Bab Dua: Fatwa-fatwa Ulama Tentang Tidak Bolehnya Ikhwah Di Indonesia Saling Menghantam Dengan Memakai Risalah Yang Asalnya Adalah Untuk Membantah Ahli Bid’ah
Bab Dua: Fatwa-fatwa Ulama Tentang Tidak Bolehnya Ikhwah Di Indonesia Saling Menghantam Dengan Memakai Risalah Yang Asalnya Adalah Untuk Membantah Ahli Bid’ah
Berikut ini adalah fatwa dari sebagian ulama tentang kasus dipergunakannya buku-buku yang membantah ahli bid’ah lalu dipakai untuk para Salafiyyin menghantam Salafiyyin yang lain.
Pertama: Fatwa Fadhilatusy Syaikh Abdul Hamid Bin Yahya Al Hajuriy حفظه الله
Saya bertanya kepada Fadhilatusy Syaikh Abu Muhammad Abdul Hamid Bin Yahya Bin Zaid Al Hajuriy Az Zu’kuriy حفظه الله:
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
Semoga Allah memuliakan Anda wahai Syaikh kami yang agung Abu Muhammad. Saya mohon sangat-sangat diberi udzur atas kesusahan yang saya timbulkan karena pertanyaan ini.
Anda telah mengetahui apa yang telah Allah tetapkan untuk si pelajar ini (pengarang risalah ini sendiri –pen) yang berupa: kesungguhan dia untuk berpegang teguh dengan pengarahan para ulama –disertai dengan pengakuan si pelajar ini akan masih banyaknya kekurangan dirinya-, kemudian Allah memudahkannya untuk menulis beberapa buku sederhana di dalam membantah sebagian hizbiyyin.
Lalu para ikhwah Salafiyyin Tsabitin di negaranya; mereka berselisih pendapat di beberapa permasalahan sebagaimana telah Anda ketahui. Selanjutnya sebagian pihak dari mereka mengambil beberapa penukilan dan ungkapan saya yang saya pakai untuk melawan para hizbiyyin; lalu para ikhwah tadi menjadikannya sebagai panah untuk menghantam pihak kedua. Dan si pemakainya menisbatkan penukilan dan ungkapan tadi kepada sebagian buku saya –sebagai bentuk amanah ilmiyah-. Namun akibatnya adalah: pihak kedua merasa jengkel terhadap perbuatan-perbuatan tadi sehingga menuntut saya untuk menentukan sikap di dalam perselisihan dan fitnah-fitnah tersebut.
Maka: apakah boleh saya mengidzinkan mereka (pihak pertama) melakukan itu ataukah tidak? Telah diketahui bahwasanya setiap pihak dari para ikhwah yang berselisih tadi mampu untuk menggunakan sebagian dari risalah saya yang saya arahkan terhadap hizbiyyin; untuk memukul pihak lainnya yang mereka hukumi telah menempuh cara-cara hizbiyyin.
Saya sendiri terus-menerus di dalam kerja keras untuk setia berpegang teguh dengan wasiat para ulama untuk tidak ikut campur di dalam perpecahan para ikhwah Salafiyyin Tsabitin.
Maka apa pandangan Anda? Arahkanlah saya, semoga Allah mendapatkan pahala. Semoga Allah memuliakan Anda dan membalasi Anda dengan pahala yang terbaik.
Lalu beliau حفظه الله menjawab:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.
Semoga Allah memeliharamu wahai Abu Fairuz. Dan Aku memohon kepada Allah agar memberimu taufik, kelurusan dan pertolongan.
Wahai saudaraku, sebagaimana yang engkau katakan: setialah kepada bimbingan para ulama. Mereka itu lebih tahu tentang fitnah-fitnah, penyebab-penyebabnya dan hasil-hasilnya. Fitnah yang terjadi di antara kalian atau di antara sebagian dari kalian; telah banyak ulama yang masuk mengurusi itu di sisi Syaikh kita Yahya, dan para ulama yang pergi ke negara tersebut.
Dan kami memandang bahwasanya para ikhwah semuanya ada di atas Sunnah dan Salafiyyah disertai adanya kekeliruan yang tidak ada seorangpun yang selamat darinya; di sebagian masalah amaliyah ataupun bisa jadi juga ilmiyah.
Setiap masalah diobati sesuai dengan kadarnya.
Dan engkau jika ada tuntutan yang mengharuskan, terangkan sikapmu: Bahwasanya ucapanmu terhadap orang yang wajib dihizbikan dan jelas kesesatannya, ucapan tersebut tidak boleh diterapkan kepada para Salafiyyin, baik secara terperinci ataupun secara global, karena tidak ada satu ucapanpun jika seseorang menilai saudaranya dengan penilaian yang tidak baik kecuali pastilah dia akan mendapatkan ucapan tadi layak diterapkan kepada saudaranya itu.
Dan hendaknya kita semua berada di dalam barisan pendamaian baik itu urusan agama ataupun keduniaan, kecuali jika kita tidak mampu menghalangi keluarnya saudara kita dari Salafiyyah karena sesuatu yang jelas, terang dan gamblang, maka ketika itulah (baru memakai nash-nash tadi –pen). Adapun perkara-perkara semacam tadi; maka kami tidak memandang hal itu mengeluarkannya dari Salafiyyah dan tidak memasukkannya ke dalam bid’ah (menjadi mubtadi’ –pen). Dan hanya Allah sajalah tempat kita memohon pertolongan.
(Penukilan selesai).
-----------------
Kedua: Fatwa Fadhilatusy Syaikh Abdurraqib Bin Ali Al Kaukabaniy حفظه الله
Saya bertanya kepada Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrahman Abdurraqib Bin Ali Al Kaukabaniy حفظه الله tentang hal itu, maka beliau حفظه الله menjawab:
وعليكم السلام ورحمن ورحمة الله وبركاته.
Semoga Allah memberimu penghormatan wahai Syaikh yang utama Abu Fairuz.
Tentang perkara yang engkau sebutkan di dalam pertanyaan tadi, maka engkau telah menyebutkan jawabannya di dalam kandungan pertanyaan tersebut, yaitu: usahamu yang terdahulu bahwasanya engkau berada di dalam kerja keras untuk tetap berpegang teguh dengan wasiat-wasiat para ulama.
Engkau harus banyak mendoakan kebaikan untuk saudara-saudaramu agar mereka bersatu kembali dan membuang perselisihan dan mengupayakan perdamaian di antara mereka dengan apa yang diwasiatkan oleh para ulama. Dan Allahlah Yang Memberikan hidayah kepada kebenaran dan persatuan di atasnya. Dan hanya Allah sajalah tempat kita memohon pertolongan.
Sesungguhnya perkara yang engkau alami itu wahai Abu Fairuz, adalah sama dengan perkara yang kami alami juga ketika kami turun berdakwah dan perkara tadi membuat kami susah tidur. Dan setiap kali kami ingin duduk di suatu majelis hukum dan keputusan terhadap persengketaan-persengketaan para ikhwah; kami mengingat ucapan Syaikh kami وفقه الله : “Satukanlah oleh kalian, dan jangan kalian memecah-belah”, karena mereka semua menurut beliau adalah Ahlu Sunnah, hanya saja setan yang menghasung permusuhan di antara mereka.
Yang selanjutnya hendaknya engkau menempuh rute perdamaian bersama saudara-saudaramu, dan dorongan untuk saling memaafkan, bersabar dan menutup mata atas sikap buruk pihak lain, serta lebih mengutamakan kemaslahatan dakwah.
Bisa jadi di antara dua pihak yang bersengketa itu ada kezhaliman, sebagian ikhwah lebih jujur daripada yang lainnya, dan lebih setia kepada dakwah daripada yang lainnya, akan tetap perkara tadi terkadang Allah nampakkan seiring dengan pergantian hari dan perbedaan waktu, maka ketika itulah kita akan memahami dengan baik makna ucapan Al Imam Malik: “Sesuatu yang dikerjakan karena Allah itu akan tetap kekal”. Dan ketika itulah semakin bertambah kecintaan orang-orang kepada pihak yang jujur, dan kepercayaan mereka semakin bertambah kepada jalan hidup dia.
Kalau bukan karena ujian ini niscaya orang tadi tidak mencapai kedudukan tersebut. Dan perkataan ini aku berikan untukmu secara khusus dikarenakan aku tahu tentang perkara yang menyebabkan engkau berada pada posisi yang susah tadi.
(Penukilan selesai).
-----------------
Ketiga: Fatwa Fadhilatusy Syaikh Zayid Bin Hasan Al Wushabiy حفظه الله
Saya bertanya kepada Fadhilatusy Syaikh Abu Abdillah Zayid Bin Hasan Al Wushbiy حفظه الله tentang hal itu, maka beliau حفظه الله menjawab:
وعليكم السلام ورحمن ورحمة الله وبركاته.
Semoga Allah memberikan keberkahan padamu wahai Syaikh Abu Fairuz. Dan semoga Allah memeliharamu.
Aku memandang hendaknya engkau menghubungi kedua belah pihak, secara sendiri-sendiri, dan engkau mewasiatkan kepada mereka agar bertakwa kepada Allah, mewasiatkan untuk saling menjaga persaudaraan, saling bersatu, saling mencintai dan bersaudara. Iya.
Adapun tentang risalah-risalahmu, maka janganlah mereka menjadikannya sebagai sarana di mana setiap pihak memakainya untuk menjadi senjatanya. Tidak boleh. Dan juga termasuk ucapan yang perlu engkau katakan kepada mereka adalah: “Para masyayikh ada bersama kita semua, ada bersama kita orang yang kita merujuk kepada mereka di sebagian perselisihan kita yang perlu kita rujukkan kepada mereka. Dan yang terdepan dari mereka adalah Syaikh kita Yahya حفظه الله. Tidak layak setiap orang maju ke depan dan mengikat orang lain ke dalam kelompoknya. Itu tidak layak. Iya”.
Dan nasihati mereka semampumu, semoga Allah memberkahi kalian. Dan insya Allah nasihatmu punya kebaikan dan diterima, dengan seidzin Allah. Kami memohon kepada Allah agar memberikan taufik pada kalian dan menolong kalian.
(Penukilan selesai).
-----------------
Keempat: Fatwa Fadhilatusy Syaikh Thariq Bin Muhammad Al Khayyath Al Ba’daniy حفظه الله
Saya bertanya kepada Fadhilatusy Syaikh Abu Abdillah Thariq Bin Muhammad Al Khayyath Al Ba’daniy حفظه الله tentang hal itu, maka beliau حفظه الله menjawab:
وعليكم السلام ورحمن ورحمة الله وبركاته.
Semoga Allah memberikan penghormatan pada kalian. Tiada keraguan bahwasanya orang yang menginginkan kebenaran; dia akan mendapatkannya dan diberi taufik kepada kebenaran tadi jika Allah ingin memberinya taufik. Dan tentang perselisihan-perselisihan semacam ini Allah ta’ala berfirman:
﴿وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا﴾ [النساء : 83].
“Dan jika datang pada mereka suatu perkara dari keamanan atau ketakukan, mereka menyebarluaskannya. Seandainya mereka mengembalikannya kepada Rosul atau kepada ulil amr dari mereka, niscaya hal itu akan diketahui oleh orang-orang yang mampu mengambil pelajaran di antara mereka. Sekiranya bukan karena karunia dari Allah dan rahmat-Nya kepada kalian; niscaya kalian sudah mengikuti setan kecuali sedikit dari kalian”.
Maka perkara-perkara yang diperselisihkan, dan kerumitan-kerumitan itu harus ditulis di kertas, dan dikirimkan kepada Syaikh kita Yahya Al Hajuriy حفظه الله, dengan perantaraan WhatsApp milik akh Tsabit Al Hadhramiy dan diserahkan kepada Syaikh. Dan dengan seidzin Allah hilanglah perselisihan dan terkalahkanlah kebatilan dan pelakunya. Dan segala puji bagi Allah.
(Selesai).
Selanjutnya Abu Fairuz وفقه الله bertanya: Semoga Allah membalasi Anda dengan pahala terbaik wahai Syaikhku yang mulia Abu Abdillah. Apa yang harus saya katakan kepada orang yang memakai kitab-kitab saya untuk memukul pihak kedua yang sama-sama Salafiyyin Tsabitin?
Maka Asy Syaikh Thariq Al Ba’daniy حفظه الله menjawab: “Kebenaran harus dipakai untuk melayani kebenaran, bukan untuk memukul kebenaran. Ingatkanlah mereka dengan nama Allah, dan nasihatilah mereka untuk bertakwa kepada Allah dan memurnikan diri untuk kebenaran, dan bahwasanya perbuatan tadi tidaklah benar. Dan katakan kepada mereka: Kita angkat masalah kalian itu kepada Syaikh Yahya, dan beliau yang akan mengarahkan kita semua kepada perkara yang di dalamnya ada kebaikan. Nomor Tsabit Al Hadhramiy adalah: (777937437)”.
(Penukilan selesai).
-----------------
Kelima: Fatwa Fadhilatusy Syaikh Husain Bin Mahmud Al Hathibiy Al Yafi’iy حفظه الله
Saya bertanya kepada Fadhilatusy Syaikh Abu Mu’adz Husain Bin Mahmud Al Hathibiy Al Yafi’iy حفظه الله tentang hal itu, maka beliau حفظه الله menjawab:
وعليكم السلام ورحمن ورحمة الله وبركاته.
Semoga Allah memberikan penghormatan padamu wahai Abu Fairuz, semoga Allah memeliharamu dan saudara-saudara kita di negara Indonesia dan yang lainnya. Semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu.
Apabila orang-orang yang berselisih itu semuanya ada dari Ahlussunnah, hanya saja setan menghasung permusuhan di antara mereka, dan fitnah memasuki mereka, dan bisa jadi sebagian dari mereka berdalilkan dengan buku-bukumu, maka hendaknya engkau mengeluarkan keterangan bahwasanya kitab-kitab ini adalah untuk menolong kebenaran dan menolong Sunnah, dan bukan untuk menolong perpecahan.
Buatlah nasihat umum untuk saudara-saudaramu bahwasanya mereka hendaknya bersatu di atas Al Kitab dan As Sunnah, bergabung di atas Al Kitab dan As Sunnah, dan janganlah mereka memanfaatkan perkara-perkara semacam ini untuk saling memukul, dan bahwasanya setan bersemangat untuk membuat perpecahan di antara Ahlussunnah di manapun mereka berada.
Baik. Buatlah nasihat umum dan janganlah engkau membuat jalan untuk mereka menjadikanmu bergabung kepada pihak tertentu, selama mereka semua adalah dari Ahlussunnah. Semoga Allah memberikan keberkahan padamu.
(Penukilan selesai).
-----------------
Keenam: Fatwa Asy Syaikh Al Mifdhal Muhammad Bin Muhammad Bin Husain Al Hajuriy حفظه الله
Saya bertanya kepada Asy Syaikh Al Mifdhal Abu Abdirrahman (Abu Dahdah) Muhammad Bin Muhammad Bin Husain Al Hajuriy حفظه الله tentang hal itu, maka beliau حفظه الله menjawab:
وعليكم السلام ورحمن ورحمة الله وبركاته.
Kukatakan: semoga Allah memberikan pahala yang terbaik dan memberikan keberkahan padamu. Dan semoga Allah memberikan kepada kami dan dirimu adab dan ketawadhu’an yang baik.
Adapun tentang perkara yang engkau sebutkan, maka keselamatan untukmu dan untuk dakwahmu adalah: engkau menjauh sejauh-jauhnya dari perkara-perkara yang mereka perselisihkan; karena perselisihannya masih di antara Ahli Sunnah, dan karena perselisihannya sebagaimana yang kami ketahui sebelumnya: boleh jadi disebabkan karena perkara pribadi, atau kurangnya ilmu, atau kurangnya pemahaman terhadap ilmu, atau kurangnya pemahaman terhadap perselisihan dan sikap di antara sesama Ahlussunnah dan para penuntut ilmu.
Maka aku memandang bahwasanya menjauh itu lebih baik untukmu. Dan jika engkau ingin menulis tentang ini maka tulislah beberapa baris bahwasanya engkau tidak masuk ke dalam perselisihan itu, dan engkau tidak mengkritik siapapun tentang itu. Engkau berkata misalkan: “Saya melihat sebagian dari saudara-saudara saya para pencari ilmu dan sunnah mengambil sebagian dari buku yang saya kumpulkan untuk membantah ahli batil dan menggunakan itu membantah saudara-saudara saya dari para pencari ilmu dan sunnah juga. Pdahal saya hanyalah mengumpulkan itu untuk membantah ahli batil dari kalangan ahli bida’. Dan saya menasihatkan saudara-saudara saya agar saling menyayangi dan merasa diawasi oleh Allah ta’ala”. Dan cukuplah itu.
Dan boleh jadi akan terjadi bantahan dan kiriman surat-surat dari sana dan sini. Jika itu terjadi, maka berpalinglah engkau darinya dan jangan terseret bersama mereka. Semoga Allah memberimu pahala yang terbaik.
(Selesai penukilan).
-----------------
Ini adalah nasihat yang ringkas dari saya, sebagai pelaksanaan semampunya dari nasihat para ulama.
والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.
سبحانك اللهم وبحمدك لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوبك إليك.
والحمد لله رب العالمين.
Malaysia, 19 Syawwal 1440 H
-----------------
والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.
سبحانك اللهم وبحمدك لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوبك إليك.
والحمد لله رب العالمين.
Malaysia, 19 Syawwal 1440 H
-----------------
(“Nasihat Ikhwah: Jangan Menyerang Sesama Ahli Sunnah Dengan Buku Yang Ditujukan Kepada Ahli Bid’ah” | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Jawiy)
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy