menunggalkan peribadatan dan memperbaiki niat untuk Allah ta’ala
Catatan kaki penulis ( Abu Fairuz ) :Untuk pemesanan klik gambar
Sesungguhnya sebab yang paling besar bagi kebahagiaan hati dan keberuntungan hidup adalah: menunggalkan peribadatan dan memperbaiki niat untuk Allah ta’ala, maka kita wajib mengikhlaskan amalan hanya untuk Allah جل جلاله semata.
Al Imam Ibnun Nahhas Ad Dimasyqiy رحمه الله berkata:
“Maka hendaknya seseorang itu merealisasikan maksud dan memerdekakan niatnya, serta memeriksa diri sendiri sebelum datangnya Hari Perjumpaan:
﴿يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لَا يَخْفَى عَلَى الله مِنْهُمْ شَيْءٌ﴾ [غافر: 16].
“(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan”.
﴿يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ * فَمَا لَهُ مِنْ قُوَّةٍ وَلَا نَاصِرٍ﴾ [الطارق: 9، 10].
“Pada hari dinampakkan segala rahasia, maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong”.
Maka hendaknya dia mengetahui bahwasanya Yang Maha Memeriksa itu tidaklah ada satu dzarrahpun sesuatu yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya, dan Dia mengetahui mata yang berkhianat dan apa saja yang dirahasiakan oleh dada”. (“Tanbihul Ghafilin Fil Amri Bil Ma’ruf Wan Nahyi ‘Anil Munkar”/hal. 75).
-----------
(“At Ta’aliqur Rasyidah ‘Ala Wasailis Sa’diyl Mufidah Lil Hayatis Sa’idah” (Judul bebas: “Sarana Menggapai Hidup Bahagia”)| Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy