Buruknya keadaan Munafiqun
Buruknya keadaan Munafiqun
Alloh ta'ala berfirman tentang sifat munafiqun:
﴿وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ * الله يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ * أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ بِالْهُدَى فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ -إلى قوله:- مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ الله بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ * صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ﴾ [البقرة: 14- 18].
"Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman mereka berkata,"Kami telah beriman." Tapi apabila mereka menyepi dengan setan-setan mereka, mereka berkata, "Sesungguhnya kami adalah bersama kalian, kami ini hanyalah berolok-olok belaka. Alloh akan membalas olok-olokan mereka dan mengulur mereka terombang-ambing di dalam sikap mereka yang melampaui batas. Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka tidaklah beruntung perdagangan mereka dan tidaklah mereka itu mengikuti petunjuk –sampai pada firman Alloh:- Permisalan mereka seperti orang yang menyalakan api, manakala api tadi telah menerangi apa yang di sekelilingnya, Allohpun menghilangkan cahaya mereka dan membiarkan mereka tak mampu melihat di dalam kegelapan. Mereka itu tuli, bisu dan buta, maka mereka tidak kembali." (QS Al Baqoroh 14).
Maka Alloh ta'ala menjelaskan bahawasanya para munafiqin menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran, berpaling dari mengikuti kebenaran, bahkan mereka berolok-olok dengan agama, maka tidak tidak bermanfaat bagi mereka perbuatan mereka sedikitpun dan bahkan akan kembali kepada mereka keburukannya sebagai balasan bagi apa yang mereka lakukan.
Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata: "Mereka telah berpaling dari Al Kitab dan As sunnah sambil mengolok-olok dan menghina para pembawanya, dan mereka enggan untuk mengikuti hukum dua wahyu itu karena mereka merasa bangga dengan ilmu yang ada pada mereka yang berbanyak-banyak dengannya itu tidak bermanfaat. Mereka berbuat itu dengan jahat dan menyombongkan diri. Maka engkau akan melihat mereka selamanya berolok-olok dengan orang-orang yang berpegang teguh dengan wahyu yang jelas.
﴿الله يستهزئ بهم ويمدهم في طغيانهم يعمهون﴾ [البقرة: 15] .
"Alloh akan membalas olok-olokan mereka dan mengulur mereka terombang-ambing di dalam sikap mereka yang melampaui batas."
Mereka keluar dalam rangka mencari perdagangan yang binasa di lautan kegelapan, maka mereka menaiki kapal-kapal syubuhat (kesamaran) dan keraguan yang berlayar membawa mereka di gelombang khayalan, maka angin kencang mempermainkan perahu-perahu mereka sehingga melemparkannya di antara perahu-perahu orang-orang yang binasa.
﴿أولئك الذين اشتروا الضلالة بالهدى فما ربحت تجارتهم وما كانوا مهتدين﴾ [البقرة: 16] .
"Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka tidaklah beruntung perdagangan mereka dan tidaklah mereka itu mengikuti petunjuk."
(selesai dari "Madarijus Salikin"/1/hal. 357).
Sesungguhnya orang-orang munafiqin bergaya di hadapan kaum mukminin bahwasanya mereka adalah bagian dari mukminin juga, termasuk dari pemilik cahaya, padahal mereka adalah para pemilik kegelapan, maka Alloh membalas perbuatan mereka tadi sesuai dengan jenis amalan mereka dalah kegelapan Kiamat. Alloh ta'ala berfirman:
﴿مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ الله بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ * صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ﴾ [البقرة: 17، 18].
"Permisalan mereka seperti orang yang menyalakan api, manakala api tadi telah menerangi apa yang di sekelilingnya, Allohpun menghilangkan cahaya mereka dan membiarkan mereka tak mampu melihat di dalam kegelapan. Mereka itu tuli, bisu dan buta, maka mereka tidak kembali." (QS Al Baqoroh 14).
Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata: "Dan Alloh berfirman: "Allohpun menghilangkan cahaya mereka " dan tidak berfirman: "menghilangkan api mereka" karena api itu di dalamnya ada sifat pembakaran. Dan demikianlah keadaan munafiqin: cahaya keimanan mereka itu hilang dengan kemunafiqan, dan tinggallah di dalam hati-hati mereka panasnya kekufuran, keraguan dan kesamaran yang mendidih di dalam hati-hati mereka. Hati-hati mereka telah terbakar dengan panasnya, gangguannya dan angin panasnya serta cahaya panasnya di dunia, maka Alloh ta'ala pada hari Kiamat akan membakarnya dengan api yang dinyalakan yang menjulang sampai ke hati. Dan ini adalah permisalan bagi orang yang tidak disertai oleh cahaya keimanan di dunia, bahkan cahaya tadi keluar darinya dan berpisah dengannya setelah dirinya mencari penerangan dengannya.
Dan ini adalah keadaan orang munafiq yang mengetahui kebenaran lalu mengingkarinya, semula mengakuinya kemudian menentangnya. Maka dia di dalam kegelapan dalam keadaan tuli, bisu dan buta sebagaimana firman Alloh ta'ala dalam hak saudara-saudara mereka dari kalangan orang kafir:
﴿والذين كذبوا بآياتنا صم وبكم في الظلمات﴾
"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami mereka itu tuli dan bisu di dalam kegelapan."
Dan berfirman:
﴿ومثل الذين كفروا كمثل الذي ينعق بما لا يسمع إلا دعاء ونداء صم بكم عمي فهم لا يعقلون﴾
"Dan permisalan orang-orang kafir itu seperti permisalan orang yang menyeru orang yang tidak mendengar kecuali sekedar panggilan dan seruan saja. Mereka itu tuli, bisu dan buta, maka mereka tidak memahami."
Dan Alloh ta'ala menyerupakan keadaan orang-orang munafiq tentang keluarnya mereka dari cahaya setelah cahaya tadi menerangi mereka dengan keadaan orang yang menyalakan api dan hilangnya cahaya api tadi darinya setelah api tadi menerangi sekelilingnya, karena orang-orang munafiq itu telah menyaksikan cahaya dengan mata kepala mereka, dengan berkumpulnya mereka dengan kaum muslimin dan sholat dan puasa bersama mereka, dan mendengarkan Al Qur'an, serta menyaksikan alamat-alamat Islam dan menaranya. Oleh karena itulah Alloh ta'ala berfirman tentang hak mereka:
﴿فهم لا يرجعون﴾
"Maka mereka tidak kembali." (QS Al Baqoroh 14).
Tidak kembali kepadanya, karena mereka telah berpisah dengan Islam setelah bersatu dan mengambil cahaya dengannya. Maka mereka tidak kembali kepadanya.
Dan Alloh ta'ala berfirman hak orang kafir:
﴿فهم لا يعقلون﴾
"Maka mereka tidak memahami."
Karena mereka tidak memahami Islam dan tidak masuk ke dalamnya, tidak mengambil cahaya dengannya, dan terus-menerus berada di dalam kegelapan kekufuran, tuli, bisu dan buta. Mahasuci Dzat Yang menjadikan firman-Nya sebagai obat bagi penyakit-penyakit dada, dan menyeru kepada keimanan dan hakikatnya, dan memanggil kepada kehidupan yang abadi dan kenikmatan yang lestari, serta membimbing kepada jalan yang lurus.
Sungguh penyeru keimanan telah memperdengarkan panggilan seandainya panggilannya tadi berjumpa dengan telinga yang terbuka. Dan sungguh nasihat Al Qur'an telah memperdengarkan nasihatnya andaikata nasihatnya tadi bertemu dengan hati yang kosong. Akan tetapi angin syubuhat dan syahawat telah menerpa hati-hati sehingga memadamkan pelita-pelitanya, dan tangan-tangan kelalaian dan kebodohan telah mencengkeram hati sehingga pintu-pintu kelurusannya telah tertutup dan menghilangkan kunci-kuncinya. Pekerjaannya telah tertutup noda sehingga ucapan tak lagi bermanfaat, dan telah mabuk dengan syahawat kesesatan dan tontonan kebatilan, sehingga setelah itu dia tak lagi mencurahkan perhatian pada celaan. Dia telah diberi petuah dengan yang lebih menusuk daripada tombak dan panah, akan tetapi hati-hati tadi telah mati di dalam lautan kebodohan dan kelalaian serta dalam tawanan hawa nafsu dan syahwat. Dan tidaklah orang yang sudah mati itu bisa merasakan pedihnya luka." ("Al Wabilush Shoyyib"/53-54).
