Bagaimanakah cara untuk mewujudkan keikhlasan kepada Allah ta’ala semata?
Catatan kaki penulis ( Abu Fairuz ) :Untuk pemesanan klik gambar
Bagaimanakah cara untuk mewujudkan keikhlasan kepada Allah ta’ala semata?
Al Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata: “Tidak akan berkumpul di dalam hati: keikhlasan dan kesukaan untuk dipuji dan disanjung serta kerasukan pada apa yang dimiliki manusia, kecuali seperti terkumpulnya air dan api, bersatunya dhabb (sejenis biawak pemakan tanaman) dan ikan paus. Jika jiwamu mengajakmu untuk ikhlas; maka hadapilah yang pertama kali itu sikap rakus, lalu sembelihlah kerakusan tadi dengan pisau keputusasaan. Dan hadapilah pujian dan sanjungan, lalu zuhudlah terhadap keduanya sebagaimana zuhudnya (merasa tidak perlu) para perindu dunia terhadap Akhirat. Jika mudah saja bagimu untuk menyembelih kerakusan dan untuk zuhud terhadap sanjungan dan pujian; mudahlah bagimu untuk ikhlas.
Jika engkau bertanya: “Apakah cara yang memudahkan saya untuk menyembelih sikap tamak dan mewujudkan kezuhudan terhadap sanjungan dan pujian?”
Aku menjawab: Adapun menyembelih ketamakan, maka hal itu akan mudah bagimu jika engkau tahu secara yakin bahwa tidak ada satu perkarapun yang layak untuk diinginkan kecuali perbendaharaannya itu ada di tangan Allah semata, tidak dikuasai oleh pihak lain. Dan tidak ada yang mampu selain Allah untuk memberikan isinya sedikitpun pada seorang hamba.
Adapun kezuhudan terhadap sanjungan dan pujian, maka hal itu akan mudah bagimu jika engkau tahu bahwasanya tiada siapapun selain Allah semata yang pujiannya itu mampu memberikan manfaat dan menghiasi orang lain. Dan tiada siapapun selain Allah semata yang celaannya itu mampu untuk membahayakan dan memperburuk orang lain. Sebagaimana kisah seorang badui yang berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya pujian saya itu akan mendatangkan keindahan, sedangkan celaan saya itu akan mendatangkan keburukan”. Maka Nabi ﷺ bersabda: “Itu adalah Allah”.
Maka zuhudlah engkau terhadap pujian orang yang tidak akan memperbagus dirimu dan celaan orang yang tidak akan memperburuk dirimu, dan berminatlah pada pujian Dzat Yang mana segala kebagusan itu ada pada pujian-Nya, dan segala keburukan itu ada pada celaan-Nya. Dan engkau tidak akan mampu untuk itu kecuali dengan kesabaran dan keyakinan.
Maka kapan saja engkau kehilangan kesabaran dan keyakinan; jadilah engkau bagaikan orang yang ingin bepergian jauh di lautan tanpa memakai kapal. Allah ta’ala berfirman:
﴿فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ الله حَقٌّ وَلا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لا يُوقِنُونَ﴾.
“Dan bersabarlah engkau, sesungguhnya janji Allah adalah benar, dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan dirimu”.
Dan Allah ta’ala berfirman:
﴿وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآياتِنَا يُوقِنُونَ﴾.
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar, dan mereka itu senantiasa meyakini ayat-ayat Kami”.
(Selesai dari “Al Fawaid”/ hal. 221-222/cet. Ar Rusyd).
-----------------
(“At Ta’aliqur Rasyidah ‘Ala Wasailis Sa’diyl Mufidah Lil Hayatis Sa’idah” (Judul bebas: “Sarana Menggapai Hidup Bahagia”)| Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy