AJARAN FALSAFAH DAN ILMU KALAM
AJARAN FALSAFAH DAN ILMU KALAM.
Ye masaalah firqah, dan kerana banyak dari firqah-firqah itu, mereka terpengaruh, asas dari kesesatan mereka adalah dari *falsafah*, maka kita akan membahas masaalah filsafat tersebut.
Dengan pembahasan yang ringkas kerana apa, tidak mungkin kita bahas secara panjang.
Thoyyib, dijelaskan oleh Sheikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله, didalam kitab beliau AsSobadiyah, bahawasanya falsafah itu adalah dari apa, filos dan sofia dan ini ma'ruf tentunya, ertinya adalah, "Mahabbatul Hikmah", cinta kpd hikmah.
Dan ajaran ini yang pertama kali mengembangkannya adalah apa? Para-para ulama dari Yunan. Orang-orang Yunani itu, yang mengenal, meyakini ada dewa petir, meyakini ada dewa matahari, meyakini dewa angin dan sebagainya itu.
Yang dari mereka timbul kisah apa itu? Ketika dewa matahari itu sedang jalan-jalan naik keretanya ke bumi, dia lihat ada wanita cantik. Oh akhirnya apa? dia tergoda. Wah ini kisah aneh-aneh. Bagaimana dewa matahari sibuk dengan itu. Ha sementara ayahnya tahu dewa matahari ini tidak baik, akhlaknya tidak baik. Sementara dia juga tidak berani menentang dewa matahari. Akhirnya apa? Ketika si gadis itu mahu dipeluk sama dewa matahari, langsung si ayahnya itu merubah anak gadisnya menjadi pokok salam. Ha dari situ kita lihat, memang pokok salam itu daunnya berkilauan, sumbernya adalah dari gadis itu.
Akhirnya dewa matahari kecewa, akhirnya kembali lagi, untuk apa? naik lagi untuk menyelesaikan tugasnya. Ini kisah aneh.
Dan terkadang kita dapat dari kisah-kisah dewa-dewa, orang-orang Yunan itu, berkelahian antara dewa petir dengan dewa ini, dewa ini dengan dewa itu. Satu sama lain saling apa? Saling berebut kekuasaan untuk menguasai alam semesta. Ini yang mereka yakini.
Dari sini kita tahu bahawasanya, memang orang-orang Yunan, orang-orang filsafat sebenarnya mereka tidak mengenal Allah سبحانه وتعالى.
Makanya kata Sheikhul Islam Ibnu Taimiyah didalam Sobadiyah juga, bahawasanya *para pendeta Yahudi dan pendeta Nasoro", mereka itu, walaupun sangat sesat, mereka jauh lebih kenal Allah daripada orang-orang Yunani, daripada orang-orang ahli filsafat.
Itu dari sisi pertama ini saja, kita tahu bahawasanya ajaran mereka itu adalah sesat dan sangat jauh dari kebenaran.
Kemudian sisi yang kedua, bahawasanya walaupun mereka menamakan diri mereka sebagai pencinta hikmah, tetap yang namanya hikmah mereka itu, tidak lebih hebat daripada hikmah yang dibawa oleh rasul.
Allah تعالى telah mengatakan, apa itu?
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنزَلَ عَلَيْكُم مِّنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُم Drبِهِ ۚ
Dan ingatlah akan nikmat Allah dan yang Allah turunkan kepada kalian berupa apa? Al kitab dan al Hikmah.
Menunjukkan apa? Para rasul itu telah membawa HIKMAH. Maka sehebat apa pun, hasil pemikiran manusia, tidak mungkin melebihi hikmah yang dibawa oleh para rasul.
Makanya Sheikhul Islam mengatakan, bahkan para ahli filsafat terdahulu, yang pertama-tama (bukan setelah datangnya Aristoteles, tetapi yang sebelum Aristoteles), mereka sendiri mengakui bahawasanya hikmah para rasul tetap lebih hebat daripada hikmah mereka.
Mereka mengatakan hikmah kami ini sekadar apa? Sekadar riyadah yaitu pelatihan jiwa.
Tetap apa yang diajarkan rasul, itu lebih baik.
Dan mereka juga meyakini, seperti tabib mereka (bukan Ibnu Sina), itu jauh dibawah, tapi tabib dikalangan ahli filsafat yaitu Apocrates itu, dia sendiri mengakui bahawasanya, kedoktoran kami tetap lebih rendah daripada kedoktoran yang dibawa oleh para nabi.
Maka para ulama, banyak yang mengatakan, (ulama yang sebelum Sheikhul Islam), mengatakan apa?
Bahawasanya ilmu filsafat itu, orang yang bodoh tidak akan mengambil faedah, dan orang yang pandai itu tidak perlu kepadanya.
Dan itu ma'ruf. Kalau kita lihat kaidah-kaidah falsafah, itu akan membikin, membuat dirinya akan bingung.
Thoyyib, sekarang pembahasan yang berikutnya adalah,
Apa efek dari mempelajari ilmu filsafat?
Efek ini akan kita ketahui, ketika kita membaca, (bukan membaca langsung, kalau membaca langsung tentunya bahaya besar), tetapi kita melihat apa yang dinukilkan oleh para ulama dan kemudian mereka bahas pembahasan itu.
Yaitu adalah tentang masaalah kitab suci.
Mereka meyakini bahawasanya mereka setelah apa? Setelah zaman Aristoteles, mereka meyakini bahawasanya kitab-kitab suci yang dibawa oleh para nabi, itu bukan datang dari Allah.
Bahkan para nabi itu tidak mendapatkan wahyu dari Allah. Ini kata apa? para ahli falsafat setelah zaman Aristoteles.
Adapun yang sebelum-sebelumnya mereka masih mengakui. Mengakui bahawasanya para nabi itu datang dari sisi Allah ajarannya.
Adapun para ahli filsafat generasi belakangan, mereka mengatakan itu tadi. Bahawasanya para nabi itu tidak dapat wahyu dari Allah. Tetapi apa?
Para nabi itu sebenar nya adalah orang-orang terpandai di zamannya yang mereka itu terus menerus melakukan riadah, pelatihan jiwa sampai akhirnya jiwa mereka itu terbuka dan mendapatkan apa? Luapan cahaya dari al aqlil fa'al, kata mereka, akal yang hiper aktif.
Hanya saja ahli falsafat kemudian pecah didalam masaalah, apa itu akal yang hiper aktif itu?
Ada yang mengatakan, dia adalah cahaya apa? Cahaya matahari.
Ada yang mengatakan akal hiper aktif itu adalah cahaya rembulan.
Ada yang mengatakan cahaya hiper aktif itu adalah dari apa? Dari bintang-bintang. Itu kata mereka.
Kenapa? Kerana banyak dari mereka yang tidak meyakini Allah itu ada.
Itu untuk apa? Ahli falsafat setelah zaman Aristoteles.
Kerana itulah mereka meyakini para nabi itu adalah sekadar apa? Orang yang luar biasa kecerdasannya.
Makanya setelah wafatnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم, para ahli filsafat dari kalangan Muslimin, maksudnya yang menisbatkan diri kepada Islam, mereka mengatakan, memang benar bahawasanya kenabian itu putus dengan wafatnya Muhammad. Tapi kenabian yang mana? Kenabian yang sifatnya ammah, kenabian untuk orang awam.
Adapun untuk kenabian yang sifatnya khossoh, maka dia akan terus terbuka sampai hari kiamat.
Maka siapa saja orang belajar ilmu kalam dan dia riadatul nufus terus menerus, kemudian mencapai kesempurnaan kecermelangan hati, maka dia akan menjadi nabi. Itu kata mereka.
Itu menunjukkan apa? Memang mereka tidak meyakini adanya wahyu dari Allah.
Makanya, dan ini dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim رحمه الله تعالى, didalam kitab beliau Sifaul Alil diantaranya, dan juga di dalam kitab beliau Ighosotul Lahfan min Makaridis Syaitan.
Dan juga termasuk dari akidah mereka adalah, bahawasanya para malaikat itu tidak ada.
Para malaikat itu adalah hasil hayal para nabi.
Kenapa? Kerana para nabi seperti yang mereka gambarkan itu, yaitu mereka adalah orang yang banyak bersemedi. Bersemedi itu apa ya? Meditasi itu. Banyak meditasi akhirnya apa? Dia mendapatkan semacam apa? Ye tafakur. Dia mendapatkan semacam pencerahan. Nah selama dia meditasi, dia akan mendengar suara-suara. Dan ini memang diakui oleh orang-orang ahli filsafat, kalau mereka lama melakukan meditasi, mereka akan dengar suara-suara itu. Mereka katakan inilah jenis yang didapatkan oleh para nabi. Dan ini yang para nabi mengatakan wahyu, padahal itu sekadar apa? Hasil meditasi, suara-suara itu.
Kemudian kalau meditasinya itu berlanjut, maka nanti suara tadi akan terlihat jasad, akan membentuk apa? Membentuk sosok-sosok tubuh ini dan itu. Itulah, kata mereka. Itulah yang dikatakan oleh para nabi sebagai apa? Sebagai malaikat.
Jadi sebenarnya para malaikat itu tidak ada. Itu hanya apa? Kesempurnaan takhayyulat para nabi, kesempurnaan hayal para nabi saja, para malaikat itu. Sampai-sampai melihat malaikat itu terbang kesana kemari, memiliki sayap. Itu adalah hasil hayalan para nabi. Itu kata mereka.
Maka mereka juga banyak mengingkari masaalah Isra' dan Mi'raj.
Mereka mengatakan apa? Tidak benar bahawasanya Muhammad itu naik dari langit satu, kedua, ketiga sampai berjumpa dengan Allah (tapi di balik hijab tentunya bukan dengan melihat langsung). Kata mereka tidak benar, kerana tidak mungkin manusia itu naik ke atas terlampau tinggi. Tetapi yang benar, itu adalah kondisi dimana Muhammad صلى الله عليه وسلم, melakukan meditasi. Kemudian apa? Mulai apa? Terbuka kepada beliau pencerahan setahap demi setahap, naik terus, naik terus.
Itulah yang sebenarnya digambarkan sebagai Isro' dan Mi'raj. Itu sebenar hanya apa? Hasil meditasi Muhammad didalam fikiran beliau, kata mereka.
Dan yang beliau lihat, beliau katakan melihat Nabi Adam, kemudian di tingkat kedua melihat Nabi apa? Nabi Isa dan Nabi Yahya. Kemudian ditingkat yang ketiga, yaitu melihat Nabi Yusuf, yang keempat melihat Nabi Harun dan seterusnya itu, dan Nabi Idris kemudian, yang kelima Nabi Harun, yang keenam Nabi Musa, kemudian yang ketujuh adalah Nabi Ibrahim. Kata mereka itu tidak benar.
Itu hanyalah hayalan Rasulullah ketika melihat planet Nepolius, Stanus kemudian Mars, Jupiter kata mereka.
Tidak tahu dapat dari mana, hayalan-hayalan semacam itu.
Dan itulah yang diisyaratkan oleh Imam Ibnul Qayyim tentang para ahli filsafat di dalam kitab beliau Igholotus Lahfan.
Mengatakan apa? Bahawasanya para malaikat itu hanya hasil penghayalan para nabi kerana terlalu banyak semedinya itu.
Jadi apa? Malaikat itu kata mereka adalah sekadar kekuatan kebaikan didalam hati manusia, sebagaimana syaitan itu adalah kekuatan kejahatan yang didalam hati manusia. Syaitan itu tidak benar-benar ada, kata mereka.
Makanya mereka mengingkari, ahli filsafat mengingkari adanya apa? Manusia kemasukan syaitan, kemasukan jin kerana mereka itu tidak ada. Itu hanyalah apa? Apa itu namanya, urat-urat di otak yang mungkin terpelincir pelincir, itu aje katanya.
Tapi ini dibantah oleh Imam Ahmad, kalau benar bahawasanya syaitan itu tidak masuk ke dalam tubuh manusia, bagaimana yang sering kita lihat seseorang wanita yang awam, tiba-tiba berubah suaranya jadi laki-laki, pandai bahasa ini, pandai bahasa itu.
Tidak mungkin kalau itu bukan dari apa? Bukan dari jin. Menunjukkan jin itu benar-benar ada. Dan dalil-dalil yang lain yang disebutkan oleh Imam Ahmad.
Thoyyib, dan juga *termasuk dari kesesatan ahli kalam adalah, mereka meyakini bahawasanya alam semesta ini ada dengan sendirinya*, bukan Allah تعالى yang menciptakan. Karena Allah تعالى itu sama sekali tidak memiliki gerakan, kata mereka.
Dan ini kata Sheikhul Islam, berbeda jauh dengan keyakinan para ahli filsafat yang sebelum Aristoteles.
Ahli filsafat sebelum Aristoteles, mereka meyakini apa yang disebutkan oleh para nabi yaitu apa? Setelah sebelumnya alam semesta tidak ada, kemudian Allah تعالى yang menciptakannya. Kerana Rasulullah telah bersabda, apa itu?
كان الله ولم يكن معه شيء
Allah itu ada dan dalam keadaan tidak ada sesuatu apa pun yang ada bersama Dia.
ثم خلق
disebutkan, kemudian baru Allah تعالى menciptakan ini, menciptakan ini.
Menunjukkan alam semesta itu tidaklah sesuatu yang azali, yang tanpa adanya batas awal.
Bahkan sebelumnya tidak ada, kemudian Allah yang menciptakan.
Kemudian Sheikhul Islam menyebutkan, bahawasanya yang pertama kali, menyebut kan ini dari kalangan ahli filsafat adalah apa? Aristoteles, menyelisihi para apa? Qudama' dia.
*Dari Aristoteles inilah para apa? Kaum Muslimin banyak yang tertipu menjadi failosof Islam*. Meyakini bahawasanya alam semesta ini tidak ada batas awalnya, terbentuk dengan sendirinya.
Dan ini dibantah oleh para ulama dengan dalil-dalil yang sekian banyak.
Dan dikeranakan ajaran yang sesat dari para ahli falsafat itulah, (ini kalau kita bahas terlalu panjang), maka para ulama dari berbagai madzhab, mereka menentang adanya ilmu kalam ini dan memperingatkan akan bahayanya ilmu kalam ini.
Baik langsung aje kita, kita nukilkan itu.
Yang pertama adalah dari kalangan Syafi'iyyah yaitu Imam Asy Syafi'i sendiri.
Yang mana Robi' ibnu Sulaiman, asbatun nafi Syafi'i mengatakan, aku mendengar Asy Syafi'i, ketika beliau diajak diskusi oleh seseorang dari Iraq. Kemudian orang itu mulai mengeluarkan apa? Istilah-istilah kalamiyah. Maka Imam Syafi'i mengatakan,
هذا من الكلام، دعه
Ini termasuk ilmu kalam, tinggalkan itu.
Dan juga beliau mengatakan, aku dengar Syafi'i mengatakan,
لأن يبتلي الله المرء بكل ذنب نهى الله عنه ما عدا الشرك خير له من الكلام
Sungguh, seandainya Allah itu menimpakan bencana kepada seseorang dengan seluruh dosa yang Allah larang kecuali syirik,
خير له من الكلام
itu lebih baik bagi dia daripada dia terkena ilmu kalam.
Dan atsar Asy Syafi'i ini diriwayatkan oleh Imam al Lalika'i dalam Syarah Usul I'tiqad Ahlus Sunnah wal Jamaah, dengan sanad yang sohih tapi agak panjang memang, tapi sanadnya sohih.
Dan kita mendapatkan sanad yang sangat pendek sekali yaitu dalam Kitab Adabus Syafi'i dari Ibnu Abi Hatim. Sanadnya sangat pendek dan sangat tinggi. Sanadnya sohih.
Juga Imam Asy Syafii mengatakan apa itu?
رأيي ومذهبي في اصحاب الكلام
Pendapatku dan madzhabku tentang ahlul kalam itu,
أي يضربوا بالجريد
Hendaknya mereka itu dipukuli dengan pelepah kurma,
ويجلسو على الجمال
Dan hendaknya mereka itu didudukkan diatas unta,
ويطاف بهم بالعشائر والقبائل
Dan hendaknya mereka itu dibawa keliling di perkampungan-perkampungan dan qabilah-qabilah
وينادي عليهم
Dan diteriakkan kepada mereka
هذا جزاء من ترك الكتاب والسنة
Ini adalah balasan bagi orang yang meninggalkan AlQuran dan Sunnah,
وأخذ بالكلام
Dan mengambil ilmu kalam.
Atsar Imam Syafii ini diriwayatkan oleh Abu Nu'aim Asfahani dalam Hilyatul Auliya' dan atsar ini adalah hasan. Sanadnya hasan.
Kemudian juga dari Imam Abu Amr ibnu Solah, mujadidnya para Syafi'iyah. Ketika beliau ditanya tentang orang yang menyibukkan diri dengan ilmu mantik dan ilmu filsafat, beliau mengatakan,
الفلسفة أس السفه والانحلال
Bahawasanya falsafah itu sumber kebodohan dan sumber إنحلال, inhilal adalah orang jadi keluar dari agama.
ومادة الحيرة والضلال
Dan dia adalah bahan, seseorang menjadi kebingungan dan kesesatan.
ومسار الزيغ والزندقة
Dan dia itu yang mengobarkan penyelewengan dan zandaqah yaitu kemunafikan.
ومن تفلسف عميت بصيرته عن محاسن الشريعة
Orang yang belajar ilmu filsafat, nanti mata hatinya akan menjadi buta terhadap keindahan-keindahan syariat ini.
