Biografi Abdurrahman Ibnul Jauzi رحمه الله تعالى - Imam Adz Zahabi di dalam Siyar Alam an Nubala.
Biografi Abdurrahman Ibnul Jauzi رحمه الله تعالى - Imam Adz Zahabi di dalam Siyar Alam an Nubala.
Tentang yang disebutkan oleh Al Imam Adz-Dzahabi رحمه الله تعالى,di dalam Siyar Alamin Nubala, ketika membahas biografi Abdurrahman ibnul Jauzi rahimahullahu taala, bahwasanya kalau tidak salah dulu ana dapatkan disitu.
Bahwasanya ketika beliau diminta untuk berkhotbah tentang masalah pentingnya memerdekakan hamba sahaya, maka ternyata selama kurang lebih sebulan beliau tidak berkhotbah tentang itu. Baru setelah itu, beliau berkhotbah dan hasilnya besar. Banyak sekali orang-orang yang kemudian mencari pahala untuk dengan cara memerdekakan hamba sahaya.
Lalu beliau ditanya oleh orang yang meminta itu, yaitu kenapa sekarang anda mengakhirkan sampai satu bulan padahal buat ceramah senang bagi anda, mudah, karena memang beliau adalah orator yang paling hebat di zamannya termasuk yang paling hebat seperti dijelaskan oleh Imam Ibnu Utsaimin. Termasuk orator terhebat di zamannya adalah Ibnul Jauzi.
Maka Ibnu Jauzi mengatakan, pada waktu itu saya belum mampu untuk memerdekakan hamba sahaya. Maka saya kumpul-kumpul duit dulu, sampai kemudian saya mampu membeli hamba sahaya, lalu saya merdekakan kemudian barulah saya berkhotbah tentang itu.
Kemudian para ulama mengomentari, tapi ini sudah lama, ana lupa di buku-buku apa tentang masalah itu, yaitu manakala ucapan itu dibuktikan dengan amalan maka berkahnya besar. Pengaruhnya besar, ehingga orang yang mendengar pun, kemudian turut merasakan besarnya nasehat tadi dan mereka pun berusaha untuk mengamalkan nasihat tersebut.
Adapun untuk orang-orang yang hanya pandai berbicara, dia sendiri tidak mengamalkan yaitu amalannya mendustakan ucapan dia. Maka ucapan dia itu tidak diberkahi, karena masuk ke dalam keumuman firman Allah taala,
۞ أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (44)
Apakah kalian memerintahkan manusia kepada kebaikan, sementara kalian melupakan, melalaikan diri kalian sendiri, (yaitu diri sendiri tidak mengamalkan itu) padahal kalian membaca kitab suci. Maka apakah kalian tidak memikirkan masalah itu.
Juga sebagaimana yang difirmankan oleh Allah subhanahu wa taala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3)
Wahai orang-orang yang beriman kenapa kalian. mengucapkan sesuatu yang tidak kalian amalkan. Alangkah besarnya kebencian Allah yang mana kalian mengucapkan sesuatu yang tidak kalian perbuat.
Maka dari itu, Nabiyullah Syuaib alaihi sholatu wasalam telah mengatakan, saya tidak ingin menyelisihi apa yang perkara yang saya melarang kalian dari perbuatan itu. Saya tidak menginginkan kecuali perbaikan semampu saya.
Ini menunjukkan bahwasanya ucapan kalau tidak dibuktikan dengan perbuatan, maka dia dibenci oleh Allah.
Berarti sebaliknya, kalau ucapan itu didukung dengan perbuatan, maka ucapan inilah yang diridhai oleh Allah taala.
Kalau Allah meridhoi maka berkah menjadi sangat besar. Dan dalil-dalil banyak sekali tentang masalah itu.
Powered by Todorant (?)
Sumber Channel Telegram: soaljawab_sheikhabufairuz