Tentang ucapan R.I.P
Soalan:
Apabila seseorang kematian ya, maksud ana orang KAFIR, cuma terkenal ke orang tak terkenal ke. Sebahagian daripada kaum Muslimin, mereka mengucapkan takziah dalam masa yang sama, mereka mengucapkan seperti mana orang kafir mengucapkan yaitu, REST IN PEACE.
Kalau dalam Bahasa Melayu nya, SEMOGA TENANG DISANA. Boleh Sheikh bagi dia punya pencerahan tentang ini.
Toyyib, Allah سبحانه وتعالى telah berfirman,
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَن يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَىٰ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ (113)
Yaitu apa?
Tidak layak bagi nabi dan orang-orang yang beriman untuk memohonkan pengampunan bagi orang-orang musyrik walaupun itu sanak kerabat mereka sendiri, (saudara mereka sendiri), apabila telah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang tadi adalah penghuni neraka Jahim.
Apa makna sudah jelas di sini? Bahwasanya mereka penghuni neraka Jahim yaitu mati kafir.
Hukum zohirnya, kita tidak tahu isi batin dia, tapi hukum zohirnya dia mati sebagai orang Kristian, atau Yahudi atau orang ..tidak tahu apa agama-agama yang lain itu, Buddha, Hindu, Shinto.
Kalau seperti itu, kita tidak boleh memohonkan pengampunan, memohonkan rahmat dan sebagainya. *Itu tidak boleh.*
Dan kalau kita bilang *REST IN PEACE*, itu hakikatnya itu adalah suatu penipuan atau menyelisihi akidah kita.
Karena akidah kita menunjukkan orang yang mati dalam keadaan kafir, mereka itu adalah putus asa karena disiksa terus.
Apa itu?
Sebagaimana orang-orang kafir telah putus asa, dari kalangan penghuni kubur.
Jadi kalau mati kafir, di dalam kubur dia disiksa, tidak ada yang namanya perdamaian. Dia cuma akan didatangi malaikat-malaikat yang keras, yang ganas dan bengis.
Tidak ada perdamaian di situ. Bagaimana kita bilang *REST IN PEACE*.
Itu menipu mereka, atau malah justru kita menentang akidah kita sendiri. Maka itu tidak boleh.
Toyyib. Dan juga apa? Bahwasanya ucapan, ucapan macam itu, ucapan belasungkawa dan sebagainya. Itu adalah menunjukkan mawadah. Adanya rasa cinta.
Karena di antara bukti cinta, adalah kita gembira dengan kegembiraan orang itu, dan kita sedih dengan kesedihan orang itu.
Dan belasungkawa berarti ikut sedih. Kenapa kita ikut sedih? Sementara Rasulullah bersabda dalam hadis Muttafaqun Alaih dari Abi Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah bersabda,
Ada yang gembira, ada yang sudah rehat, ada yang orang lain yang rehat dari dia.
Sahabat tanya, siapa itu mustaris, siapa mustarahun minhu? Maka Rasulullah mengatakan,
Orang mukmin kalau dia mati dia rehat dari keletihan dan kepenatan dunia.
Orang kafir kalau dia mati, maka apa? Para hamba dan juga tanaman-tanaman, haiwan-haiwan, semuanya rehat dari kejahatan dia.
Jadi kita harusnya gembira kalau orang kafir mati, bukan malah ikut bersedih, ikut berbelasungkawa, turut berduka cita, itu tidak boleh.
Baik, harus apa? Harus ada wala dan bara yang betul di situ. Kita baro' berlepas diri.
Maka apa? Rasulullah menyuruhkan apa? Dalam hadis yang di Sahihul Musnad itu, kita mengatakan,
إستبشروا بالنار
Kita ucapkan itu saja belum tentu berani.
Toyyib, perintahnya itu, yaitu apa? "Bergembiralah dengan api neraka". Bukan malah, Rest in Peace.
والله اعلم
Itu kalau orangnya sudah dimakamkan, disuruh mengucapkan seperti itu.
Kita disuruh mengucapkan orang yang dikubur itu seperti itu, orang kafir itu. Di perkuburan mereka.
Kalau kita tidak berani itu. Paling tidak jangan ikut sedih juga dengan kesedihan, dengan kematian orang tadi.
والله اعلم.
Powered by Todorant
Sumber Channel Telegram: soaljawab_sheikhabufairuz