Header Ads

AGUNGNYA PUASA HARI ASYURA

AGUNGNYA PUASA HARI ASYURA

Untuk pemesanan klik gambar 


Dari Abu Qatadah رضي الله عنه yang berkata: Rasullullah ﷺ bersabda:

«صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى الله أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى الله أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ ».

"Puasa hari Arafah itu aku berharap Allah menghapus dosa tahun sebelumnya dan tahun yang sesudahnya. Dan Puasa hari Asyura itu aku berharap Allah menghapus dosa tahun sebelumnya." (HR. Muslim (1162)).

Apa itu hari Asyura?
Orang-orang berselisih pendapat tentang hal itu. Yang terkuat adalah bahwasanya hari Asyura itu adalah hari kesepuluh dari bulan Muharram.

Al Qurthubiy رحمه الله berkata: "Asyura itu penyimpangan lafazh dari 'Asyir (kesepuluh) untuk penandasan dan pengagungan, dan Asyura pada asalnya adalah sifat malam kesepuluh, karena dia itu diambil dari lafazh 'asyr yang mana itu adalah nama akad dan hari, disandarkan kepada malam tadi. Maka jika dikatakan: "Hari Asyura" seakan-akan dikatakan: "Hari malam kesepuluh." Hanya saja mereka itu manakala melakukan penyimpangan dari sifat, dimenangkanlah ismiyyah (penamaan) tadi terhadap harinya sehingga mereka tidak perlu untuk menyebutkan objek yang disifati tadi, sehingga mereka menghapus lafazh "malam", sehingga jadilah lafazh ini suatu istilah untuk hari kesepuluh." (Sebagaimana di dalam "Fathul Bari"/karya Ibnu Hajar/4/hal. 245).

Ibnu Hajar رحمه الله berkata: "Maka berdasarkan ini, maka hari Asyura adalah hari kesepuluh. Dan ini adalah pendapat Al Khalil dan yang lainnya. Az Zain Ibnul Munir berkata: "Kebanyakan ulama berpendapat bahwasanya Asyura adalah hari kesepuluh dari bulan Allah Muharram, dan ini adalah tuntutan dari isytiqoq (pecahan lafazh) dan penamaan." ("Fathul Bari"/karya Ibnu Hajar/4/hal. 245).

Hadits ini jelas sekali menunjukkan agungnya puasa hari Asyura, karena dengan itu Allah menghapus kesalahan-kesalahan tahun yang lalu.

-----------------------

( "Bulan Muharram, Antara Syariat Dan Bid’ah Di Dalam Islam" | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy
Diberdayakan oleh Blogger.