Para munafiqin telah mengetahui bahwasanya Rosululloh صلى الله عليه وسلم datang membawa petunjuk dan agama yang benar demi kemaslahatan para hamba, manfaat untuk mereka, dan kesempurnaan kehidupan mereka di dua negri. Akan tetapi kebencian mereka terhadap kebenaran dan kedengkian mereka terhadap pembawanya telah menghalangi masuknya cahaya petunjuk ke dalam hati-hati mereka, sehingga mereka tak bisa mengambil manfaat dengan ilmu mereka tadi, sehingga akhirnya ilmu tadi diambil lagi dari mereka sampai-sampai mereka tak bisa memahami kebenaran dan tak sanggup melihatnya. Mereka menduga bahwasanya Rosul itu datang membawa perkara yang membahayakan mereka dan menakutkan mereka. Alloh ta'ala berfirman:
﴿أَوْ كَصَيِّبٍ مِنَ السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ مِنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ وَالله مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ * يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا وَلَوْ شَاءَ الله لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ إِنَّ الله عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ﴾ [البقرة: 19، 20]
"Atau seperti hujan deras dari langit yang di dalamnya ada kegelapan, guntur dan kilat. Mereka menjadikan jari-jemari mereka ke telinga mereka dikarenakan petir karena mereka takut kematian. Dan Alloh itu Maha Meliputi orang-orang kafir. Hampir-hampir guntur itu menyambar pandangan mata mereka. Setiap kali guntur tadi menerangi untuk mereka, merekapun berjalan dalam penerangannya. Dan jika mereka telah terliputi kegelapan, merekapun berdiri terdiam. Jika Alloh menghendaki pastilah Alloh akan menghilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Alloh itu mampu terhadap segala sesuatu." (QS Al Baqoroh 19-20).
Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata: "Shoyyib adalah hujan yang turun dari langit dengan cepat, dan dia itu seperti Al Qur'an yang dengannya hati itu hidup, seperti hujan yang dengannya bumi dan tanaman serta hewan itu hidup. Maka kaum mukminin mengetahui yang demikian itu. Mereka mengetahui adanya kehidupan yang tak terbayangkan yang dihasilkan dengan Al Qur'an tadi, sehingga adanya kilat dan guntur itu tidaklah menghalangi mereka untuk mengambil manfaat tadinya. Kilat dan guntur itu adalah ancaman dan hukuman yang Alloh peringatkan dengannya bagi orang yang menyelisihi ajaran-Nya, dan Alloh kabarkan bahwasanya orang tadi seperti orang yang mendustakan Rosululloh صلى الله عليه وسلم . Atau petir tadi ibarat perintah-perintah yang keras seperti jihad memerangi para musuh, dan sabar menjalankan perintah, atau perintah-perintah yang berat bagi jiwa karena menyelisihi keinginan diri. Dan perintah yang berat tadi seperti kegelapan, kilat dan guntur. Akan tetapi orang yang mengetahui tempat-tempat jatuhnya hujan deras dan kehidupan yang akan dihasilkannya tidaklah merasa ngeri dengan adanya kegelapan, kilat dan guntur yang menyertai hujan tadi, bahkan dirinya merasa akrab dengannya dan bergembira dengannya karena mengharapkan kehidupan dan kesuburan.
