Header Ads

CONTOH MATERI KHUTBAH (Khutbah Kelima Puluh Tujuh: Ridha Kepada Takdir)

 CONTOH MATERI KHUTBAH

---------------------------------------------------

Untuk pemesanan Kitab klik gambar


Khutbah Kelima Puluh Tujuh: 
Ridha Kepada Takdir

الحمد لله الذي خلق كل شيء فقدره تقديرا . وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وكفى بالله وليا ونصيرا ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، أرسله إلى جميع الثقلين بشيرا ونذيرا ، وداعيا إلى الله بإذنه وسراجا منيرا ، اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله وأصحابه الذين أذهب الله عنهم الرجس وطهرهم تطهيرا. أما بعد :

Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Allah, karena sungguh orang yang bertakwa itu pasti berjaya. Dan bersandarlah kalian kepada Rabb kalian di segala aktivitas kalian, dan ketahuilah bahwasanya segala sesuatu itu terjadi dengan ketentuan dan ketetapan dari Allah, Yang Mana Dia berfirman pada sesuatu: “Jadilah” maka terjadilah dia itu.

Ketahuilah bahwasanya keyakinan akan takdir merupakan salah satu dari prinsip-prinsip keimanan, dan dengan merealisasikan itu si hamba akan mampu merealisasikan keuntungan dan selamat dari kerugian, karena keyaikan ini jika telah menetap di dalam hati; orang-orang yang beramal akan menjadi bersemangat di dalam amalan-amalan mereka, dan hal itu akan menaikkan mereka menuju tangga-tangga kesempurnaan di dalam segala situasi.

Barangsiapa beriman dengan keimanan yang sebenarnya kepada Allah, dan dia tahu bahwasanya segala sesuatu itu dengan takdir dan ketentuan Allah; Allah akan mengokohkan hatinya untuk meridhai dan pasrah, dan Allah akan memberinya petunjuk.

Dan barangsiapa memohon pertolongan kepada Allah dalam keadaan hatinya bertopang kepada-Nya; Dia pasti akan menolongnya. Barangsiapa bersandar kepada Allah dan berlindung dengan perlindungan-Nya; pastilah Dia akan melindunginya, menjaganya dan memeliharanya.

Barangsiapa memikul di jalan Allah beban-beban berat dan berbagai kesulitan; pastilah Allah akan memudahkannya dan mengampangkannya untuknya.

Barangsiapa menuju kepada Allah secara jujur; pastilah Allah akan mencukupinya dari segala beban keperluannya, dan menghiasi dan membaguskan di dalam hatinya jalan-jalan kebaikan.

Bagaimana akan takut kepada makhluk di dalam mencari keridhaan Sang Pencipta; orang yang mengetahui bahwasanya ajal itu telah ditetapkan? Dan kenapa takut miskin dikarenakan menginfakkan sebagian harta di dalam kebaikan; orang yang meyakini bahwasanya rezeki itu telah dibagi-bagi? Kenapa tidak merasa tentram dengan kecukupan dari Allah dan pemberian-Nya; orang yang mengetahui bahwasanya Allah telah menjamin rezeki para makhluk? Kenapa dia tidak percaya kepada janji Dzat Yang berfirman:
﴿وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ﴾ [سبأ: 39].
“Dan apapun yang kalian infaqkan, maka Allah akan menggantinya, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rizqi”?

Dialah Yang mana hanya di tangan-Nya sajalah perbendaharaan kerajaan secara hakiki. Bagaimana marah-marah kepada musibah-musibah dan perkara-perkara yang dibenci; sementara Allah itulah Yang menakdirkannya? Bagaimana tidak mengharapkan pahala musibah dan simpanannya; orang yang mengetahui bahwasanya Allah itulah Yang memperjalankan dan mengatur musibah tadi?

Ketahuilah bahwasanya keimanan kepada takdir dan ketentuan Allah itu akan membuat tentramnya hati kepada Allah di segala situasi, dan memudahkan hamba mengarungi kesulitan dan kesukaran serta mara bahaya yang mengepung. Rasulullah ﷺ bersabda:

«إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لمْ يَنْفَعُوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ. وَلَوِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لمْ يَضُرُّوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ. وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَمَا أَخْطَأَكَ لمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً».
“Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, maka mintalah kepada Allah. Dan ketahuilah bahwasanya umat itu jika mereka berkumpul untuk memberikan kepadamu suatu manfaat; mereka tidak akan mampu memberi manfaat sedikitpun kepadamu, kecuali manfaat yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. dan andaikata mereka bersatu untuk menimpakan suatu kerugian kepadamu; mereka tidak akan mampu merugikan dirimu dengan sesuatu apapun, kecuali kerugian yang telah Allah tetapkan akan menimpa dirimu. Pena-pena takdir telah diangkat, dan lembaran-lembaran catatan telah kering. Dan ketahuilah bahwasanya apapun yang akan menimpa dirimu, maka hal itu tidak akan luput darimu, dan apapun yang luput dirimu, maka hal itu tidak akan menimpa darimu. Dan ketahuilah bahwasanya pertolongan itu menyertai kesabaran, dan bahwasanya kelonggaran itu menyertai kesulitan besar, dan bahwasanya kemudahan itu menyertai kesusahan”.
Allah ta’ala berfirman:

﴿مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ الله وَمَنْ يُؤْمِنْ بِالله يَهْدِ قَلْبَهُ وَالله بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ﴾ [التغابن: 11].

“Tidak ada suatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan idzin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.

Semoga Allah memberikan keberkahan untukku dan untuk kalian di dalam Al Qur’an yang agung.

------------------------------------

( Dikutip dari Kitab : "Al Fawakihusy Syahiyyah Fil Khuthabil Minbariyyah”  lil Imam Abdurrahman Bin Nashir As Sa’diy رحمه الله | terjemah bebas : Catatan Salafi buat kumpulan Khutbah Al Imam As Sa'diy | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy)

Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy
Diberdayakan oleh Blogger.