali, yg rojihnya 114. Yg ini rojih dari perbahasan yg panjang oleh Syaikhul Islam. Ini sebagaimana pendapat penduduk Madinah dan ini dirojihkan oleh Imam Malik iaitu betul2 basmallah itu bukan bagian dari al-Fatihah dan bukan bagian dari ayat2 yg lain kecuali ayat di dalam surah an-Naml.
Dari kalangan quro dan fuqaha ada 3 pendapat, sebagaimana akan dtg penetapannya pada bagian perbahasannya itu. Para ulama mengatakan dalam al-Fatihah ada 25 kata, hurufnya ada 113. Al-Bukhori mengatakan di awal kitab tafsir, dia dinamakan ummul-kitab krn penulisannya mmg dimulai di awal2 musyhab dan pembacaan dimulai dgn dia di dlm solat. Ada yg mengatakan dinamakan ummul-kitab krn kembalinya makna2 al-Qur’an seluruhnya kpd apa yg dikandungi oleh Fatihathul Kitab.
Berkata Ibnu Jarir, org Arob menamakan segala sesuatu yg mengumpulkan suatu urusan atau dia yg terdepan dari suatu perkara apb dia itu mempunyai pengikut yg mengikutinya dia adalah pemimpin yg menyatukan, maka pemimpinnya dikatakan sebagai induk. Org Arob menamakan kulit yg menyatukan otak sbg ummu-ro’as (induk kepala). Mrk menamakan bendera pasukan dan menamakan bendera2 yg bersatu di bawah bendera ini sbg Umman (induk). Ibnu Jarir berdalilkan dgn ucapan Zirimmah (dari catatan kaki: Ghailan ibni Uqbah, gelarnya Abul Harath dia adalah penyair yg alami/pemimpin mrk) Katanya: di atas kepalanya ada induk bagi kami yg kami meneladaninya dlm segala urusan yg kami tdk derhaka kpd urusannya tadi. Di sini induk bermaksud tombak.
Mekah dinamakan sebagai Ummul Quro (Induk Seluruh Kota) krn dialah yg terdepan dan krn Mekah ini mengumpulkan yg lain. Dan Fatihathul Kitab dikatakan Fatihah krn qiroah musyhaf dimulai dgn itu. Beza yg awal adalah penulisan, dan sekarang pembacaan.
Para Sahabat memulai penulisan musyhaf al-Imam (yg dulu dipegang oleh Abu Bakr As-Siddiq) dengan Fatihathul Kitab dan telah sohih penamaan Fatihathul Kitab dgn the Asab ul-Masani ( Tujuh yg terulang2). Mrk mengatakan kerana dia (thusanna) terulang2 di dlm solat. Dia dibaca di dlm setiap rokaat.
Berkata Imam Muhammad haddasana Yazid ibnu Harun…sabda nabi: “dia adalah ummul-Qur’an, dia adalah 7 yg terulang2, dan dia adalah bacaan yg agung”. (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dgn sanad yg sohih)
Kelanjutannya esok, insya Allah.