Adapun orang munafiq maka sungguh dia itu telah buta hatinya sehingga pandangannya tidak melampaui kegelapan tadi dan tidak melihat selain kilat yang hampir-hampir menyambar pandangan, dan juga guntur besar dan kegelapan. Maka orang munafiq merasa ngeri dengan yang demikian itu dan merasa takut dengannya, sehingga dia meletakkan jari-jarinya di kedua telinganya agar tidak mendengar suara petir tadi. Guntur, kuatnya kilatannya dan besarnya cahayanya tadi juga membuatnya takut. Dia merasa takut petir tadi menyambar pandangannya, karena pandangan matanya terlalu lemah untuk bisa tetap adad pada saat ada sambaran petir tadi. Maka orang ini berada dalah kegelapan sambil mendengarkan suara-suara petir yang merusak, dan melihat kilat yang menyambar itu. Jika kilat tadi menerangi apa yang ada di depannya, diapun berjalan di dalam penerangannya. Dan jika dia kehilangan kehilangan cahaya, berdirilah dia dengan kebingungan tidak tahu ke mana hendak pergi. Dan disebabkan karena kebodohannya sendiri, dia tidak tahu bahwa adanya petir dan sebagainya tadi adalah termasuk dari konsekuensi adanya hujan yang dengannya akan terwujudkan kehidupan bumi, kehidupan tanaman, dan kehidupan dirinya itu sendiri. Dia tidak mendapati selain petir, kilat dan kegelapan, dan dia tidak menyadari apa yang ada di balik itu semua. Maka kengerian terus menyertainya, rasa takut dan gentar tidak berpisah dari dirinya. Adapun orang yang merasa akrab dengan hujan tadi dan tahu bahwasanya memang di dalam hujan itu pasti ada petir, kilat dan kegelapan, disebabkan oleh mendung. Dia merasa akrab dengan itu dan tidak merasa ngeri dengannya. Dan yang demikian tadi tidak menghentikannya dari mengambil bagiannya dari air hujan tadi.
Maka ini adalah permisalan yang sesuai dengan air hujan, yang Jibril صلى الله عليه وسلم turun dengannya dari sisi Robbul alamin تبارك وتعالى kepada hati Rosululloh صلى الله عليه وسلم untuk dengannya menghidupkan hati-hati dan seluruh yang ada. Hikmah Alloh menuntut wahyu tadi disertai dengan mendung, petir dan kilat sebagaimana yang menyertai hujan air, sebagai hikmah yang mendalam dan sebab yang tertata, diatur oleh Al Azizul Hakim.
Maka bagian orang munafiq dari hujan tadi adalah awannya, petirnya dan kilatnya saja, dia tidak tahu apa yang ada di balik itu, sehingga dia merasa ngeri dengan perkara yang diakrabi oleh mukminin. Dia merasa ragu dengan perkara yang dengannya orang-orang yang berilmu merasa tenang. Dia merasa bimbang dengan perkara yang dihindari oleh orang yang berpandangan tajam yang memahami. Pandangannya dalam permisalan api seperti pandangan kelelawar di siang hari. Pendengarannya dalam permisalan air seperti pendengaran orang yang mau mati karena suara petir. Telah disebutkan dari sebagian binatang bahwasanya dia mati karena mendengar suara petir."
(selesai dari "Al Wabilush Shoyyib"/hal. 55-56).
Demikianlah keadaan para munafiqin. Maka dikarenakan kerasnya kebencian mereka pada Rosululloh صلى الله عليه وسلم dan mukminin maka merekapun mengolok-olok mereka dan menghalangi manusia dari jalan Alloh dengan cara menghalangi mereka dari hukum Rosululloh صلى الله عليه وسلم dan pengajaran beliau, sebagaimana firman Alloh ta'ala:
﴿وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ الله وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا﴾ [النساء: 61]
"Dan jika dikatakan pada mereka: "Kemarilah kalian kepada apa yang diturunkan oleh Alloh dan kepada Rosul" engkau akan melihat orang-orang munafiqin benar-benar menghalangi manusia darimu."
Maka orang-orang munafiq itu merusak di bumi dan berpenampilan seakan-akan mereka itu membuat perbaikan, sebagaimana firman Alloh ta'ala:
﴿وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ * أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لَا يَشْعُرُونَ﴾ [البقرة: 11، 12].
"Dan jika dikatakan pada mereka: "Janganlah kalian merusak di bumi" mereka berkata: "Sesungguhnya kami ini hanyalah berbuat perbaikan" Ketahuilah sesungguhnya mereka itulah yang merusak akan tetapi mereka tidak menyadari."
Dan dikarenakan besarnya bahaya mereka terhadap muslimin, Alloh memperingatkan manusia dari para munafiqin di ayat-ayat yang banyak, di antaranya adalah:
﴿وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ الله أَنَّى يُؤْفَكُونَ﴾ [المنافقون: 4].
"Dan jika engkau melihat mereka maka badan-badan mereka akan membuatmu kagum. Dan jika mereka berbicara engkau akan mendengarkan ucapan mereka. Seakan-akan mereka itu adalah kayu-kayu yang disandarkan. Mereka mengira seluruh teriakan adalah ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh yang sebenarnya, maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Alloh memerangi mereka, kemanakah mereka dipalingkan."
Dan Alloh menyingkapkan tipu daya mereka dan keburukan mereka agar keadaan mereka itu menjadi jelas di mata kaum mukminin. Alloh ta'ala berfirman:
﴿يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَنْ تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِي قُلُوبِهِمْ قُلِ اسْتَهْزِئُوا إِنَّ الله مُخْرِجٌ مَا تَحْذَرُونَ * وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ * لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ﴾ [التوبة: 64 - 66].
"Para munafiqun khawatir akan diturunkan tentang mereka suatu surat yang menjelaskan pada mereka tentang apa yang ada di dalam hati mereka. Katakanlah: "Berolok-oloklah, sesungguhnya Alloh akan mengeluarkan apa yang dulu kalian khawatirkan. Dan pasti jika engkau bertanya pada mereka pastilah mereka akan menjawab: "Kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Alloh, ayat-ayat-Nya dan Rosul-Nya kalian itu berolok-olok? Janganlah kalian mengemukakan alasan, kalian telah kafir setelah keimanan kalian. Jika kami memaafkan sekelompok dari kalian, Kami akan menyiksa sekelompok yang lain karena mereka itu adalah kaum yang jahat."
Al Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata: "Dan jika akal-akal, pendengaran-pendengaran dan penglihatan-penglihatan ini berjumpa dengan syubuhat setan, khayalan yang rusak dan dugaan dusta, dia akan berputar-putar di dalamnya dan menyerang, berdiri dan duduk, meluas di dalamnya ruang lingkupnya, dan banyak desas-desusnya di dalamnya, lalu dia memenuhi pendengaran dengan igauan, dan memenuhi bumi dengan catatannya. Dan alangkah banyaknya orang-orang yang memenuhi seruan orang-orang itu, menyambut mereka, menegakkan dakwah mereka, melindungi area mereka di bawah bendera-bendera mereka dan memperbanyak jumlah mereka.
Dikarenakan meluasnya bencana yang disebabkan oleh mereka dan bahaya hati yang disebabkan oleh ucapan mereka, maka Alloh merobek tabir-tabir mereka dalam kitab-Nya dengan puncak perobekan, dan menyingkapkan rahasia mereka dengan puncak penyingkapan, serta menjelaskan tanda-tanda mereka, perbuatan mereka dan ucapan mereka. Dan terus-menerus Alloh عز وجل berfirman: "Dan di antara mereka …, dan di antara mereka …, dan di antara mereka …." Hingga tersingkaplah urusan mereka dan jelaslah hakikat mereka serta nampaklah rahasia mereka.
Alloh Yang Mahasuci telah menyebutkan di awal surat Al Baqoroh sifat-sifat mukminin, kafirin dan munafiqin. Maka Alloh menyebutkan tentang sifat mukinin tiga ayat, dan tentang sifat kafirin dua ayat, dan tentang sifat munafiqin itu belasan ayat, karena luasnya cakupan bencana yang mereka akibatkan, dan kerasnya musibah karena percampuran dengan mereka, karena mereka itu dari kulit yang sama, menampakkan kesesuaian dan saling menolong, berbeda dengan orang kafir yang telah melestarikan permusuhan dan menampilkan rahasianya dan menyeru untukmu dengan apa yang ditampakkannya untuk menjauh dan berpisah darinya." ("Al Wabilush Shoyyib"/hal. 57).
---------------
("Zajrul Kuffar Wal Munafiqin Al Mustahziina Bi Sayyidil Mursalin -shollallohu 'alaihi wa 'ala Alihi Ajma'in-” | Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Indonesiy Al Qudsiy Al Jawiy حفظه الله )
Sumber Channel Telegram: fawaidMaktabahFairuzAddailamiy