المؤيدة بالبراهين
Yang telah didukung oleh bukti-bukti
من تلبس بها قارنه الخذلان والحرمان
Barangsiapa biasa bergabung dengan filsafat, maka dia akan terus di iringi oleh alkhudlan, yaitu apa? Di telantarkan oleh Allah والحرمان, terhalangi dari ilmu yang benar.
Thoyyib.
واستحوذ عليه الشيطان
Dan dia nanti akan dikuasai oleh syaitan,
وأظلم قلبه عن نبوة محمد صلى الله عليه وسلم
Dan hatinya akan gelap dari kenabian Muhammad صلى الله عليه وسلم.
Kerana dia merasa apa? Mungkin dirinya itu untuk menjadi nabi juga. Thoyyib. Sampai pada ucapan beliau,
(إلى قوله) واستعمال الاصطلاحات المنطقية في مباحث الأحكام الشرعية من المنكرات المستبشعة..الخ
Dan menggunakan istilah-istilah mantiq didalam pembahasan-pembahas hukum syar'i, itu termasuk perkara-perkara yang mungkar yang sangat buruk. Dan itu ucapan selanjutnya bagus sekali kata beliau.
Dan wajib kata beliau, para pemerintah semoga Allah memuliakan mereka, kata beliau disini. Bagus kalamnya, Untuk apa? Untuk menghilangkan dari kaum Muslimin gangguan-gangguan filsafat tadi. Dan untuk mengeluarkan para ahli filsafat itu dari sekolah-sekolah dan menjauhkan mereka. Ini fatwa dari para aimmah Syafi'iyyah.
Dan ini juga tokoh bagus sekali dari Imam Yahya bin Abdul Khair al Amroni asy Syafi'i, ulama tahun berapa, 550 Hijriyah itu. Terlalu panjang kalau kita baca, intinya ini adalah apa? Ini adalah fatwa dari a'immah sendiri.
Dan juga dari kalangan para ulama' Malikiyah, yaitu Imam Ibnu Abdil Barr رحمه الله تعالى.
Imam Ibnu Abdil Barr di dalam kitab beliau Jami' Bayanil Ilm, beliau mengatakan,
أجمع أهل الفقه والاثار
Para ulama ahli fiqih dan atsar
من جميع الأمصار
Dari seluruh negeri, mereka sepakat,
أن أهل الكلام أهل البدع والزيغ
Bahawasanya ahli kalam itu adalah ahlul bida' dan orang-orang yang menyeleweng.
وجع ولا يعدون عند الجميع في طبقات الفقهاء.
Menurut para ulama semuanya, ahli kalam itu tidak terhitung termasuk dari tingkatan para fuqoha.
وإنما العلماء
Ulama itu siapa?
أهل الأثر والتفقه فيه
Yaitu orang-orang yang ahli atsar, ahli dalil dan mempelajari dalil-dalil tadi, atsar yaitu hadith-hadith dan riwayat para salaf, itu namanya atsar.
Ini sebagaimana dalam kitab Jami' Bayanil Ilm wal Fadlih.
Adapun kalam Sheikhul Islam Ibnu Taimiyah terlalu banyak, kita nukilkan dakwa dan juga yang berikutnya.
Thoyyib, dan pembahasan ini juga disebutkan oleh Sheikhul Islam di Majmu' Fatawa tentang masaalah apa? Bahayanya ilmu kalam.
Bukan dari kalam beliau sendiri tapi menukilkan dari para aimmah yang banyak. Makanya para ulama yang sudah terkena ilmu kalam, tapi menjelang matinya Allah memberikan taufiq, mereka sendiri mengatakan apa?
نهايه إقدام العقول عقال وأرواحنا في وحشه من جسومنا
Bahawasanya puncak dari kemajuan akal adalah kebingungan dan jiwa-jiwa kami itu meranggak, yaitu apa, merasa kesepian di dalam badan-badan kami.
Kalimat-kalimat bagus di nukilkan oleh Ulama Islam dari ucapan para ulama ahli kalam yang bertaubat itu.
Dan juga di nukilkan oleh siapa? Imam As Son'ani رحمه الله تعالى.
Thoyyib, adapun pertanyaan sebahagian ikhwah tentang Ibnu Sina, dan dia adalah apa? Termasuk pembawa ilmu kalam terbesar di umat ini.
Thoyyib. Sekarang apa ucapan para aimmah tentang Ibnu Sina ini?
Sheikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata tentang Ibnu Sina, beliau mengatakan Ibnu Sina itu Ar Rofidhi. Dia adalah orang Rofidhi Turnuqi.
Rofidhi, ma'ruf, yaitu apa? Syiah yang berlebihan itu dan Turnuqi yaitu ahli apa, ahli Batiniyah, kebatinan.
Ibnu Sina ini mencaci sahabat dan meremehkan mereka.
Thoyyib, kemudian yang berikutnya. Ini tidak urut ye.
Imam Ibnul Qayyim رحمه الله, ketika berbicara tentang Ibnu Sina di dalam kitab beliau, Ighosatul Lahfan, beliau mengatakan Ibnu Sina adalah,
إمام الملحدين
yaitu pemimpin para Munafiqun. Ini adalah Ibnu Sina.
Dan itu yang orang-orang berusaha menutupi hakikatnya.
Kemudian Imam Abu Amr Ibnu Solah dari Shafi'iyah. Ini bahkan berat. Ini bukan ucapan kita. Bahkan apa, ini ucapan para a'immah Syafi'iyah.
Abu Amr Ibnu Solah, di dalam fatwa beliau, yang pertama halaman mukasurat 209,
ابن سنا كان الشيطان من شياطين الإنس
Ibnu Sina ini adalah syaitan dari syaitan-syaitan manusia.
Imam Dzahabi, walaupun beliau itu sangat lembut bahasanya Imam Dzahabi itu. Beliau mengatakan,
Aku tidak tahu dia meriwayatkan sedikit saja dari ilmu.
Seandainya dia meriwayatkan ilmu, tidak halal kita mengambil riwayat dari dia.
Kerana dia adalah ahli filsafat di dalam alirannya.
Dia adalah orang yang sesat.
Thoyyib, bahkan Ibnu Hajar. Siapa yang tidak kenal Ibnu Hajar? Pengarang kitab apa itu? Fathul Bari, Bulughul Maram. Yang banyak di ambil oleh kaum Muslimin.
Apa kata Ibnu Hajar? Ibnu Hajar mengatakan,
Semoga Allah tidak meredhoi dia.
Ini kalimat besar, yang banyak orang tidak tahu. Bagaimana orang tidak tahu. Bahkan mengagungkan Ibnu Sina.
Imam Ibnu Bazz رحمه الله تعالى, ditanya tentang Ibnu Sina. Beliau mengatakan,
Tidak pantas bagi kaum muslimin untuk menamakan, apa namanya itu, pondok-pondok dia atau menamakan kedai-kedai dia dengan nama Ibnu Sina atau Al Farobi. Semoga Allah menghinakan dia. Ini fatwa dari beliau.
Ibnu Sina ni siapa si? Namanya Al Hussein bin Abdillah. Dan disebutkan di dalam biografi nya, dia ini bersemangat untuk apa, menjadikan murid-muridnya jangan hafal Al Qur'an, tapi hendaknya dia menghafal kitab apa itu, Ikhwanus Sofah.
Dan dia itu yang mengarang kitab Syifa', padahal kitab Syifa' ini yang menghancurkan siapa? Abu Hamid al Ghozali, menyebabkan dia jadi rosak sebagai mana di ucapkan oleh murid-murid beliau.
Yang merosak Abu Hamid al Ghozali adalah kitab Asy Syifa' punya nya Ibnu Sina.
Thoyyib, dan ada beberapa perkara yang lain tapi إن شاء الله, cukup ini fatwa dari para imam yang lain.
إلى هنا والله تعالى اعلم
Tapi yang tidak tahu sejak kecil disuruh mereka apa? Gembira dengan Ibnu Sina. Mereka tidak tahu masaalah ini.
Al Farabi? Al Farabi hampir sama, kata para ulama, Al Farabi ini lebih buruk seperti mana yang dijelaskan oleh apa, dijelaskan oleh Ibnul Jauzi. Kerana apa? Kerana dia sangat halus. Lebih halus dari Ibnu Sina, tetapi,. dengan kehalusan nya itu dia memasukkan apa? Memasukkan racunnya itu. Dan dia memang ahli apa, di dalam masaalah main muzik.
Di sebutkan dalam biografi nya, kalau dia ingin membuat orang tertawa, mungkin dengan muzik nya itu orang jadi tertawa. Begitu tertawa, muziknya dirubah, nanti semuanya menangis. Itu keahlian dia. Keahlian yang tidak bermenafaat.
والله اعلم
Sumber Channel Telegram: soaljawab_sheikhabufairuz